Mobil melaju tak terkendali, tiba-tiba menabrak tempat acara pernikahan yang ada di depan rumah si pemilik hajatan. Awalnya warga melihat pengemudi itu mabuk, namun ternyata tiba-tiba menggigit secara sadis.
Begitulah cara Abadi Nan Jaya mempresentasikan kericuhan yang terjadi melalui wabah zombie. Cara klasik horor zombi, tapi di mana letak asiknya film ini?
Film Zombi Tapi Nggak Basi
Overall, skenario serangan zombi yang diperlihatkan bukan hal yang baru. Karakter yang terkurung, pasukan mayat hidup berkumpul, sumber suara jadi target zombi, ada yang hidup dan mati, semuanya pondasi repetisi klasik dari film zombi .
Namun, film ini jadi menarik tatkala keklisean itu memperlihatkan pemandangan khas Kabupaten Sleman dengan latar belakang gunung dan hamparan sawah.
Sekilas jadi mikir, ini film zombi tapi latarnya kok nggak monoton dan basi?
Karakternya Terkesan Oon, Jadi Jangan Kesel
Kalau yang udah nonton pasti pada “ngeh” bahwa para tokohnya tidak mengenal mayat hidup tersebut di sebelum atau di saat terjadinya serangan.
Kata “zombi” tak terucap sekali pun dalam film ini, bahkan Bambang yang nganggur dan ngabisin waktunya di depan komputer pun juga tidak bisa menjelaskan bahwa itu ialah zombi.
Kondisi ini melogiskan tindakan-tindakan karakternya yang bikin greget dan terkesan “lugu”.
Gore-nya dan Humornya Lumayan
Kekerasan yang diperlihatkan Kimo Stamboel (Sutradara) lumayan ekstrim, belum lagi ada unsur komedi dan selipan kalimat spontan yang terlontar dari mulut seseorang saat panik.
Agaknya humor yang tidak memaksa ini lebih memperkaya warna filmnya tanpa menghilangkan suasana mencengkam dari teror zombi.
Sinematografinya Brilian
Meski film ini tetep ada kritikan, tapi layak kita beri tepuk tangan. Salah satu poin yang layak dipuji ialah sinematografinya.
Nggak cuma ngandelin banjir darah, visual kotor, tempat gelap untuk meneror penonton. Sebaliknya, visual film ini lebih berwarna dan view yang memanjakan mata bisa jadi intermezzo di tengah semburan darah.
Selain itu, momen gambar diambil dari atas alias bird’s eye view terbilang jarang dilakukan pada film horor.
Lagu Nasional “Indonesia Pusaka” Jadi Gebrakan
Jika biasanya film horor nggak jauh dari scoring yang bikin jantungan, di film Abadi Nan Jaya justru memakai lagu nasional “Indonesia Pusaka” sebagai soundtrack
Namun, langkah ini bisa dibilang brilian, apalagi jika tema mereka saja sudah memperlihatkan sesuatu yang “Indonesia banget”, bisa membuat lagu nasional itu menarik atensi banyak orang.
Sebagai penggemar film horor, film “Abadi Nan Jaya” agaknya bisa menjadi pembeda dari film horor Indonesia yang terkesan gitu-gitu aja.
Nggak hanya sekadar andalkan premis dari santet, pocong, hingga sesajen. Bisa dibilang, Abadi Nan Jaya sedikit keluar jalur dari itu, namun ini bisa jadi hiburan buat kamu biar nggak monoton.