Baru-baru ini istilah gaslighting kembali muncul dan ramai diperbincangkan. Bagi kamu yang belum tahu, gaslighting sendiri adalah sebuah tindakan memanipulasi korban dengan memaksa korban untuk mempertanyakan pikiran, perasaan, dan peristiwa yang dialami.
Tindakan ini biasanya terjadi dalam sebuah hubungan asmara. Pelaku gaslighting menggunakan sejenis pelecehan emosional untuk memanipulasi pasangannya, terutama dengan cara berbohong dan perilaku narsistik.
Istilah gaslighting sebenarnya berasal dari drama dan film berjudul Gaslight. Tokoh suami dalam film tersebut memanipulasi sang istri untuk meyakinkannya kalau ia akan gila.
Enggak cuma hubungan asmara saja, gaslighting juga bisa terjadi dalam hubungan kerja, pertemanan, dan keluarga.
Menurut penulis buku The Gaslight Effect: How to Spot and Survive the Hidden Manipulation Others Use tp Control Your Live, Robin Stern, PhD, ada beberapa tanda-tanda seseorang menjadi korban gaslighting.
Tanda seseorang menjadi korban gaslighting:
- Merasa dirinya berbeda
- Menjadi lebih cemas dan enggak percaya diri
- Sering mempertanyakan perasaan sendiri
- Merasa selalu salah
- Sering meminta maaf
- Merasa ada sesuatu yang salah, tapi enggak bisa mengidentifikasinya
- Sering mempertanyakan sikap dan perilaku sendiri
- Merasa terisolasi dari teman dan keluarga
- Merasa sulit dalam membuat keputusan
- Merasa putus asa
- Merasa sulit menikmati aktivitas yang disukai
Contoh perilaku gaslighting:
Seperti yang sudah disebutkan, berbohong merupakan hal yang biasa dilakukan oleh pelaku gaslighting. Pelaku biasanya akan membuatmu yakin bahwa kamu bersalah, dengan hanya menyebutkan fakta-fakta yang menyudutkanmu.
Selain berbohong, berikut adalah perilaku gaslighting yang bisa dilakukan oleh pasanganmu.
1. Menganggap remeh emosi dan perasaan
Kalau pasanganmu meremehkan emosi dan perasaanmu, hingga menyebut pendapatmu berlebihan dan sering mengatakan โkenapa kamu begitu sensitif?โ, itu menunjukkan perilaku gaslighting.
Orang yang berperilaku seperti ini sering mengecilkan perasaan pasangannya dan menyalahkan kecurigaan pasangannya. Padahal, kondisi ini bisa saja benar-benar nyata.
2. Mendistorsi pikiran secara sengaja
Pelaku gaslighting akan sengaja mengalihkan topik supaya kesalahannya enggak dibahas lagi ketika hampir ketahuan kalau ia berselingkuh atau berbohong. Justru dia akan berbalik bertanya mengenai perilakumu, atau sengaja bermanja-manja supaya kamu lupa dengan masalah yang terjadi. Mendistorsi pikirian ini memang sengaja dilakukan agar topik yang dihindarinya enggak dibahas lagi.
3. Berbalik menyalahkan
Salah satu contoh perilaku pasangan yang menunjukkan gaslighting adalah berbalik menyalahkan saat ketahuan berbuat salah. Pasanganmu akan menyalahkanmu atas perilakunya yang malah membuat kamu merasa disudutkan. Akhirnya kamu jadi terpaksa minta maaf ke dia.
Selain itu, pasangan juga akan membuat kamu merasa bersalah dan merasa enggak menjadi orang yang baik untuk pasangan.
4. Perilakunya berubah, tapi hanya sementara
Mungkin kamu pernah mengalami suatu kondisi di mana pasanganmu mengubah perilakunya dan menjadi baik, tapi ternyata untuk sementara saja. Lalu, enggak lama, dia akan kembali seperti semula, seperti menghilang tanpa kabar, berbohong, selingkuh, hingga menyalahkan kamu atas hubungan kalian.
5. Merasa sudah berbuat banyak hal
Orang yang menunjukkan perilaku ini sering merasa dirinya sudah berbuat banyak hal, padahal yang dia lakukan adalah hal-hal standar. Dia juga melebih-lebihkan apa yang sudah dia lakukan kepada pasangannya sebagai hal-hal hebat dan mengungkit-ungkitnya. Hal ini akhirnya membuat pasangannya merasa bersalah.
Cara supaya terhindar dari perilaku gaslighting

Kita tahu, untuk bisa lepas dari pasangan yang berperilaku gaslighting bukanlah hal yang mudah. Kamu perlu sadar lebih dulu, apakah ada sikap dari pasangan yang membuatmu merasa enggak dihargai dan dihormati.
Jangan khawatir, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan secara bertahap agar lepas dari jeratan pasangan gaslighting, yakni:
- Kamu harus yakin kalau kebutuhan fisik dan emosionalmu lebih penting dari segalanya, termasuk lebih penting dibanding hubungan asmaramu. Ingat, kalau dia memang mencintaimu, dia pasti juga akan memprioritaskan dirimu.
- Habiskan waktu lebih banyak bersama sahabat dan keluarga. Jika perlu, ceritakan masalahmu pada mereka.
- Ingatkan diri soal pencapaian dan kekuatan yang kamu punya dan jadikan sebagai afirmasi.
- Luangkan waktu untuk menyalurkan hobimu, termasuk membuat jurnal, meditasi, dan aktivitas fisik sehat. Ingat, tak semuanya harus kamu lakukan bersama sang pasangan atau temanmu. Sesekali, me time juga perlu.
Semangat, kamu pasti bisa melewati ini semua, gengs!









