Semakin bertambahnya usia dan berbagai macam lingkungan yang sudah kita lalui akhirnya membuat kita sudah banyak merasakan pahit manisnya pertemanan. Jika di usia 20-an kamu punya banyak teman yang hangat dan selalu spreading happiness, tapi kedewasaan memang tetap enggak bisa diabaikan.
Hal tersebut akhirnya membuat kamu seakan lebih selektif dalam memilih siapa yang menjadi kunci rahasiamu atau siapa yang sebatas nyaman diajak pergi.
Semakin lama kamu mengenal teman-temanmu, maka kamu juga semakin paham dengan karakter mereka sesungguhnya. Ada yang semakin terlihat berharga, tapi enggak sedikit juga yang hanya akan menjadi racun.
Jika karakter-karakter tersebut ada pada temanmu, kamu harus bersiap akan kehilangan mereka perlahan saat usiamu akan menginjak 25. Tapi, jangan khawatir, enggak bikin kamu rugi juga kok!
Ini teman yang akan menghilang dari circle kamu saat menginjak usia 25 tahun:
1. Teman dengan drama queen level yang tinggi banget
Teman punya fungsi yang memang menjadi pendengar dan pemberi saran yang baik, tapi kalau yang diceritakan soal keluhan dan masalah dia yang enggak seberapa sama masalah hidupmu, dan seakan-akan hidup dia yang paling menyedihkan.
Mereka enggak pernah lihat di sekitarnya dan bersyukur dengan apa yang sudah dia punya. Intinya, cuma dia yang paling sedih di dunia ini deh!
2. Teman yang suka mengolok-olok kamu di belakang, karena iri dengan pencapaianmu
Teman yang punya banyak pencapaian memang seharusnya jadi motivasi kita untuk bisa lebih maju, tapi teman-teman yang sirik sering enggak mau mengakui bahwa kamu memang pantas dibanggakan dan akhirnya mencari kekuranganmu untuk membesarkan hatinya bahwa kamu enggak lebih baik darinya.
Coba kamu pikir lagi, waktu kamu terlalu berharga untuk dihabiskan dengan teman seperti itu. Setuju dong?!
3. Teman yang cuma menjadikan kamu “sidekick” dan merasa nggak boleh kalah darimu
Di setiap kumpulan pertemanan memang pasti ada seorang yang pengin lebih menonjol dari yang lain. Layaknya di film, sidekick adalah pendamping tokoh utama, dan temanmu merasa selalu ingin menjadi tokoh utamanya.
Bagi dia, kamu enggak boleh lebih unggul darinya, dan pada akhirnya kamu hanya terlihat sebagai follower-nya.
4. Teman yang gaya hidupnya kurang baik dan enggak bisa lagi diikuti
Memang enggak gampang untuk bisa merasa klop banget sama teman, tapi gaya hidup teman akrabmu justru malah enggak cocok lagi denganmu. Inilah saatnya kamu beranjak melepas gaya hidup foya-foya tersebut.
Satu hal yang perlu kamu ingat, dengan tidak mengikuti gaya hidupnya, bukan berarti kamu meninggalkan dia. Kamu hanya menyaring apa saja yang bisa kamu dapat dari temanmu.
Akan tetapi, jika dia masih saja bertahan dengan gaya hidupnya tersebut dan seiring dewasanya kamu, dia juga mungkin akan hilang pelan-pelan.
5. Teman yang enggak bisa dipercaya
Kita pasti sering menceritakan masalah atau bahkan privasi ke teman kita. Tapi, hati-hati juga, karena terkadang teman kita membicarakan privasi kita ke teman yang lain, dan pada akhirnya muncul rasa insecure untuk berbagi cerita lagi.
We all know kalau kepercayaan adalah sebuah kunci dalam setiap hubungan, termasuk pertemanan. Tapi, setelah tahu temanmu enggak bisa dipercaya, kamu jadi kehilangan fungsi teman dari dirinya.
Hubungan pertemanan enggak bakal naik level ke persahabatan tanpa ada rasa percaya di dalamnya.
6. Teman yang egois
Ketika mereka sedang merasa bimbang, telinga kita tentu selalu siap mendengarkan segala kerisauannya. Tapi, enggak dengan dia. Saat kita berada di posisi ingin didengarkan, dia malah seakan cuek dengan apa yang kita bicarakan atau malah jadi dia yang curhat. Aneh banget enggak sih?
Bukan soal curhat saja, tapi juga saat kita selalu bersedia menolong saat mereka membutuhkan kita, tapi ketika keadaan berbalik, kita enggak bisa mengharapkan teman yang egois itu hadir untuk kita.
Well, kamu enggak perlu khawatir dengan semakin dewasanya kamu, kuantitas teman baik kamu semakin sedikit. Faktanya memang banyak yang terjadi, dan itu normal kok!
Akan selalu ada hikmah dibalik menghilangnya teman-temanmu. Dan kamu jadi paham siapa yang layak untuk tetap didengarkan dan dirangkul.
