Kini Gen Z alias Generasi Z dipandang sebagai kelompok yang potensial bagi banyak brand. Karena, mereka punya karakter dalam memahami perkembangan zaman dan teknologi yang akhirnya juga ikut mengubah cara mereka dalam membelanjakan uangnya.
Menurut Forbes, daya beli Gen Z cukup menjanjikan, karena sebagian besar dari mereka sudah mulai meniti karier di tahun ini.
Kalau dari laporan Adweek, Gen Z ini terus bertumbuh, khususnya di Amerika Serikat dan pertumbuhannya diprediksi mencapai 40 persen pada tahun 2020. Angka ini diperkirakan mengalami kenaikan yang mirip dengan negara lain, apalagi jika suatu negara itu memiliki demografi yang kuat.
Anyway, Gen Z memiliki perbedaan perilaku dan perspektif dalam melihat value suatu barang, yang ternyata menjadi sorotan banyak brand untuk segera mengubah strategi marketing mereka.
Bahkan, di Indonesia sendiri sudah banyak brand yang “mengubah haluan” untuk lebih fokus memenuhi kebutuhan serta menarik perhatian Gen Z untuk shopping.
Ada beberapa merk yang mengakui kalau mereka sedang fokus mengincar pelanggan Gen Z, seperti Lazada, BASE Skincare, Marc Jacobs, Coach, dan lain sebagainya.
Gen Z sendiri ternyata memiliki kebiasaan yang berbeda dengan generasi lainnya ketika belanja nih, gengs. Penasaran apa aja? Scroll down for the details!
1. Melihat keberagaman
Konsumen muda termasuk Gen Z kini punya karakter yang lebih open terhadap budaya dan kebiasaan yang berbeda, khususnya dalam memandang keberagaman.
Menariknya, cara pandang mereka tampaknya gak pernah terlihat dari karakter generasi lain seperti Milenial dan Baby Boomer dalam mengeluarkan uangnya.
2. Sensitif soal harga

Gen Z bisa belajar soal apa yang sudah dialami oleh kakak atau orangtua mereka dalam menghadapi masalah finansial.
Hal ini membuat mereka jadi lebih mengandalkan transaksi perbankan yang bikin mereka merasa lebih aman dan lebih sensitif soal harga, serta membeli barang dengan transaksi kredit.
Menurut data dari Apptus, cuma 19 persen Gen Z saat ini yang membeli barang secara kredit. Ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Milenial yang persentase kredit atau utangnya 30 persen.
3. Lebih kritis terhadap kualitas
Gen Z disebut-sebut menjadi kelompok konsumen yang paling kritis sampai saat ini, dan punya pandangan berbelanja dan konsumsi yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Generasi yang lahir di rentang tahun 1997-2012 ini merupakan generasi terbaru yang memasuki dunia kerja dan punya daya beli yang kuat. Generasi Z juga cenderung memiliki demand yang lebih besar untuk barang berkualitas tinggi dan memantau pengeluaran mereka supaya nggak terlalu boros.
Maka dari itu, berbagai brand harus mengatur strategi untuk memikat daya beli mereka yang kuat tersebut.
4. Ingin belanja yang sustain alias berkelanjutan

Gen Z ini peduli banget dengan planet dan masa depan, which means ini menjadi peluang besar juga buat pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Mereka juga percaya kalau generasi sebelumnya mewakili konsumsi yang berlebihan, kapitalisme, dan materialisme.
Dari laporan First Insight, konsumen dari kalangan Gen Z cenderung membeli produk yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi. Bahkan, mereka rela membayar 10 persen lebih mahal untuk produk yang mengusung konsep sustainability. You guys are really cool indeed!
5. Media sosial berpengaruh banget terhadap minat belanja

Memang gak bisa dihindari kalau kebiasaan konsumen saat ini telah beralih ke media sosial. Kebanyakan Gen Z merasa media sosial gak cuma digunakan untuk saling terhubung aja, tapi juga mencari inspirasi, meneliti produk dan terhubung dengan merk favorit mereka.
Misalnya di Amerika Serikat, 60 persen Gen Z di sana mengandalkan Instagram untuk menemukan merk, produk, dan layanan baru.
Nah, untuk sekarang, kategori brand yang cukup diuntungkan dengan kebiasaan Gen Z ketika shopping adalah produk fashion sampai aksesori. Dalam hal ini, influencer juga berpengaruh banget pada Gen Z dibandingkan generasi yang lebih tua.
Sebuah studi dari Google menunjukkan, 70 persen remaja yang berlangganan saluran YouTube mengatakan kalau mereka lebih suka karya yang dibuat oleh influencer, kreator konten atau YouTuber ketimbang selebritas pada umumnya.
Bahkan, kebanyakan dari mereka menjadikan influencer sebagai patokan atau rekomendasi untuk membeli suatu barang.
Well, itulah lima kebiasaan Gen Z saat belanja, which is memang beda banget dengan generasi-generasi mereka sebelumnya. Buat kamu para Gen Z, lima kebiasaan di atas ada relate banget sama kamu gak, gengs?









