Sepanjang bulan April, Galeri Indonesia Kaya mengangkat tema PEREMPUAN sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusi besar perempuan dalam dunia seni dan budaya, sekaligus memperingati Hari Kartini. Salah satu puncak perayaannya hadir lewat pertunjukan bertajuk “Suara Wanita: Karya & Cerita” oleh Ivan Tangkulung Ensemble, yang digelar di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.
Pertunjukan ini menjadi ruang selebrasi bagi emansipasi dan keberagaman suara perempuan Indonesia. Lima penyanyi lintas generasi — Amira Karin, Louise Monique, Pepita Salim, Sita Nursanti, dan Ubiet Raseuki — menyuguhkan penampilan penuh makna lewat alunan musik yang intim, membalut narasi personal dalam karya yang menyentuh.
“Lewat Suara Wanita, kami ingin menghadirkan lebih dari sekadar konser musik. Ini adalah panggung bagi perempuan untuk membagikan kisah, menyalurkan emosi, dan mengekspresikan jati diri mereka. Kami percaya ketika suara-suara ini dipadukan, lahirlah sebuah potret kekuatan dan keragaman perempuan Indonesia. Semoga pertunjukan hari ini bisa menjadi sumber inspirasi, terutama bagi generasi muda untuk terus merayakan budaya melalui karya dan cerita mereka,” ungkap Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.

Dalam durasi sekitar 60 menit, Ivan Tangkulung merangkai berbagai gaya musik dan generasi dalam aransemen ulang yang apik. Kelima penyanyi tampil dengan karakter yang khas:
- Amira Karin menyuarakan keresahan dan harapan generasi muda lewat lagu orisinal Berlalu dan Pelan Pelan.
- Louise Monique membawa nuansa romantis era 1950-an lewat lagu Tukang Solder karya Amin Usman.
- Pepita Salim menerjemahkan musikal Broadway dalam sentuhan lokal yang puitis dan membumi.
- Sita Nursanti membangkitkan semangat era 80–90-an melalui lagu Maafkan ciptaan Cecep AS, dengan kekuatan vokal dan ekspresi teatrikalnya.
- Ubiet Raseuki menutup perjalanan musikal dengan eksplorasi bunyi etnik dalam lagu orisinal Mata Timur, menghubungkan akar tradisi dengan semangat kekinian.

“Senang rasanya bisa berbagi panggung hari ini bersama para seniman luar biasa. Kami berharap penonton dapat merasakan kekuatan narasi di balik setiap lagu yang dibawakan. Karena bagi kami, lagu adalah bagian dari perjalanan hidup — potret identitas dan gema mimpi perempuan dari berbagai latar dan generasi,” ujar Ivan Tangkulung, komponis sekaligus pengarah artistik pertunjukan ini.
Dikenal dengan pendekatan lintas genre, Ivan Tangkulung merupakan komponis, pianis, dan direktur musik yang karyanya memadukan elemen musik kontemporer, klasik, jazz, hingga musik tradisional Indonesia. Sejumlah karyanya yang populer antara lain Musikal Keluarga Cemara (2024), Serial Musikal Payung Fantasi (2022), dan Serial Musikal Siti Nurbaya (2021), yang seluruhnya merupakan hasil kolaborasi dengan Indonesia Kaya dalam menghadirkan cerita-cerita Indonesia melalui pendekatan musikal yang segar dan relevan.
