
Siapa bilang ngomongin Artificial Intelligence (AI) itu cuma buat para geek dan bapak-bapak di kantor? Buktinya, kumparan sukses menggelar forum keren “Kumparan AI for Indonesia 2025” di The Ballroom at Djakarta Theater pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Dengan tagline “Accelerating Impact with Applied AI”, acara ini benar-benar fokus ke satu hal: Gimana sih caranya AI bisa jadi booster buat inovasi, ningkatin produktivitas, dan bikin keputusan yang berdampak nyata buat kita semua, mulai dari bisnis, kebijakan publik, sampai kehidupan sehari-hari.
Spill Hasil Riset: Kita & AI Sampai Mana?
Yang paling seru, tahun ini kumparan bareng Populix merilis Indonesia AI Report 2025. Ini bukan sekadar survei biasa, guys! Riset yang melibatkan 1.000 responden se-Indonesia ini ngebongkar habis gimana pandangan kita soal AI.
Menariknya, masyarakat sekarang lihat AI sebagai peluang emas buat upgrade produktivitas dan bahkan nyiptain lapangan kerja baru!
Tapi, meskipun banyak yang tahu manfaatnya, mayoritas dari kita masih belum ngeh banget soal cara kerja AI yang sebenarnya.
Mau tahu detailnya? Indonesia AI Report 2025 bisa kalian download gratis di: kum.pr/aireport2025.
Perubahan AI Itu Nyata
Andrias Ekoyuono, Chief of AI & Corporate Strategy kumparan, bilang kalau perubahan gara-gara AI itu udah real banget, nggak cuma di kolom chat tapi di ekonomi, sosial, dan budaya.
“Sebanyak 95 persen responden percaya AI akan mengubah cara mereka bekerja dalam lima tahun ke depan, meski 68 persen juga khawatir pekerjaannya bisa tergantikan,” jelas Andrias.
Worrying itu wajar, tapi kumparan nggak cuma wacana. Mereka bahkan diakui secara global! Berdasarkan laporan Ahrefs, kumparan jadi salah satu brand Indonesia yang paling sering dijadikan referensi (sumber data) oleh AI Assistant top kayak ChatGPT, Perplexity, dan Google AI Overviews. Keren, kan?
Lesson to Learn: AI Itu Bukan Musuh!
- Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid: Meutya menegaskan, AI itu bukan ancaman, tapi peluang besar asal dikembangin dengan etika yang benar. “AI bukan sekadar algoritma, tapi cermin dari nilai yang kita tanamkan. Karena itu, setiap langkah inovasi harus bersifat inklusif agar tidak meninggalkan siapa pun,” pesannya.
- Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita: Agus menyoroti urgency AI di dunia industri. Katanya, 66% Chief Information Officer di perusahaan khawatir bakal ketinggalan kalau nggak segera pakai AI. “AI telah menjadi fondasi yang penting bagi daya saing industri masa depan,” tegasnya.
- Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie: Stella fokus ke SDM. “AI bisa menggantikan pekerjaan tapi juga bisa menciptakan pekerjaan… Di Indonesia, kita bisa menggunakan AI sama seperti negara maju, karena AI adalah penyeimbang,” ujarnya, menekankan pentingnya talenta yang adaptif.
- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin: Budi kasih clue soal masa depan kesehatan. AI punya potensi besar buat deteksi penyakit lebih cepat, bikin rumah sakit lebih efisien, dan ngebutin riset medis. “AI itu ‘kan butuh belajar, butuh data… nanti akan berdampak sangat besar terhadap perkembangan AI di kesehatan,” jelasnya.
Kolaborasi dari Swasta Hingga Pemerintah
Acara ini nggak cuma diisi keynote speech, tapi juga diskusi panel seru yang ngobrolin etika AI, implementasi di layanan publik, hingga ekonomi digital. Bayangin, semua stakeholder penting dari OJK, VIDA, BRI, Indosat, Telkomsel, Blibli, sampai Yayasan Mitra Netra kumpul buat bikin AI jadi solusi nyata.
Kumparan AI for Indonesia 2025 ini sukses berkat support dari para partner kece: VIDA, BRI, Indosat Ooredoo Hutchison, ASUS, Blibli, Samsung, Telkom Indonesia, Telkomsel, Neutra DC, dan Pelindo.
Intinya adalah AI bukan lagi cuma trending topic, tapi udah jadi game changer di Indonesia. Siap buat level up bareng teknologi ini, gengs?