We all heard about it: recession. Kata itu bahkan terngiang di kepala setiap kali kita mendengar atau membaca kabar mengenai seorang teman atau kenalan yang terkena PHK atau lay off. We must admit, keadaan saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Meskipun begitu, beberapa waktu belakangan muncul tren baru yang mungkin bisa menjadi jalan keluar kita terhadap situasi sekarang ini: career cushioning.
Meskipun tren ini bukan jawaban yang terbaik, tapi “bantalan karier” atau career cushioning mungkin dapat membantumu bangkit kembali dari keadaan ekonomi yang sedang carut-marut. Ini juga mungkin bisa menjadi saran bagi temanmu yang baru saja kehilangan pekerjaan agar dia bisa kembali menyiapkan diri untuk berdiri tegak dan mengejar kesuksesan. Karena apa pun yang terjadi, pasti selalu ada jalan keluarnya. Right?
Apa Itu Career Cushioning?

Istilah career cushioning awalnya merupakan sebuah ungkapan yang berasal dari dunia kencan – cushioning – di mana seseorang mencari pilihan romantis (alias gebetan baru) ketika masih menjalin hubungan. Yup, we know what you think about it, dan meskipun OPPAL tidak menyarankan kamu untuk melakukan hal ini (terutama kalau kamu sudah punya pasangan), jika menyangkut karier, ini adalah hal yang sangat berbeda.
Dalam istilah profesional, career cushioning berarti: Menjaga posisimu tetap aman sembari mengambil tindakan untuk “mempersiapkan bantalan” kalau-kalau terjadi sesuatu yang tidak terduga. Dengan kata lain, kamu mencari jalur karier baru yang lebih stabil dibandingkan dengan posisimu saat ini.
Selain itu, career cushioning juga bisa berupa mempelajari keterampilan baru untuk memperluas pengetahuan di bidang tertentu hingga mencari koneksi yang lebih profesional.
Mengapa Tren Career Cushioning Kian Populer?

Hal ini tentu tidak mengherankan, karena bukan rahasia lagi bahwa, seiring kenaikan biaya hidup, banyak perusahaan mencari penghematan dengan “merumahkan” beberapa karyawan demi menghadapi potensi resesi yang disebabkan oleh inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.
Mengutip dari Glamour, Charlotte Davies, seorang Career Expert dari LinkedIn, mengatakan, “Sebagai akibat dari ketidakpastian ekonomi, kami melihat adanya tren baru di mana para karyawan mengambil tindakan pencegahan di tempat kerja dalam bentuk ‘career cushioning‘.”
“Ini berarti mereka sedang mengambil tindakan untuk melindungi diri mereka sendiri. Tidak berarti karyawan mengubah sikap mereka terhadap peran mereka saat ini. Sebaliknya, mereka menggunakan career cushioning sebagai semacam ‘polis asuransi’ untuk menyiapkan diri mereka di masa depan,” tambah Charlotte.
Menurut data LinkedIn, banyak penggunanya kini berada dalam mode full cushioning. “Kami telah melihat anggota kami menambahkan 365 juta keterampilan ke profil mereka selama 12 bulan terakhir, naik 43% dari tahun ke tahun. Ini adalah career cushioning dalam praktiknya – mereka sedang meningkatkan keterampilan, menjangkau jaringan profesional yang lebih luas, dan membangun profilnya lebih matang,” jelas Charlotte.
Tips untuk Mulai Career Cushioning

Melansir dari Glamour, berikut ini beberapa tips untuk career cushioning dari para ahli di LinkedIn:
Bersikap terbuka
“Kalau kamu merasa kurang bahagia dengan posisimu sekarang, ambil waktu untuk berbicara secara transparan dan terbuka dengan manajermu untuk melihat apakah ada yang bisa diubah dan apakah kamu masih punya peluang untuk berkembang. Pastikan kamu juga mengatakan pada atasanmu bahwa kamu memang berkomitmen dengan peranmu saat ini,” ujar Charlotte.
Perbarui media sosialmu
…termasuk LinkedIn, yang saat ini memang sering menjadi media sosial untuk meningkatkan karier. Semudah mengganti foto profil atau mengunggah update biodata terkini pun sudah cukup.
Kalau kamu butuh lebih “dilirik”, kamu juga bisa memasukkan keterampilan baru atau kata kunci yang relevan untuk ditampilkan dalam deskripsi pekerjaanmu. Ini dapat meningkatkan visibilitasmu dalam pencarian yang dilakukan oleh para recruiter.
Pelajari keterampilan baru
“Bagi banyak orang, career cushioning bukan cuma soal mencari pekerjaan baru, tapi juga membangun kepercayaan diri dan meningkatkan skill yang dimiliki,” saran Charlotte.
Kamu bisa memanfaatkan kelas online (mulai dari yang gratis sampai berbayar) yang ada di LinkedIn Learning Courses, Coursera, SkillShare, dan lainnya untuk “mempersenjatai diri”. Dengan begitu, ketika ada sesuatu yang terjadi di luar perkiraan, kamu sudah punya banyak keterampilan untuk mendukung pencarian kerja di masa depan.
Manfaatkan jaringan pertemananmu
Jangan malu untuk berteman dengan orang baru, dan gunakan network serta media sosialmu untuk terhubung dengan orang atau pekerjaan baru.
Twitter serta LinkedIn saat ini banyak memberikan informasi soal pekerjaan baru – yang mungkin saja tidak pernah kamu temukan sebelumnya.
Itu dia beberapa tips untuk career cushioning yang bisa kamu praktikkan. Semoga di tahun ini semuanya bisa berjalan sesuai rencana ya, Oppal gengs!









