Perusahaan induk WhatsApp, Meta, resmi meluncurkan fitur WhatsApp Channels (Saluran WhatsApp). Kabar ini disampaikan langsung oleh Mark Zuckerberg, selaku CEO Meta, lewat akun media sosialnya, Kamis (8/6/2023).
WhatsApp Channels hadir untuk memudahkan seseorang atau organisasi di WhatsApp untuk menyampaikan informasi ke banyak orang. Pengguna juga bisa mengikuti kanal tertentu untuk mendapatkan informasi terkini dari Channels yang mereka ikuti.
“Kami mengumumkan WhatsApp Channels, cara lebih privat untuk mengikuti orang ataupun organisasi sesuai kebutuhan pengguna di dalam WhatsApp,” ucap Zuckerberg dalam unggahan Facebook.
Melansir dari Kompas.com, WhatsApp Channels enggak bakal digabung ke halaman Chats. Kanal atau Channels itu akan ada di laman Updates, halaman di mana biasanya pengguna melihat WhatsApp Stories dari pengguna lain.
Nah, untuk mengakses Channels sendiri, kamu bisa scroll hingga bagian bawah halaman Updates. Di sana kamu bisa memilih untuk mengikuti atau bergabung ke kanal tertentu sesuai keinginan kamu.
Sudah ada beberapa mitra internasional yang join ke WhatsApp Channels, antara lain Komite Penyelamat Internasional (International Rescue Committee), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sampai tim sepak bola seperti FC Barcelona dan Manchester City.
Bagaimana cara kerjanya?
Cara kerja fitur Channels ini mirip dengan Telegram Channels dan Instagram Broadcast Channel. Jadi, admin Channels dimungkinkan untuk mengirim teks, foto, video, sticker, polling, dan sebagainya. Tetapi, interaksi yang dilakukan sifatnya satu arah, peserta yang tergabung enggak bisa ikut mengirim pesan.
Munculnya fitur baru ini diklaim menjadi cara yang paling aman buat para pengguna untuk berkomunikasi. Sebab, peserta Channels enggak bisa melihat nomor ponsel dari anggota lain. Bahkan, antar-peserta juga enggak bisa tahu siapa saja yang mengikuti akun Channels tersebut.
Pengguna yang terdaftar sebagai admin juga bakal mendapat kontrol tambahan. Admin Channels bisa mengatur siapa saja yang boleh bergabung ke dalam Channels. Fitur kontrol ini dinamakan “Approve new followers”.
Jika fitur tersebut diaktifkan, admin bisa menyortir atau memilih siapa saja peserta yang boleh masuk ke Channels. Begitu pun sebaliknya, kalau fitur tersebut dinonaktifkan, seluruh pengguna dari berbagai macam kalangan diizinkan untuk masuk atau bergabung.
Untuk fitur kontrol lainnya, admin punya opsi untuk memblokir tangkapan layar di WhatsApp Channels dan melarang peserta untuk melakukan forward message (meneruskan pesan) dari kanal ke ruang obrolan yang lain. Bye-bye hoax!
Well, Zuckerberg mengatakan, WhatsApp Channels memiliki prinsip utama, yaitu enggak menyimpan pesan pengguna. Informasi, pesan, foto, file, stiker, atau jenis interaksi apa pun di Channels hanya tersimpan selama 30 hari atau 1 bulan.
“Salah satu inti dari prinsip WhatsApp Channels adalah enggak menyimpan pesan Anda. Itulah sebabnya pembaruan kanal hanya akan tersedia selama 30 hari, tanpa adanya penyimpanan Riwayat pesan,” ujar Zuck.
Untuk memperluas cakupan audiens di WhatsApp, fitur Channels enggak akan dilindungi oleh sistem E2EE (end-to-end encryption) secara default oleh WhatsApp.
Pertimbangan tersebut telah dilakukan Meta, karena pemberlakuan sistem keamanan E2EE bisa membatasi WhatsApp Channels untuk memperluas audiensnya. Seperti organisasi nirlaba, lembaga kesehatan, dan lain sebagainya.
Anyway, fitur WhatsApp Channels ini masih diluncurkan secara terbatas untuk wilayah Singapura dan Kolombia saja. Zuck mengatakan, fitur ini bakal segera digulirkan secara publik pada akhir tahun mendatang. Jadi, untuk saat ini, pengguna di Indonesia masih belum kedapatan atau mencoba fitur tersebut.
Bagaimana pendapat kamu tentang WhatsApp Channels, gengs? Leave your comment below!
