Penggunaan barang-barang elektronik pastinya sudah familiar dengan keseharian kita. Mulai dari baterai, ponsel, televisi, sampai lemari es pun mengisi rumah kita. Tetapi, jika sudah usang dan enggak terpakai lagi, barang-barang tersebut bakal menjadi sampah elektronik atau disebut juga e-waste, gengs.
Lalu, bagaimana cara membuangnya, ya? Perlu kamu ketahui gengs, sampah elektronik butuh penanganan khusus. Kenapa? Karena kandungan B3 di dalamnya kalau dibuang sembarangan, bakal mencemari dan membahayakan kesehatan manusia dan juga lingkungan sekitar, gengs.
E-waste bisa dibilang sama seperti sampah anorganik, yang bisa berdampak buruk bagi lingkungan kalau dibuang sembarangan atau enggak dikelola dengan benar.
Ada banyak cara untuk membuang dan meminimalisir sampah elektronik dengan baik dan benar. Untuk mencegah dampak buruk dari sampah elektronik, kamu bisa melakukan langkah-langkah berikut ini:
- Kumpulkan barang elektronik yang sudah enggak terpakai di satu tempat. Ingat, jangan buang ke tempah sampah yang menampung sampah rumah tangga, ya, gengs.
- Pilih sampah elektronik berdasarkan jenisnya supaya pengelolaannya bisa lebih gampang. Menurut EwasteRJ, suatu komunitas yang berfokus pada pengelolaan sampah elektronik, e-waste atau sampah elektronik dapat dibedakan menjadi enam jenis, yakni; peralatan rumah tangga (penanak nasi elektrik, setrika, vacuum cleaner, dll.), peralatan hiburan (kamera, radio, DVD player), peralatan teknologi informasi dan komunikasi (ponsel, komputer, flashdisk), peralatan listrik (baterai, kabel, stopkontak), perlengkapan cahaya (bohlam, lampu LED), dan mainan serta alat olahraga (konsol gim, treadmill).
- Sebenarnya, terkadang ada sampah elektronik yang masih bisa diperbaiki dan digunakan kembali. Jadi, kamu bisa memisahkan barang elektronikmu yang sudah benar-benar rusak dan masih bisa direparasi lagi, sehingga bisa dimanfaatkan kembali.
- Langkah berikutnya ada daur ulang, di mana proses ini hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang memiliki izin mengelola limbah elektronik sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan, mulai dari tahapan pengumpulan, pengangkutan, pemilahan sampai ke proses pendaurulangan dan pemusnahan.
Hal ini juga telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Pada tahun 2018, data menunjukkan sampah elektronik di Indonesia sangat banyak, yakni mencapai 49,8 juta ton.
Selain itu, cara membuang sampah elektronik yang sudah menumpuk di rumahmu juga bisa dilakukan dengan menggunakan layanan limbah elektronik di Jakarta.
Jadi, bagi kalian yang tinggal di Jakarta, dan ingin sampah elektroniknya dijemput, bisa langsung mengakses website lingkunganhidup.jakarta.go.id.
Di sana kamu bisa mengisi formulir digital yang sudah disediakan. Tetapi, sampah elektronik yang akan dijemput setidaknya memiliki minimal berat 5 kilogram, gengs. Pada formulir digital tersebut, penjemputan limbah elektronik meliputi barang elektronik bekas, seperti televisi, handphone, mesin cuci, kipas angin, kulkas, hingga AC.
Untuk lebih detail-nya, formulir digital berisi alamat e-mail, nama, alamat lengkap, nomor telepon, alamat lokasi penjemputan E-Waste, jumlah E-Waste (perkiraan kilogram), dan jenis E-Waste.
Langkah berikutnya, kamu bisa membuang sampah elektronikmu lewat komunitas peduli lingkungan yang sudah berdiri sejak 2016, EwasteRJ, dengan memasukkan ke dropbox EwasteRJ.
Anyway, komunitas tersebut kini sudah berbadan hukum dengan nama Yayasan Peduli Sampah Elektronik Indonesia. Mereka menyebar dropbox sampah elektronik di Jakarta dan luar Jakarta.
Sejumlah titik yang tersebar meliputi wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Tangerang Selatan, Depok, Kabupaten Bogor, Bandung, Salatiga, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya.
Sebelum mengirim sampah elektronik, kamu harus mengisi formulir di linktr.ee/ewasterj. Untuk pengiriman sampah dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
- Melalui agen atau relawan individu untuk daerah luar Jakarta.
- Mengumpulkan di dropbox yang disebar di berbagai mitra, seperti bulk store, kafe, dan sekolah.
- Kumpulkan di dropbox yang dibawa saat event, dan dikirim langsung menggunakan ekspedisi ke Gudang EwasteRJ.
FYI gengs, tidak ada biaya khusus yang dikenakan ke pengirim, kecuali biaya pengiriman. By the way, selama tahun 2021, E-Waste yang paling banyak diterima adalah kategori Informasi and Communications Technology (ICT) dengan persentase mencapai 39,23 persen atau sekitar 916,3 kilogram. Barang-barang yang termasuk dalam kategori ini adalah komputer dan aksesorinya, serta ponsel.
Masalah sampah elektronik harus diperhatikan secara serius supaya enggak merusak lingkungan dan juga membahayakan keselamatan masyarakat.
Yuk, kalau ada sampah elektronik di rumah kamu, jangan dibuang sembarangan, ya, gengs. Dan enggak perlu bingung lagi, karena kamu bisa mengikuti langkah-langkah di atas. Kalau bukan kita, siapa lagi?