Begini Cara Kenali Modus Penipuan Kurir Palsu Lewat OTP Aplikasi

Baru-baru ini, ada modus penipuan palsu yang membajak akun mobile banking (m-banking) korban.

470
0
Penipuan

Semakin canggih teknologinya, maka semakin beragam juga cara orang untuk melakukan penipuan. Kira-kira begitu lah kata-kata yang bisa menggambarkan apa yang terjadi belakangan ini. Kejahatan berbasis teknologi atau kejahatan siber semakin beragam.

Baru-baru ini, ada modus penipuan kurir palsu yang berakhir dengan akun mobile banking (m-banking) yang dimiliki korban dibajak dan dibobol. Dilihat dari berbagai media sosial, ada berbagai macam modus yang digunakan oleh pelaku.

Pertama adalah dengan menyamar menjadi kurir, menghubungi calon korbannya dengan pesan singkat WhatsApp. Lalu meminta calon korban untuk membuka file foto yang memiliki format APK untuk memastikan paket benar atas nama calon korban.

Ada satu hal aneh di sini, biasanya file foto memiliki format .jpg, .jpeg, .png, dan file gambar lainnya. Namun, file yang dikirimkan oleh penipu ini adalah memiliki format .apk atau aplikasi. Dan jika calon korban meng-klik file tersebut, maka file akan ter-unduh dan smartphone yang dimiliki calon korban akan menanyakan apakah pengguna ingin mengunduhnya atau tidak.

Bagi calon korban yang paham tentang ilmu perkomputeran, maka ini bukanlah sebuah masalah. Tetapi, bagi calon korban yang tidak memiliki pengetahuan banyak tentang hal ini pasti akan membuka file tersebut. Lalu, aplikasi bodong tersebut akan terpasang di handphone calon korban.

Modus lain dari penipu ini adalah dengan menghubungi korbannya melalui WhatsApp dan meminta calon korban untuk mengunduh aplikasi ekspedisi palsu. Nantinya, akan ada kode persetujuan (OTP) yang dikirimkan lewat aplikasi tiruan ini untuk mengecek paket bodong tersebut.

Aplikasi tiruan ini dibuat untuk mengecek paket bodong yang dikirim oleh pelaku ke rumah calon korban.

Hal yang Harus Dilakukan Ketika Uang di M-Banking Dibobol

Melansir dari unggahan Otoritas Jasa Keuangan di Instagram resminya @ojkindonesia, setidaknya ada lima langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi kejahatan kode OTP yang akhir-akhir ini marak terjadi.

Hubungi Call centre M-Banking

Ilustrasi call centre / Shutterstock

Pihak dari OJK menyarankan untuk menghubungi call centre dari aplikasi uang elektronik atau m-banking terkait untuk melakukan pengaduan dan penyelesaian. Hal ini dibutuhkan ketika saldo uang m-banking kamu tiba-tiba berkurang tanpa kamu ketahui.

Blokir Rekening Lewat Call centre

Ilustrasi blokir rekening / Shutterstock

Jika ada transaksi tidak dikenal yang mengurangi saldo kamu, hubungi call centre bank untuk meminta bank memblokir rekening kamu. Lalu datangi gerai bank untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.

Laporkan Kepada Pihak Berwenang

Laporkan kepada pihak berwenang (Polisi, Bank Indonesia, atau Otoritas Jasa Keungan) untuk melengkapi pelaporan dan penyelidikan lebih lanjut. Para petugas ini harusnya akan melayani dengan sepenuh hati demi kenyamanan seluruh masyarakat.

Berhenti untuk Membagikan Kode OTP

Ilustrasi kode OTP / Shutterstock

Dalam unggahan tersebut, pihak dari OJK juga meminta masyarakat untuk berhenti membagikan username, password, pin kode, CVV/CVC kartu kredit, terutama OTP pada siapa pun atau pihak yang mengatasnamakan institusi.

Waspada lah jika ada pihak yang meminta lewat e-mail, aplikasi chat, telepon, ataupun SMS. Ganti secara berkala semua jenis password kamu. Lebih jauh adalah selalu berhati-hati membagikan data pribadi, apalagi jika diumbar ke media sosial.

Jangan Sebarkan Data Pribadi di Mana Pun

Ilustrasi perlindungan data pribadi / Shutterstock

Berhenti untuk menyebarluaskan data pribadi seperti nama lengkap ibu kandung, alamat, nomor KTP, nomor KK, alamat rumah, dan lain sebagainya pada situs yang tidak jelas. Jangan mudah tergiur dengan diskon atau hadiah besar, bisa jadi itu hanya umpan untuk memperoleh data pribadi kamu.

Baca Juga: “Tips Menerima Tawaran Pekerjaan Agar Tidak Tertipu

Jika ada yang menghubungi kamu dan meminta untuk menekan โ€œkodeโ€ nomor pengganti, kemungkinan besar itu adalah penipuan yang menggunakan fitur penerusan panggilan (call forwarding) untuk mengirimkan data telepon dan SMS kamu pada pelaku.

Inti dari semua ini adalah harus tetap hati-hati ya ,Oppal gengs. Apalagi sama orang dan nomor yang tidak dikenal.

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *