“SUMMER SOLSTICE”, SAAT MATAHARI MAKIN MENYALA PADA 21 JUNI

Fenomena Summer Solstice ini terjadi saat matahari ada di posisi tertinggi pada 21 Juni 2025

17

Summer Solstice ini terjadi ketika matahari bakal terbit dan terbenam paling jauh ke utara cakrawala. Jadi jangan kaget, kalau matahari kerasa banget di ubun-ubun karena berada di atas kepala saat siang hari.

Fenomena ini terjadi dua kali dalam satu tahun, yakni pada bulan Juni dan Desember. Selain itu, ini juga menandai perubahan musim; titik balik musim panas (Juni), titik balik musim dingin (Desember).

Dampak Fenomena Solstis di Indonesia?

Fenomena Solstis Ini Terjadi karena karena kemiringan 23 derajat sumbu Bumi yang menyebabkan durasi penyinaran matahari berbeda di setiap wilayah sepanjang tahun.

Meski tidak seperti wilayah empat musim, titik balik ini tetap mempengaruhi Indonesia seperti durasi siang dan malam. Selain itu, posisi matahari juga memengaruhi sudut cahaya sehingga menghasilkan bayangan yang berbeda saat terbit dan tenggelam.

Baca Juga: Titik Balik Matahari di Musim Panas

Gimana Ya Cara Menikmati Fenomena Solstis?

Summer Solstice ini berlangsung selama satu hari, namun efeknya bisa terasa beberapa hari sebelum dan sesudahnya.

Oppal Gengs bisa mengamatinya dengan cara

  • Perhatiin panjang bayangan saat matahari terbit/terbenam
  • Pakai aplikasi seperti Stellarium atau SkySafari
  • Ada pemandangan yang indah saat matahari terbit/terbenam karena lebih jelas

Apakah Fenomena Solstis Mempengaruhi Manusia?

Banyak spekulasi yang sebutkan bahwa fenomena ini berbahaya bagi manusia, karena bikin banjir rob, gempa bumi, dll. Padahal hal tersebut tidak relevan sama sekali.

Namun, fenomena ini mempengaruhi Belahan Bumi Utara menyaksikan malam terpendek dan siang terpanjang pada hari 21 Juni itu.

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT Erupsi

Namun, menurut BRIN, negara Indonesia kecil kemungkinan mengalami hal itu karena daerah khatulistiwa kita berada relatif menerima sinar matahari secara terus menerus tiap tahunnya.