Fenomena Scan Retina, Dibayar Ratusan Ribu Tetapi Punya Risiko yang Besar

In this economy foto retina langsung dapat uang ratusan ribu Rupiah siapa yang gak mau sih? Eh tapi efeknya apa yaa?

30

Pernah terbayang gak, gengs hanya dengan menatap sebuah alat, kita bisa mendapatkan uang sampai dengan ratusan ribu Rupiah? Fenomena ini nyata terjadi di Indonesia dan sedang viral di media sosial. Fenomena ini bernama scan retina, yang merupakan bagian dari proyek digital global bernama Worldcoin.

Di media sosial sudah banyak laporan tentang ratusan orang yang mendaftarkan retina mata mereka. Fenomena tersebut terjadi di Depok & Bekasi, dimana mereka dengan sukarela memindai retina mata mereka di kantor cabang WorldID.

Imbalan yang mereka dapatkan adalah bayaran uang antara Rp300 ribu hingga Rp800 ribu. Uang yang cukup besar ini bisa didapatkan hanya dengan melakukan pemindaian retina mata menggunakan alat berbentuk bola bernama Orb.

Seklias tentang World App

World App dikembangkan oleh Tools for Humanity (TFH) dan dipimpin oleh Sam Altman, yang juga merupakan CEO OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT. Dalam aplikasinya, pengguna yang telah memindai retina akan mendapatkan identitas digital yang disebut World ID dan diberi imbalan berupa Worldcoin.

Worldcoin merupakan sebuah aset digital yang nantinya bisa diuangkan dengan mata uang digital. Proyek ini telah beroperasi di sejumlah titik resmi di Jabodetabek dan menyasar masyarakat luas dengan iming-iming bayaran instan.

Namun, meskipun terdengar menarik, kehadiran World App mengundang keprihatinan berbagai pihak. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo) menilai aktivitas aplikasi ini mencurigakan karena mengumpulkan data biometrik sensitif yang sifatnya personal. Akibatnya, izin Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) milik World App dibekukan sementara. Selain itu, Polri dan OJK juga menyatakan siap melakukan penindakan setelah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Sam Altman, CEO Open AI menyatakan bahwa proyek Worldcoin dirancang sebagai dasar dari sistem pendapatan dasar universal di masa depan. Dalam visinya, di saat kecerdasan buatan menggantikan banyak pekerjaan manusia, kekayaan yang dihasilkan oleh AI dapat didistribusikan secara merata kepada manusia melalui Worldcoin. Untuk mencegah seseorang mendaftar lebih dari satu kali, ia menggunakan retina mata sebagai identitas yang unik dan tidak bisa dipalsukan.

Meski demikian, penggunaan data retina sebagai alat verifikasi menuai kontroversi global. Fenomena ini telah ramai di Spanyol tahun 2019, dimana otoritas perlindungan data setempat mendesak agar Worldcoin menghapus data retina yang dikumpulkan karena dianggap melanggar peraturan perlindungan data Uni Eropa (GDPR). Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa data biometrik yang dikumpulkan bisa disalahgunakan.

Baca juga: Lomba lari robot di China

Retina mata merupakan data sensitif

Retina mata termasuk data biometrik yang sangat sensitif, dan jika jatuh ke tangan yang salah, dapat dimanfaatkan untuk hal negatif. Banyak kemungkinan yang akan terjadi seperti pencurian identitas, akses ke rekening bank, pengajuan pinjaman online ilegal, bahkan penipuan pemilu. Tentunya akan merugikan pihak yang mendaftar sebelumnya.

Salah satu contoh data biometrik lainnya adalah sidik jari, yang biasanya kita pakai untuk password keamanan di handphone. Data biometrik bersifat permanen, tidak bisa diubah seperti kata sandi, sehingga risikonya bisa bersifat permanen pula. Perlu diingat pula, data biometrik sifatnya unik, antar manusia tidak ada kesamaan satu maupun yang lainnya. Sehingga data retina atau iris mata sangatlah sensitif dan sifatnya personal & rahasia, hanya dipakai untuk kepentingan tertentu saja.

Dengan ramainya fenomena ini, kita diajak untuk berpikir ulang dan memahami konsekuensi jangka panjang dari setiap keputusan yang kita ambil. Dalam dunia digital, setiap โ€œbarang gratisโ€ biasanya datang dengan harga tersembunyi. Maka tetap berhati-hati dan berpikir panjang yaa, gengs!