Kenalan Lebih Jauh dengan Gaya Hidup Ramah Lingkungan dan Istilah Lainnya, Yuk!

Tahukah kamu jejak karbon apa saja yang kita tinggalkan setiap harinya? Cek di sini, yuk!

103

Gaya hidup ramah lingkungan saat ini memang sedang menjadi sorotan dari masyarakat luas, gengs. Sudah banyak masyarakat, bahkan beberapa nama publik figur yang mulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, atau yang sering disebut dengan sustainable lifestyle ini.

Well, menerapkan gaya hidup ini di kehidupan sehari-hari ternyata penting banget lho gengs, mengingat usia Bumi yang sudah enggak muda lagi serta tumpukan sampah yang mulai sangat membebani.

Ilustrasi Gaya Hidup Ramah Lingkungan/Via: Shutterstock

Enggak perlu suatu gebrakan yang besar, cukup dengan buang sampah pada tempatnya, menggunakan totebag, atau sesimpel membawa bekal dan tempat minuman sendiri, kamu sudah menerapkan hal-hal baik dan gaya hidup ramah lingkungan, lho.

Tapi sesuai dengan peribahasa “tak kenal maka tak sayang”, supaya lebih mengenal dan paham mengenai gaya hidup ramah lingkungan, berikut beberapa istilah mengenai sustainable life yang perlu kamu tahu, gengs!

Apa sih Gaya Hidup Ramah Lingkungan?

Ilustrasi Produk Ramah Lingkungan/Via: Shutterstock

Gaya hidup ramah lingkungan bisa kamu artikan sebagai sebuah rutinitas sehari-hari yang enggak membahayakan alam dan lingkungan hidup sekitar. Seperti meminimalisir tumpukan sampah, menghemat penggunaan listrik di dalam rumah, sampai menghemat penggunaan air dan juga gaya hidup sederhana lainnya.

Gaya hidup ini juga identik dengan mengurangi penggunaan plastik di dalam kehidupan sehari-hari dan menggantinya dengan produk yang bisa digunakan berkali-kali seperti totebag, botol minum, tempat makan, dan lain sebagainya.

Dengan menerapkan sustainable lifestyle di kehidupan sehari-hari, kita dapat membantu menjaga bumi dan meminimalisir kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, serta dapat memberikan kehidupan yang lebih baik pada generasi-generasi berikutnya.

Daur Ulang

Ilustrasi Daur Ulang/Via: Shutterstock

Bicara soal gaya hidup ramah lingkungan enggak bisa lepas dari penggunaan produk daur ulang atau penerapan proses daur ulang.

Daur ulang merupakan proses penggunaan kembali beberapa material produk menjadi produk yang berbeda dari sebelumnya.

Seperti contohnya, kalau kamu memiliki wadah bekas skincare yang baru saja habis, wadah tersebut jangan langsung kamu buang ya, gengs, kamu bisa menggunakannya sebagai produk yang lebih bermanfaat sesuai dengan kebutuhan lainnya, seperti vas bunga atau barang berguna lainnya.

Kegiatan ini punya beberapa tujuan penting, salah satunya mengurangi jumlah sampah baru pada lingkungan.

Berkelanjutan

Ilustrasi Berkelanjutan/Via: Shutterstock

Kata berkelanjutan juga sering dikaitkan dengan gaya hidup ramah lingkungan, bahkan gaya hidup ini juga sering dibilang dengan gaya hidup berkelanjutan. Well, menurut KBBI, kata berkelanjutan memiliki arti “seterusnya” atau “berlangsung terus-menerus”.

Sejalan dengan pengertian tersebut, jika dalam konteks ramah lingkungan, kata berkelanjutan atau sustainable memiliki arti untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan, menjaga kualitas udara dan air yang baik, serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Dan hal yang terpenting, kata keberlanjutan juga harus diiringi dengan suatu visi yakni untuk menjaga energi atau sumber daya alam untuk generasi selanjutnya.

Jadi sederhananya, gaya hidup berkelanjutan memiliki makna sebuah gaya hidup yang mencakup beberapa tujuan di atas, seperti menjaga energi, dan menjaga lingkungan untuk kehidupan di masa mendatang.  

Jejak Karbon

Jejak karbon atau “carbon footprint” merupakan sebuah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan jumlah karbon atau emisi yang manusia hasilkan dari beberapa aktivitas sehari-hari.

Seperti menggunakan kendaraan bermotor, penggunaan energi listrik atau air secara berlebihan, dan juga pada saat kita mengonsumsi makanan.  

Seperti yang sudah Oppal gengs tahu, kendaraan bermotor mengeluarkan gas emisi (CO2) dan merupakan salah satu aktivitas terbesar yang berkontribusi dalam pencemaran udara. Di sisi lain, penggunaan energi listrik atau air untuk keperluan sehari-hari juga perlu kita perhatikan, terutama ketika kita menggunakan TV, AC, lampu, kulkas, mesin cuci, dan produk elektronik lainnya, begitu juga dengan penggunaan air.

Yang enggak kalah penting, mengonsumsi makanan sehari-hari juga rentan dengan penambahan jejak karbon pada lingkungan. Mulai dari proses pembuatan bahan baku, proses produksi (memasak dan lain-lain), proses distribusi (misalnya kamu menggunakan jasa ojek online yang menggunakan kendaraan bermotor untuk mengantarkan makanan), hingga makanan tersebut sampai di tangan kita.

Proses tersebut masing-masing memiliki jejak karbon atau emisi yang dihasilkan. Belum lagi jika makanan tersebut tidak habis, sampah makanan tersebut akan mengeluarkan gas metana yang mana juga menjadi sumber gas emisi.

Ketiga kegiatan tersebut memiliki dampak yang besar terhadap Bumi dan juga kehidupan manusia, seperti cuaca ekstrem dan bencana alam, rusaknya ekosistem laut, es di kutub mencair, hingga berkurangnya sumber air bersih.

Dapat Terurai Secara Hayati

Via: Shutterstock

Kata ini pasti sering kamu dengar jika berkaitan dengan suatu produk yang ramah lingkungan. Sederhananya, katakanlah kamu membeli suatu produk yang memiliki kemasan ramah lingkungan atau dilabeli dengan “dapat terurai secara hayati”.

Maka setelah kemasan tersebut dibuang, kemasan enggak akan membebani lingkungan, ia akan lebih cepat kembali menyatu dengan tanah dengan alami, ketika mikroorganisme, jamur atau bakteri mengonsumsinya. Proses ini akan memiliki waktu selama beberapa hari atau paling lama hitungan bulan tergantung bahan apa yang digunakan.

Hal ini bertolak belakang dengan kemasan plastik yang dapat bertahan selama 500 tahun atau lebih karena tidak dapat terurai secara alami di lingkungan.

Slow Fashion

Ilustrasi Slow Fashion/Via: Shutterstock

Kalau Oppal gengs termasuk penikmat fesyen, kata slow fashion atau sustainable fashion ini juga mungkin pernah kalian dengar.

Berbanding terbalik dengan lawannya yakni fast fashion, yang memiliki fokus untuk memproduksi pakaian dalam jumlah yang besar dan berganti sangat cepat untuk mengikuti tren, maka slow fashion memiliki arti untuk memproduksi suatu produk yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dibuat dengan jumlah yang sedikit, tidak berfokus dengan kuantitas tapi kualitas.

Slow fashion juga berpedoman dengan tiga pilar utamanya, yakni lingkungan, sosial (menghargai para pengrajin), dan juga sirkular ekonomi.

Jadi, bisa dibilang jika kamu menemukan merek pakaian yang memiliki fokus kepada slow fashion, maka produk tersebut lebih ramah lingkungan. Seperti menggunakan pewarnaan alami, menggunakan bahan daur ulang atau bahan ramah lingkungan.

Itu dia beberapa istilah yang berkaitan dengan kata “ramah lingkungan” yang sering kamu temukan di dalam kehidupan sehari-hari. Semoga, kita juga bisa dapat menerapkan beberapa hal baik dalam kegiatan sehari-hari yang dapat melindungi lingkungan secara konsisten ya, gengs!

Kalau kamu, kebiasaan ramah lingkungan apa nih yang sudah kamu terapkan? Komen di bawah, ya!