Mengenal Istilah Slow Living yang Sedang Tren dan Manfaatnya untuk Diri Sendiri

Take it easy, guys!

197
Apa Itu Slow Living

Belakangan ini istilah slow living ramai diperbincangkan banyak orang, termasuk di media sosial. Sejumlah pengguna di Twitter pun membagikan pendapatnya dan mencontohkan slow living versinya masing-masing.

Yup, tanpa kita sadari, dunia akhir-akhir ini terasa bergerak begitu cepat, bahkan terlalu cepat. Saat naik transportasi umum, orang-orang saling berebut masuk dan keluar. Ketika naik tangga atau eskalator di stasiun KRL juga saling berdesakan. Semua orang tampak terburu-buru, berjalan seperti setengah berlari.

Beberapa hal di atas mungkin terjadi dengan kita, sehingga kita bisa melihat, merasakan, dan menjalaninya dengan rasa yang melelahkan. Lari, bergerak, saling berebut setiap saat bisa membuat tubuh dan pikira juga jadi kewalahan. Inilah yang akhirnya membuat orang mulai berpikir untuk menjalankan gaya hidup slow living.

Jadi, apa sih slow living yang akhir-akhir ini sedang ngetren?

Pengertian slow living

Apa Itu Slow Living
Ilustrasi slow living/pexels

Melansir Kompas.com, slow living merupakan gaya hidup lambat yang menekankan pada kedamaian diri tanpa terlalu terpaku pada pencapaian tertentu.

Pakar pengobatan China dan herba, Dr. Jenelle Kim mengatakan, “Slow living adalah pendekatan sadar terhadap kehidupan yang melibatkan hidup lebih lambat, sehingga kamu bisa menghargai setiap momen dan memprioritaskan apa yang penting dalam hidup.”

Cara hidup seperti ini memang jauh dari normalisasi masyarakat modern yang didominasi dengan persaingan yang kuat dan ketat dalam berbagai bidang.

Tapi, slow living juga mengajak kita untuk mencoba menerapkan cara berpikir baru yang memungkinkan kita untuk menerima dan mengalami semua yang ditawarkan kehidupan sepenuhnya.

Belakangan ini, konsep slow living ini memang semakin populer berkat media sosial. Tapi, slow living ternyata sudah eksis dalam banyak masyarakat dan budaya selama berabad-abad, seperti yang dikatakan Dr. Jenelle Kim.

Kim juga mengatakan, munculnya pandemi Covid-19 juga memberikan kontribusi pada popularitas gaya hidup berkesadaran ini, karena banyak orang yang akhirnya memaksa untuk memperlambat dan mengevaluasi kembali prioritasnya.

Pandemi memang membawa banyak gambaran sekilas kepada orang-orang tentang manfaat hidup yang lebih lambat. Sebab, banyak orang yang sebetulnya mengalami kelelahan fisik ataupun mental akibat tekanan, kesibukan, dan stres yang terus-menerus.

Manfaat slow living

Apa Itu Slow Living
Ilustrasi slow living/shutterstock

Slow living ternyata punya manfaat untuk menghadirkan lebih banyak kebahagiaan, kedamaian, dan kegembiraan, karena hal-hal tersebut dijadikan prioritas utama.

Kim juga menjelaskan, salah satu unsur slow living yang penting banget adalah menghilangkan stres dari hidup yang bermanfaat untuk fisik maupun mental. Y’all agree?

Contoh manfaat-manfaatnya antara lain membuat tidur jadi lebih nyenyak, pencernaan yang lebih baik, suasana hati yang meningkat, berkurangnya ketegangan otot, rasa cemas yang berkurang, dan tekanan darah yang lebih rendah.

Selain itu, slow living juga bermanfaat untuk kesejahteraan spiritual. Seperti yang dikatakan Kim, “Hidup sederhana dan memilih untuk memberikan perhatian penuh setiap saat membantu kamu terhubung dengan diri sendiri dan tujuan kamu.”

“Begitu diimplementasikan, orang cenderung merasakan rasa syukur dan penghargaan yang menyeluruh terhadap kehidupan,” ucap Alyse Bacine, seorang mentor spiritual dan praktisi pernapasan.

Bagaimana pendapatmu tentang slow living yang akhir-akhir ini ramai di kalangan publik? Apakah kamu tertarik menerapkan konsep slow living?

Anyway, gaya hidup ini juga relate dengan kalimat yang belakangan ramai di medsos, “Santai dulu enggak sih?!”

TIRA
WRITTEN BY

TIRA

Fashion and sport enthusiast!