Eugene Museum Bali: Eksplorasi Seni & Alam dengan Karya Seni

Eugene Museum Bali akan menjadi destinasi baru yang menonjolkan perpaduan sempurna antara seni, alam, dan arsitektur.

97

Terletak hanya sepuluh menit dari Pura Tanah Lot, di tengah situs Warisan Dunia UNESCO, Eugene Museum Bali akan menjadi destinasi baru yang menonjolkan perpaduan sempurna antara seni, alam, dan arsitektur. Dirancang oleh arsitek terkemuka Indonesia, Andra Matin, museum ini menampilkan karya seni permanen dari Eugene Kangawa—atau dikenal sebagai Eugene—yang akan menyatu dengan keindahan alam Bali yang subur. Museum ini direncanakan akan resmi dibuka pada tahun 2026 dan menempati lahan seluas satu hektar, memberikan pengalaman seni yang benar-benar unik di tengah hamparan alam.

Dengan luas bangunan mencapai 5.000 meter persegi, museum ini dirancang untuk menyelaraskan dengan pepohonan yang sudah ada, menjaga harmoni dengan alam sekitar. Di dalamnya, lebih dari sepuluh ruangan akan memamerkan karya-karya seni Eugene, termasuk karya besar seperti “Golden Rain” dan “Infinite Ocean”, serta lukisan-lukisan besar yang bercahaya. Selain galeri seni, museum ini juga dilengkapi dengan restoran, perpustakaan, dan program menginap, sehingga pengunjung dapat merasakan pengalaman seni yang mendalam di setiap waktu, baik siang maupun malam.

Museum ini tidak hanya akan menampilkan seni, tetapi juga menjadi tempat di mana pengunjung dari berbagai kalangan dapat terhubung dengan alam dan menemukan inspirasi. Karya-karya Eugene, yang menggali tema seperti cinta, peluang, cahaya, bayangan, serta alam dan meta-alam, beresonansi dengan orang-orang yang mencari makna lebih dalam di tengah kehidupan modern. Salah satu pameran Eugene yang paling terkenal adalah pameran tunggalnya di Museum Seni Kontemporer Tokyo pada 2021-2022. Saat itu, Eugene menjadi seniman termuda yang menggelar pameran tunggal di sana, dan meskipun diadakan di masa pandemi, pameran tersebut berhasil menarik banyak pengunjung. Pengaruhnya meluas ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Berdasarkan dukungan kuat dari komunitas internasional yang meyakini bahwa karya-karya Eugene harus bisa diakses oleh berbagai generasi, museum ini pun didirikan di Bali. Bali dipilih karena keindahan alamnya yang luar biasa dan reputasinya sebagai pusat budaya yang dinamis, cocok untuk karya Eugene yang mengeksplorasi hubungan antara seni dan alam.

Dekat dengan museum, akan dibangun sebuah sekolah internasional yang diharapkan menjadi pusat pendidikan baru di Asia. Sekolah ini akan menawarkan program-program pendidikan inovatif yang dikembangkan melalui kerjasama dengan negara-negara tetangga, sehingga mendukung perkembangan seni, budaya, dan intelektual di kawasan tersebut.

Di Eugene Museum Bali, para pengunjung akan dapat merasakan karya-karya Eugene yang menyatukan alam, fisika, dan filsafat. Desainnya memanfaatkan keindahan alam Bali, menciptakan ruang di mana seni, alam, dan manusia hidup berdampingan dengan harmonis. Saat ini, program persiapan sedang berlangsung di Eugene Atelier iii, studio besar berukuran 700 meter persegi di dekat Tokyo, di mana tim lokal museum dan Eugene bekerja sama untuk menyusun model dan karya seni yang akan dipamerkan setelah museum resmi dibuka.

Kolaborasi Eugene dengan Art Jakarta: Debut Seri White Painting di Asia Tenggara

Selain persiapan untuk pembukaan museum, Eugene juga diundang untuk berpartisipasi dalam Art Jakarta, salah satu pameran seni internasional terbesar dan paling bergengsi di Asia. Eugene akan memamerkan karyanya sebagai bagian dari seleksi khusus “SPOT”, yang menampilkan sepuluh seniman terkemuka yang dipilih dari seluruh peserta pameran.

Dalam Art Jakarta ini, Eugene akan memamerkan seri “White Painting”, yang memulai debutnya pada tahun 2017. Seri ini cukup unik karena setiap lukisan diberi judul berdasarkan nama individu yang telah “menciumnya”. Hingga saat ini, lebih dari 600 orang telah berpartisipasi dalam seri ini, dengan ciuman mereka dan percakapan yang mendalam didokumentasikan secara hati-hati. Setiap nama orang yang terlibat menjadi bagian dari judul karya seni tersebut. Pameran di Jakarta ini akan menjadi penampilan perdana seri White Painting di Asia Tenggara, menandai babak baru dalam perjalanan karya seni Eugene yang telah dipamerkan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Meksiko, Italia, Spanyol, dan China.

Visi Andra Matin untuk Eugene Museum Bali: Memadukan Arsitektur, Alam, dan Seni

Arsitek Andra Matin memiliki visi yang kuat untuk Eugene Museum Bali, di mana dia ingin menangkap tradisi, budaya, dan jiwa Bali, serta memadukannya dengan karya seni Eugene yang penuh makna. Andra menjelaskan bahwa pendekatan arsitekturnya sangat menghormati alam dan terinspirasi oleh filosofi Bali, yang mendukung keharmonisan antara manusia dan lingkungannya.

Salah satu inspirasi utama Andra adalah sistem hunian tradisional Bali yang dikenal sebagai “Natah”. Dalam sistem ini, ada ruang terbuka bersama yang berfungsi sebagai tempat relaksasi dan berkumpulnya komunitas. Dengan konsep yang serupa, Eugene Museum Bali akan menghadirkan ruang bersama di mana seni, arsitektur, dan alam berpadu secara harmonis. Museum ini akan menggunakan material dan teknik lokal, menciptakan hubungan yang erat antara karya seni modern dan tradisi Bali.

Andra berharap Eugene Museum Bali dapat menjadi tujuan utama bagi para pecinta seni dan arsitektur dari seluruh dunia. Kolaborasi antara tim arsitek Indonesia dan seniman kontemporer Jepang seperti Eugene memberikan kesempatan untuk menciptakan ruang yang unik, penuh makna, dan berkelas dunia. Pengunjung dari Indonesia dan luar negeri akan memiliki kesempatan untuk menikmati pengalaman yang mendalam, di mana seni, alam, dan arsitektur berpadu dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya.

Related Post