Pedang Bermata Dua Itu Bernama Artificial Intelligence

Keputusan ada di kita sebagai manusia!

100
Artificial Intelligence

Artificial Intelligence atau AI menjadi teknologi terbaru yang banyak dikatakan dapat mengancam pekerjaan manusia. Apakah benar semembahayakan itu? Lantas seberapa penting AI dalam kehidupan manusia?

Sebelum jauh ke dalam pembahasan itu, AI ini sendiri adalah sebuah program komputer yang biasa dimanfaatkan orang untuk membantu kegiatan manusia. Pada dasarnya, program AI ini bertujuan memudahkan manusia dalam beraktivitas.

Ada anggapan, seiring dengan berjalannya waktu, AI ini justru “katanya” mengancam kehidupan manusia. Bahkan, beberapa pekerjaan bisa digantikan oleh AI jika kita tidak meng-upgrade diri terkait dengan teknologi yang semakin maju sekarang ini.

Manusia tidak bisa menahan arus teknologi yang sekarang ini terjadi. Kita sebagai manusia dengan segala keunggulannya hanya bisa terus beradaptasi dengan apa yang terjadi saat ini, termasuk perkembangan teknologi.

Bisa sama-sama kita bayangkan bagaimana teknologi 10 tahun lalu? Sekarang? Dan 10 tahun yang akan datang? Tentu saja bisa, tapi itu semua tak perlu menjadi ketakutan yang berarti kalau kita mau untuk terus beradaptasi.

Definisi Artificial Intelligence

Ilustrasi artificial intelligence/Shutterstock

Melihat dari berbagai sumber, Artificial Intelligence merupakan cabang ilmu komputer yang menggunakan kemampuan mesin untuk menyelesaikan tugas dan aktivitas yang biasa dilakukan oleh manusia. AI akan mengumpulkan data dan mengolahnya menjadi sebuah informasi berguna agar bisa menyelesaikan tugas yang diberikan.

AI sendiri akan mengolah data tanpa henti dan tanpa rasa lelah, ini yang menjadi perhatian banyak orang dan AI dianggap sebagai ancaman masa depan untuk menggantikan banyak pekerjaan manusia.

Banyak orang yang mengira bahwa AI ini adalah robot. Namun anggapan itu kurang pas, jika diibaratkan manusia, AI adalah otak dari robot itu. AI akan menggerakkan robot tersebut sesuai dengan instruksinya.

Sejarah Awal Mula AI

Foto Alan Turing/Wikipedia

Sejarah AI berawal di tahun 1950 oleh seorang ilmuwan matematika, Alen Turing dalam tulisannya dengan judul “Computing Machinery and Intelligence” membangkitkan semangat pengembangan AI di dunia.

Turing menyatakan bahwa jika manusia mampu menyelesaikan masalah dalam membuat sebuah keputusan berdasarkan informasi dan tatanan yang tersedia, kenapa mesin tidak bisa? Maka dari pernyataan itu para ilmuwan yakin dan semangat untuk menciptakan mesin yang menyerupai kecerdasan manusia.

Maka pada tahun 1956 nama artificial intelligence pertama dicetuskan oleh John McCarthy dalam sebuah program AI Darthmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence (DSRPAI).

Pengembangan AI saat itu memang sangat lambat, tetapi project inilah yang memulai peluang AI hingga bisa berkembang seperti sekarang ini.

Penerapan Artificial Intelligence Pertama Kali

Sumber foto: Unsplash

Kamu penasaran dengan penerapan AI atau artificial intelligence pertama kali di dunia? Setelah melihat dari berbagai macam sumber, ternyata penerapan AI ini untuk pertama kalinya terjadi pada tahun 1960-an.

Pada waktu itu komputer telah mampu menampung dan menyimpan banyak informasi dan lebih mudah untuk mendapat akses yang cepat dan murah. Beberapa algoritma machine learning bahkan sudah bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah yang cukup spesifik.

Natural Language Processing (NLP) pertama Bernama STUDENT adalah model AI yang dibuat untuk menyelesaikan masalah aljabar, STUDENT kemudian dianggap sebagai milestone pertama dalam dunia AI.

Pada tahun yang sama juga kemudian muncul ELIZA. Masih sama menggunakan NLP, ELIZA chatbot pertama sebelum dikenal dengan nama Siri, Alexa, dan berbagai robot NLP yang ada sekarang ini.

Kemudian, pemerintahan pada saat itu mendukung dengan memberikan modal besar kepada ELIZA karena dianggap mampu untuk menerjemahkan bahasa dengan sangat baik lewat data processing.

Bagaimana AI Berperan dalam Kehidupan Manusia?

Foto aplikasi Waze/Unsplash

Kamu pernah bepergian dengan menggunakan Google Maps atau Waze? Kami rasa kamu yang membaca artikel ini sudah sering sekali menggunakan teknologi tersebut. Kamu bisa bayangkan bahwa 15 tahun lalu belum ada Google Maps dan Waze?

Ketika kamu berkunjung ke rumah kerabat yang tidak kamu ketahui, maka kamu akan bertanya dari satu titik ke titik yang lain. Nah, ini adalah contoh kecil penerapan AI di dalam kehidupan kita.

Bagaimana AI ini sangat membantu kehidupan kita sekarang ini. Maka, sekarang AI bukan lagi menjadi teknologi masa depan. Ada yang beranggapan bahwa AI ini adalah teknologi masa kini yang sudah ada di depan mata.

Betapa dimanjakannya kamu sekarang kalau sedang kelaparan, ada banyak pilihan makanan yang bisa kamu pilih dengan teknologi yang dinamakan ojek online.

via GIPHY

Bahkan, untuk bepergian pun kamu tidak perlu bergantian kendaraan, kalau sedang buru-buru, maka kamu bisa memilih ojek online untuk pergi ke sana ke mari. Sebegitu mudah kehidupan manusia dibantu oleh teknologi yang dinamakan artificial intelligence.

Yang paling mencengangkan adalah pada tahun 2009 Google secara diam-diam telah memulai perancangan mobil tanpa pengemudi. Dan pada tahun 2014 mobil itu diumumkan kepada publik setelah lolos uji coba di Nevada’s self-driving test.

Dan saat ini, sudah sangat mudah kita menemukan mobil yang berjalan tanpa pengemudi sekalipun. Lantas, bisa kamu bayangkan bagaimana teknologi AI 20 tahun lagi?

Apakah Benar AI Bisa Menggantikan Tugas Manusia?

Ilustrasi foto robot/Shutterstock

Poin ini mungkin sedikit menarik untuk kita ulas. Mungkin beberapa orang beranggapan “ah mana mungkin teknologi bisa menggantikan tugas manusia”. Kalau kamu juga memiliki pemikiran yang demikian, mungkin kamu harus segera cepat-cepat mengubah pikiran kamu itu.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ada beberapa tugas atau pekerjaan yang bisa digantikan dengan AI. Kamu masih ingat beberapa waktu yang lalu seorang news anchor membacakan berita dengan teknologi AI?

Atau seorang dosen di salah satu universitas membawakan materinya pun dengan teknologi AI. Ini adalah contoh kecil yang harus kita waspadai dengan keberadaan AI itu.

Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari hal ini? Bahwa dengan adanya kemajuan teknologi artificial intelligence tersebut maka kita diajak untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan yang ada.

via GIPHY

Manusia tidak bisa membendung arus teknologi yang begitu cepat saat ini. Manusia juga akan begitu-begitu saja jika tidak mengikuti perkembangan teknologi yang ada. So, siapkan dirimu untuk bertarung di masa depan dan siapkan kemampuanmu untuk bisa bersaing dengan teknologi.

Tren Artificial Intelligence Saat Ini 

@ianyxi_ Membalas @hydrophobic Komang – Ariana Grande (@Raim Laode ) #komang #komangraimlaode #arianagrande ♬ Komang – Raim Laode

Penerapan teknologi AI pada saat ini memang sudah “aneh-aneh”. Kamu pasti masih ingat bagaimana suara Ariana Grande sedang menyanyikan lagu Komang? Atau suara Pak Jokowi yang terdengar sangat mirip saat menyanyikan lagu Asmalibrasi?

Mungkin kalau tidak banyak yang membahas itu menggunakan teknologi AI Voice Generator kita akan percaya-percaya saja bahwa itu adalah suara Ariana Grande dan suara Pak Jokowi.

Ini sesuatu hal yang sebenarnya di luar nalar namun ada dan nyata. Jangan sampai juga hal ini dijadikan sebagai sumber hoaks menjelang tahun pemilu yang sebentar lagi akan kita rasakan.

Oleh karenanya sangat dibutuhkan kebijaksaan kita sebagai pengguna AI untuk bisa menerapkan AI ini dengan baik dan tidak sembarangan.

Selain itu, ada pula teknologi AI yang mampu mengubah muka seseorang menjadi idolanya. Mungkin kamu juga masih ingat bagaimana mantan presiden dan presiden republik ini yang diubah mukanya menjadi masa kecil?

Bahkan, saking canggihnya teknologi AI, ada idols yang dibuat secara digital. Ada pula robot hasil teknologi AI yang menjadi warga negara.

Kita semua seakan dibawa untuk bernostalgia dengan hal tersebut. Tapi, ya kembali lagi ini adalah sebuah tren yang tidak bisa kita tolak kehadirannya. Tren AI ini harus kita terima dengan bijaksana tanpa ada niatan untuk mengambil keuntungan pribadi.

AI Bisa Membantu Manusia, Juga Bisa Menjebak

Ilustrasi artificial intelligence
Ilustrasi artificial intelligence/Shutterstock

Seperti yang sudah dikatakan tadi di atas. Artificial intelligence bisa menjadi pisau bermata dua untuk kehidupan manusia. Suatu waktu “mereka” bisa membantu dan suatu waktu mereka bisa merusak secara perlahan.

Oleh karenanya, sangat diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi tersebut. Kemampuan kita untuk beradaptasi memang sangat diperlukan agar kita tidak mudah “digantikan” oleh AI.

Bahkan, seorang Godfather of AI baru-baru ini mengundurkan diri dari Google karena kecerdasan buatan itu bisa membuat “penyesalan” di kemudian waktu. Entah apa yang dimaksud oleh Geoffrey Hinton yang disebut sebagai “guru besar AI”.

“Apa yang ada di dalam sistem ini, sebenarnya jauh lebih baik daripada apa yang ada di otak (manusia),” ucap Geoffrey Hinton kepada banyak media baru-baru ini.

Produk generatif dari AI juga dinilai bisa menjadi alat penyebaran informasi yang salah. Teks, foto, video yang keliru dan tidak sesuai faktanya kemudian akan banyak melintas di dunia maya.

“Susah untuk mencegah aktor jahat menggunakannya (produk AI) untuk hal-hal buruk,” tambah pernyataan Hinton.

Ini menjadi peringatan keras untuk kita, di satu sisi AI bisa membantu kehidupan manusia. Namun, di sisi lain AI juga bisa membunuh secara perlahan. Sekarang, tergantung kita mau bagaimana menghadapi AI ini, apakah mau menyerah? Atau melawan dengan mengikuti perkembangan zaman dan membekali diri sebaik mungkin?

Jika kita bicara di bidang industri, sudah banyak penggunaan AI dan robotik dalam pabrik, bahkan kini merambah ke industri kreatif. Sudah banyak pekerja yang protes dengan kehadiran AI ini, karena menggantikan fungsi mereka dalam industri tersebut.

Lalu, Bagaimana Kita Harus Menghadapi AI?

Ilustrasi foto Artificial Intelligence/Unsplash

Lagi dan lagi kami mengingatkan bahwa kemajuan zaman dan perkembangan teknologi yang begitu pesat tidak bisa kita tolak. Namun, jangan sampai juga teknologi artificial intelligence ini menguasai kehidupan kita.

Biarkan AI tetap menjadi mesin pengolah data yang andal, dan biarkan juga keputusan-keputusan penting tetap ada di tangan manusia. AI adalah mesin yang “tak memiliki hati” dan sangat berbahaya jika diberikan waktu yang lama untuk mempelajari kehidupan manusia.

Sudah saatnya kita bersiap menghadapi teknologi AI ini. Sebuah teknologi yang tidak bisa kita halau dan harus kita terima dengan cara mengikutinya. Dan jangan sampai kita terbawa dan terlarut pada teknologi AI ini ya Gengs.

Ingat, kita memiliki otak dan intuisi yang merupakan berhah berlimpah sebagai makhluk hidup, kita harus memaksimalkan dua pemberian besar dari Tuhan ini secara maksimal.

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.