Sejarah Nama Senayan, Menteng, Kuningan, Harmoni, Ancol dan Condet di Jakarta

617
1

Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Seiring berjalannya waktu, Jakarta mengalami perubahan yang cukup signifikan. Pembangunan-pembangunan terus dilakukan untuk membuat Jakarta menjadi cerminan ibu kota sebuah negara.

Meski berubah secara fisik, Jakarta tetap menyimpan sejumlah fakta unik yang mungkin sebagian orang belum tahu. Salah satunya seperti nama-nama jalan atau daerah. Seperti yang diketahui oleh banyak orang, kebanyakan nama jalan di Jakarta berasal dari buah-buahan. Bahkan, kota ini menjadi yang paling banyak mengadopsi nama buah.

Selain itu, beberapa nama juga diambil berdasarkan kontur tanah, golongan etnis, dan nama orang atau kejadian. Nama-nama daerah seperti Senayan, Kuningan, Kebon Sirih, Duren Sawit, Cideng, Dukuh Atas, Mangga Dua dan masih banyak yang lainnya, memiliki fakta dan sejarah yang unik serta menarik untuk diketahui.

Adapun sejumlah nama daerah di Jakarta yang memiliki fakta unik dan menarik sebagai berikut.

1. Senayan

Dahulu daerah Senayan merupakan tanah milik seorang bangsawan asal Bali yang bernama Wangsanayan. Dikutip dari Gramedia.com, hal ini tercatat di peta terbitan Topographisch Bureau Batavia pada tahun 1902.

Karena tanah yang luas tersebut dimiliki Wangsanayan, banyak orang mengenalnya sebagai wilayah milik Wangsanayan, sehingga lambat laun akhirnya mereka menyingkatnya menjadi Senayan.

2. Menteng

Menteng kini dikenal dengan perumahan-perumahan elit dan mewah. Namun, pada zaman dahulu kala, daerah ini merupakan hutan yang dikelilingi banyak pohon dan buah-buahan. Di antara banyak pohon, ada salah satu pohon buah bernama menteng, hingga pada akhirnya banyak orang menyebut wilayah tersebut dengan nama Kampung Menteng.

Namun, tanah itu dibeli oleh pemerintah Belanda pada tahun 1912 sebagai lokasi perumahan pegawai pemerintah Hindia Belanda. Sehingga darah itu disebut Menteng.

3. Kuningan

Kuningan yang terletak di kawasan Jakarta Selatan kini merupakan kawasan yang cukup elit. Sebab, daerah ini terkenal banyak perkantoran perusahaan besar, kedutaan besar negara asing, dan juga pusat perbelanjaan modern.

Lalu, kenapa daerah ini disebut Kuningan? Jawabannya karena dulu banyak ditinggali oleh orang-orang yang berasal dari daerah Kuningan, Jawa Barat. Namun, di era 1950-an, kawasan Kuningan jadi perkampungan orang Betawi yang memiliki banyak kebun buah. Seiring berkembangnya zaman, Kuningan kini menjadi salah satu kawasan bisnis terkemuka di Jakarta.

4. Harmoni

Bicara soal Jakarta, tentu tak lepas dengan daerah yang satu ini. Yup, Harmoni memang merupakan salah satu daerah yang cukup popular dan ikonik di kalangan warga Jakarta. Harmoni juga menjadi salah satu kawasan elit di Jakarta Pusat, karena lokasinya yang tak jauh dari Istana Negara.

Pada zaman dahulu, Harmoni merupakan tempat pesta para bangsawan Belanda. Kala itu, ada sebuah gedung di Batavia (Jakarta) yang dikuasai oleh Belanda. Nama dari bangunan tersebut adalah Sosiestiet De Harmonie. Bangunan ini dibangun sebagai tempat pertemuan dan pesta para bangsawan Eropa saat itu.

Setelah gedung itu berusia 170 tahun, tepatnya tahun 1985, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk membongkar gedung tersebut dengan tujuan untuk memperluas jalan. Hingga akhirnya kawasan tersebut dikenal sebagai Harmoni sampai sekarang.

5. Ancol

Bergeser ke wilayah utara, ada nama Ancol yang kini dikenal sebagai tempat untuk berekreasi. Ternyata, Ancol memang sudah menjadi tempat rekreasi dan taman hiburan sejak 1968 silam.

Di samping itu, di balik nama Ancol tersimpan sejumlah sejarah yang menarik untuk diketahui. Dikutip dari Kumparan, nama Ancol memiliki arti yang berkaitan dengan kondisi wilayah Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Ancol mempunyai arti tanah yang menjorok ke laut atau tanjung. Lalu, nama Ancol juga bisa diartikan sebagai tanah mendidih berpayau-payau.

Selain itu, nama Ancol berawal dari kondisi laut Jawa di Nusantara pada masa penjajahan Belanda. Ketika itu, laut Jawa yang pasang membuat air asin menggenang di daratan sekitarnya dan bercampur dengan air tawar di kali. Akhirnya, air di wilayah itu menjadi air payau.

Oleh sebab itu, orang-orang Belanda di zaman VOC menyebut kawasan tersebut sebagai Zoutlande, yang artinya tanah asin.

6. Condet

Jika Anda sering main ke wilayah Jakarta Timur, nama Condet tentu begitu melekat. Condet merupakan daerah yang terletak di Kecamatan Kramat Jati yang terdiri 3 kelurahan, yaitu Batuampar, Balekambang, dan Kampung Gedung.

Dikutip dari buku ‘212 Asal Usul Djakarta Tempoe Doeloe (2012)’ karya Zaenuddin H.M, yang dilansir dari Tirto, nama Condet berasal dari bahasa Sunda, yaitu perpaduan dari kata ‘Ci’ yang berarti anak sungai, dan ‘Ondet’ dari istilah ondeh-ondeh atau pohon buni.

Meski demikian, Condet memiliki berbagai versi cerita. Riwayat lain yang dikutip dari Okezone, merujuk dari cerita rakyat bahwa Condet berasal dari nama seseorang yang memiliki kesaktian dan punya bekas luka di wajahnya. Bekas luka itu biasa disebut codet. Orang sakti tersebut sering muncul di daerah Batu Ampar, Balekambang, dan Pejaten.

Dari latar belakang tersebut, sudah tahu sejarah nama daerah kamu di Jakarta?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

One thought on “Sejarah Nama Senayan, Menteng, Kuningan, Harmoni, Ancol dan Condet di Jakarta

  1. I like the efforts you have put in this, regards for all the great content.