Asia Pacific Media Forum (APMF) 2022 hadir kembali dengan mengusung tema โMETAMORPHOSISโ. Berkaitan dengan tema itu, transformasi tren konsumen menjadi bahasan utama pada acara yang diselenggarakan tanggal 20-21 Oktober, di Nusa Dua Convention Center, Bali.
Bagaimana konsumen berinteraksi dalam ekosistem hybrid menjadi transformasi terbesar dalam tren konsumen di masa pandemi. Saat ini para konsumen semakin jeli dalam memilih kegiatan dari brand. Mereka juga tertarik pada kegiatan yang dapat menghadirkan pengalaman menyeluruh secara online dan offline.
Oleh karena itu, transformasi konsumen pun tidak terelakan dan brand juga perlu melakukan transformasi agar tetap relevan.

Founder & CEO Zen Media Shama Hyder dalam pembukaan hari pertama APMF 2022 menyampaikan, brand yang bisa memberikan pengalaman menarik dan relevan di era digital yang kini begitu dinamis akan menjadi yang paling diingat oleh konsumen.
โPelaku industri pemasaran kini sedang berada di sebuah era yang menakjubkan. Seiring berubahnya pola kebiasaan konsumen dari interaksi sosial di luar ruangan menjadi terisolasi, apalagi dengan bertambahnya berbagai perantara yang membantu interaksi dengan konsumen, menjadi semakin penting untuk memikirkan cara meningkatkan relevansi brand Anda. Ketika semakin banyak orang membicarakan suatu brand, semakin tinggi pula peluang brand tersebut memperluas jangkauan pasar,โ ucap Shama.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Best Selling Author dan Non-Obvious Trend Curator, Rohit Bhargava, mengenai pentingnya pelaku industri untuk mengenal konsumen mereka.

โKita berada di dunia yang penuh dengan informasi dan misinformasi. Untuk menarik perhatian konsumen, kita harus memiliki empati karena dengan memahami orang lain kita dapat memenangkan hati mereka (konsumen). Brand yang dapat menerapkan cara berpikir yang tidak biasa dan memahami audiensnya akan dapat menciptakan tren yang terus berkembang seiring berjalannya waktu dan tetap relevan ke depannya,โ kata Rohit.
Pada kesempatan yang sama, Global Lead Strategy Nike Weiden + Kenedy, Sonal Narain, juga bercerita tentang pelajaran yang ia dapatkan dalam mempertahankan relevansi brand.

โBrand perlu memahami kultur hingga berbicara dengan bahasa dan melihat dari sudut pandang konsumen, menunjukkan secara konsisten dan tulus bahwa setiap aksi mereka memang terinspirasi dan dilakukan untuk konsumen. Sehingga, ada kepercayaan yang terbentuk antara brand dengan konsumen secara autentik. Tapi, brand harus paham kepercayaan merupakan hasil dari konsistensi dan tidak dapat dibangun dalam waktu singkat,โ ungkap Sonal.
Pembicara lain yang hadir di APMF 2022 juga memaparkan berbagai transformasi industri yang semakin pesat saat ini. Mulai dari budaya fandom, metaverse, e-Sports, hingga transformasi media sosial sebagai super app memperkaya diskusi selama acara berlangsung.
Sebagai penutup acara, Co-Chairwoman APMF Devi Attamimi berharap seluruh peserta bisa mendapatkan perspektif baru yang dapat membantu mereka dalam menyambut transformasi industri dan menghadirkan ide-ide kreatif, dan tentunya tetap relevan dengan konsumen.

โKami dapat merasakan antusiasme peserta untuk berjejaring dan bertukar pandangan secara langsung sejak APMF terakhir yang diselenggarakan empat tahun lalu. Kami berharap seluruh peserta mendapatkan perspektif baru yang membantu mereka dalam menyambut transformasi industri dan menghadirkan ide-ide kreatif serta tetap relevan dengan konsumen. Sampai jumpa di APMF 2024!โ tutur Devi.
APMF 2022 telah merampungkan rangkaian acaranya yang dilaksanakan selama dua hari di Nusa Dua Convention Center. Lebih dari 30 pembicara kelas dunia telah menginspirasi sekitar 1.000 pelaku industri media dan periklanan yang hadir untuk terus terbuka pada kesempatan-kesempatan baru, bahkan membuat gebrakan.
See you again in 2024, gengs!