Tur SAMA SAMA di Surabaya udah selesai, tapi hatiku masih penuh. Masih hangat. Masih nyempil-nyempil senyum kecil setiap kali aku ingat sorotan lampu, suara kalian nyanyi bareng, dan tatapan penuh cinta dari penonton yang kayaknya nggak berkedip sepanjang aku di atas panggung.
Jujur, awalnya aku takut, karena Surabaya salah satu kota yang amat jarang aku sambangi. Dan ternyata… Surabaya, kalian kasih aku sesuatu yang bahkan lebih dari sekadar indah. Kalian bikin aku merasa di rumah.
Waktu aku nyanyi “Satu-satu”, kalian ikut nyanyi sekencang-kencangnya. Serius, aku sampai berhenti nyanyi, cuma bisa diam dan dengerin kalian. Kayak… lagu itu udah bukan milik aku lagi, tapi milik kita semua. Kita yang pernah ngerasa sakit, tapi berusaha tetap kuat—SAMA-SAMA.

Aku tuh selalu bilang ke diri sendiri, tujuan aku bikin lagu bukan cuma buat nyembuhin aku sendiri tapi juga orang lain. Pengalaman ini jadi bukti nyata, kita sembuh bareng-bareng
Makasih, ya, Surabaya. Udah datang, udah buka hati, udah jadi ruang aman buat aku dan lagu-lagu aku. Setiap peluk, setiap lambaian tangan, setiap mata berkaca-kaca… Aku simpan semuanya di hati.
Aku tahu tur ini masih terus berjalan. Masih ada kota-kota lain yang akan kami datangi. Tapi, Surabaya akan selalu jadi salah satu bab yang paling hangat di perjalanan ini.
Sampai ketemu lagi, ya. Dengan cerita baru, dengan harapan untuk sembuh, dan dengan lagu-lagu yang akan kita nyanyiin lagi… SAMA-SAMA.
– Idgitaf
