Patung Jenderal Sudirman di Jakarta merupakan salah satu ikon ibu kota yang cukup menarik perhatian banyak orang. Patung ini adalah monumen Pahlawan Nasional yang berada di kawasan Dukuh Atas, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.
Posisi Patung Jenderal Sudirman berada di jalan protokol dan pusat perkantoran ibu kota, sehingga warga yang melintas bisa dengan mudah melihatnya.
Patung Jenderal Sudirman yang dibuat menggunakan bahan perunggu ini memiliki tinggi keseluruhan 12 meter, yang terdiri dari atas tinggi patung 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5 meter.
Sejarah Patung Jenderal Sudirman
Patung Jenderal Sudirman diresmikan sejak tahun 2003. Bahan pembuatan patung ini menggunakan perunggu seberat 4 ton. Patung ini dibuat oleh seorang seniman asal Bandung, Jawa Barat, bernama Edi Sunaryo.
Dalam pembuatannya, patung ini didanai oleh keluarga dan kemudian disumbangkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di masa kepemimpinan Gubernur Pak Sutiyoso, sekitar tahun 2003-2004.
Melansir Kompas.com, menurut cucu Jenderal Sudirman, Ganang Sudirman, pembangunan patung itu awalnya hendak menggunakan anggaran dari Pemprov DKI Jakarta. Gubernur Pak Sutiyoso menginisiasi pembangunan patung itu pada tahun 2001.
“Karena saya bersahabat dengan Gubernur Pak Sutiyoso, Pak Sutiyoso saat itu meminta kami untuk menyupervisi pembangunan patung itu,” kata Ganang.
Ketika itu, pihak keluarga Jenderal Sudirman menyambut baik inisiatif Bang Yos, sapaan akrab Pak Sutiyoso. Akhirnya, Ganang punya usul kalau pihak keluarga Jenderal Sudirman saja yang membangun patung tersebut.
Usulan Ganang akhirnya disetujui oleh Bang Yos dan pembangunan patung tersebut diserahkan sepenuhnya kepada keluarga Jenderal Sudirman. Pemprov DKI cuma ikut terlibat menyupervisi saja.
Singkat cerita, dengan dana yang terkumpul hingga Rp2,7 miliar, Patung Jenderal Sudirman yang dibuat oleh seniman Edi Sunaryo akhirnya selesai dibangun dan diresmikan pada 16 Agustus 2003.
Desain Patung Jenderal Sudirman
Patung Jenderal Sudirman ini dibuat dengan posisi sedang hormat. Ganang pun menjelaskan maksud dari posisi tersebut, bahwa Jenderal Sudirman ingin menghormat kepada rakyat, bukan untuk dihormati.
Desain patung tersebut dirancang oleh keluarga bersama para donatur dan Pemprov DKI Jakarta. Ada tiga opsi desain yang muncul saat itu, yakni saat Jenderal Sudirman menunggang kuda, menggunakan baju militer, dan menggunakan jubah gerilya.
Akhirnya Patung Jenderal Sudirman dibuat dengan tangan kanan menghormat, sedangkan tangan kirinya memegang tongkat komando. Tetapi, desain tersebut ternyata menuai kritik dari Pangkostrad Letjen TNI Hadi Waluyo.
Ganang mengungkapkan, “Pangkostrad saat itu mengatakan, ‘Jenderal Sudirman itu bukan hanya kakek Anda, bukan hanya ikon keluarga Anda, tapi ikon kami. Beliau tak pantas hormat pada siapa pun juga’.”
Namun, Ganang akhirnya meluruskan hal tersebut dengan menjelaskan bahwa posisi menghormat itu adalah tanda kalau Jenderal Sudirman menghormati rakyatnya sebagai pemberi amanah.
“Filosofinya itu beliau menghormati kepada pemberi amanah. Itu tangannya nggak akan diturunkan kecuali amanahnya sudah enggak ada di pundaknya. Kebetulan beliau meninggal di usia 34 tahun, 29 Januari 1950, beliau amanahnya masih ada di pundaknya,” ucap Ganang.
Patung Jenderal Sudirman di kota lain
FYI gengs, selain di Jakarta, Patung Jenderal Sudirman juga berdiri dengan gagahnya di beberapa kota lain:
- Yogyakarta: Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman, Benteng Vredeburg dan di depan Gedung DPRD DIY, Jalan Malioboro.
- Surabaya: Patung Jenderal Sudirman berada di Jalan Yos Sudarso, berhadapan dengan Monumen Bambu Runcing.
- Pacitan: Patung Jenderal Sudirman ada di Kecamatan Nawangan bernama Monumen Jenderal Sudirman (Mojensu).
- Purwokerto: Patung Jenderal Sudirman di Purwokerto berada di halaman kampus Universitas Jenderal Sudirman di Purwokerto.
- Alor: Patung Jenderal Sudirman di Alor, NTT, bertempat di Desa Maritaing, yang menjadi perbatasan daratan Indonesia dengan Timor Leste.
Nah, itu dia sejarah di balik gagahnya Patung Jenderal Sudirman yang berdiri di jantung Kota Jakarta. Semoga bisa menambah wawasan kita soal sejarah pahlawan bangsa, ya, gengs!