Nielsen: Netijen Indonesia Nonton YouTube 9 Jam Dalam Sebulan

Netijen menghabiskan 548 menit setiap bulannya untuk menonton konten dari YouTube.

233
0
Nielsen

Salah satu perusahaan survei media terbesar di Indonesia Nielsen, meluncurkan Nielsen Streaming Content Ratings di Millennium Centennial Centre, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis (8/12).

Streaming Content Ratings nantinya akan memberikan wawasan tentang platform dan saluran yang ditayangkan melalui perangkat seluler dan disiarkan melalui rating TV linear, termasuk jangkauan audiens, waktu yang dihabiskan, dan profil demografis yang mencakup 11 kota besar di Indonesia dengan sebuah sistem bernama “mobile meters app”.

Secara garis besar dari survei yang dilakukan Nielsen di 11 kota di Indonesia (Bandung, Banjarmasin, Greater Denpasar, Greater Jakarta, Greater Surabaya, Greater Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, dan Surakarta) dengan jumlah responden sebanyak 3.700, ditemukan bahwa 83% responden mengonsumsi konten dari kanal YouTube.

Dari data yang didapatkan oleh Redaksi OPPAL, responden dari Nielsen ini menghabiskan 548 menit setiap bulannya untuk menonton konten dari YouTube. Hal itu sama dengan kurang lebih 9 jam dalam sebulan mereka habiskan untuk menonton konten dari kanal OTT berlogo “play” tersebut.

Satu hal unik dari data yang diberikan oleh Nielsen ini adalah profil penonton di YouTube hampir sama dengan penonton TV linear secara status sosial ekonomi. 58% penonton TV linear berada di kelas ekonomi menengah atau middle. Dan sebanyak 55% pengguna atau penonton kanal YouTube berada di kelas ekonomi menengah pula.

Hal ini hanya berbeda 3% saja, yang di mana perbedaan tersebut bukan lah sebuah angka yang cukup jauh. Selain itu, 37% penonton kanal YouTube adalah mereka yang berada di kelas ekonomi upper atau kelas atas. Sedangkan, penonton TV linear berada di angka 33%.

Evolusi kanal streaming di Indonesia sendiri sesungguhnya dimulai pada tahun 2012 silam dengan munculnya kanal YouTube. Dua tahun berselang tepatnya di tahun 2014, Vidio muncul untuk menjadi salah satu brand OTT lokal pertama.

Baca Juga: “Tulus Tempati Posisi Teratas di Daftar Artis, Album, dan Lagu di Spotify Wrapped 2022

Sejak saat itu, mulailah bermunculan OTT yang lain seperti Netflix, Prime Video, VIU, Disney Hot Star, dan lain sebagainya. Namun, masing-masing dari OTT ini sudah menciptakan pasarnya sendiri dengan acara unggulan mereka yang sudah dikenal banyak orang.

Nielsen juga mengatakan bahwa naiknya akses terhadap internet dan kepemilikan smartphone mendorong streaming di mobile. Selain itu, TV linear dan internet saling melengkapi dari segi profil pemirsa, dimana TV linear menjangkau usia dewasa, sementara internet menjangkau usia muda.

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *