Gengs, kalian tahu nggak , kalau Pemerintah bakal segera menyetop operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 31 Desember tahun ini.
Rencana penutupan ini juga tertuang dalam surat bernomor B-404.N/KABNPB/PD.01.2/11/2022 soal Penghentian Tempat Karantina/Isolasi Dukungan Satelit Wisma Atlet pada November 2022.
Surat ini pun ditandatangani oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) Suharyanto, selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19.
Tapi, pengelola RSDC Wisma Atlet Kemayoran bilang nggak langsung menutup seluruh tower. Dari 10 tower, pengelola hanya menyisakan satu tower, yaitu Tower 6 sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus Covid-19.
โDi Tower 6 juga adanya intensive care unit (ICU), intermediate unit (IMC) dan high care unit (HCU) yang jumlah tempat tidur ada 90 tempat tidur,โ ucap salah satu pengelola, Mintoro.
Di tower itu juga masih tersedia sekitar 1.651 tempat tidur yang siap pakai untuk berjaga-jaga apabila sewakt-waktu kasus Covid-19 kembali meningkat.
Oh ya, tapi kamu tahu nggak history Wisma Atlet Kemayoran sebelum disulap jadi RS Darurat Covid-19?
Pembangunan awal
Wisma Atlet yang dibangun dengan biaya sekitar Rp3 triliun ini sempat mengalami ketidakjelasan sebelum didirikan, gengs.
Ketidakjelasan itu muncul setelah Pemprov DKI Jakarta ingin membatalkan pembangunan Wisma Atlet di atas lahan yang memiliki luas 11,5 hektar di Kemayoran. Padahal, JakPro (PT Jakarta Propertindo) selaku badan usaha daerah yang ditunjuk Pemprov DKI sebagai pelaksana telah rampung melelang proyek ini.
Saat itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta, Pak Heru Budi Hartono bilang pihaknya nggak mau memberikan modal ke PT JakPro bermasalah di kemudian hari, karena serah terima aset sempat menuai perbedaan pendapat.
Lalu, perbedaan persepsi soal mekanisme pembangunan itu membuat pembangunan yang awalnya direncanakan dimulai pada September 2015 gagal dilakukan.
Pemerintah Pusat mengambil alih
Maret 2016, Wisma Atlet akhirnya mulai dibangun setelah diserahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan target pembangunan selama 17 bulan.
Pada 18 Maret 2016, Wisma Atlet didirikan di atas lahan seluas 10 hektar, yang mana merupakan aset milik negara atas nama Menteri Sekretaris Negara. Wisma Atlet terdiri dari 10 menara yang terbagi di kawasan Blok C-2 (3 menara) dan D-10 (7 menara). Setiap menaranya terdiri dari 18 hingga 32 lantai dengan jumlah hunian mencapai 7.424 unit.
Tiap unit rusun yang dibangun dengan tipe 36 ini dilengkapi dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi, serta tempat mencuci dan menjemur pakaian.
Jadi mes Asian Games
Pada 2018, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asian Games dengan syarat punya sarana akomodasi atlet kontingen negara peserta. Wisma Atlet yang luas lahannya mencapai 11 hektar dengan 10 tower dan 34 lantai akhirnya dipilih.
Syarat ini sebelumnya ada di bawah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta. Tetapi, akhirnya diambil alih oleh Kementerian PUPR. Keputusan itu diambil saat Pemprov DKI bertemu dengan pejabat Kemensesneg pada 23 Desember 2015.
Menurut situs pu.go.id, peresmian dilakukan di awal 2018 sekitar akhir bulan Februari.
Wisma Atlet akhirnya sukses menjadi sarana akomodasi para atlet dan kontingen Asian Games 2018. Setelah itu, wisma ini direncanakan menjadi rumah susun sewa (rusunawa) yang dapat dihuni masyarakat dengan kategori berpenghasilan rendah. Saat itu, tarif yang dipatok sekitar Rp1 jutaan atau maksimum sepertiga dari UMP tempat bekerja.
Pada 2019, ada rencana wisma ini bakal dijadikan hunian aparatur sipil negara (ASN), yang mana sejalan dengan instruksi Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat itu, Pak Jokowi ingin menyediakan hunian untuk para ASN, TNI, dan Polri dengan skema sistem sewa.
RS Darurat Covid-19
Awal Maret 2020 kasus Covid-19 dilaporkan mulai masuk ke Indonesia dan akhirnya menjadikan Wisma Atlet sebagai RS Darurat Covid-19. Wisma Atlet resmi beroperasi dan menjadi tulang punggung penanganan Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek pada 23 Marer 2020.
Nggak lama setelahnya, pemerintah juga meresmikan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Covid-19 di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, pada 6 April 2020.
Anyway, RSDC Wisma Atlet sudah merawat pasien 131.195 Covid-19 hingga Senin (26/12/2022). Dalam perjalanannya, RSDC Wisma Atlet berulang kali menghadapi gempuran lonjakan pasien Covid-19.
Menurut situs bnpb.go.id, RSDC Wisma Atlet sudah mengalami tiga kali lonjakan pasien. Pada 30 Juni 2021, puncak keterisian (Bed Occupancy Rate) berada di angka 90,79 persen saat varian Delta menyerang.
Kapasitas BOR pun akhirnya bisa turun di angka terendah, yakni 1,46 di tanggal 10 Desember 2021. Sampai saat ini, jumlah BOR berada di angka 10,60 persen per 22 Maret 2022. Keberhasilan ini tentunya berkat hasil kerja keras seluruh pihak dari waktu ke waktu. Well done team! Hats off!
Hmm, kira-kira Wisma Atlet Kemayoran akan jadi apa ya peruntukannya setelah banyak tower yang ditutup? Menurut kamu apa yang cocok gengs?