BMKG Jelaskan Kenapa Matahari Berasa Lebih Panas Belakangan Ini

Kondisi Matahari yang terik ini diduga terjadi hingga bulan Juni mendatang.

267
Ilustrasi kepanasan

“Duh, panas banget deh nih Jakarta”, pasti warga Jakarta dan sekitarnya sering banget denger kalimat ini satu minggu belakangan. Nah, ternyata hal ini disebabkan oleh indeks ultraviolet mencapai puncaknya pada siang hari, terlebih lagi saat ini posisi Matahari lebih optimum ke wilayah Indonesia.

Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun mengonfirmasi hal ini dan mengatakan bahwa pada siang hari indeks ultraviolet bisa mencapai kategori high dan ekstrem, tepatnya pada pukul 12.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB.

Ilustrasi matahari yang sedang bersinar terik/Unsplash

“Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori low di pagi hari, mencapai puncaknya di kategori high, very high, sampai dengan extreme ketika intensitas radiasi Matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12.00 WIB s.d 15.00 WIB waktu setempat dan bergerak turun kembali di kategori low di sore hari. Kategori ini mengindikasikan besarnya intensitas radiasi ultraviolet dari sinar Matahari yang dirasakan di permukaan,” ucap Koordinator Bidang Disemasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Bapak Harry T Djatmiko, dikutip dari kumparan.com.

Ilustrasi matahari yang sedang bersinar terik/Unsplash

“Pola harian ini biasanya dipengaruhi oleh posisi dan waktu pergerakan Matahari, serta kondisi tutupan awan di suatu wilayah sehingga pada cuaca cerah di siang hari indeks ultraviolet dapat mencapai kategori very high sampai dengan extreme. Oleh karena itu, tinggi rendahnya indeks ultraviolet sangat dipengaruhi oleh potensi pertumbuhan awan, terutama awan konvektif yang berpotensi menyebabkan musim hujan,” tambah Bapak Harry.

Saat ini pergerakan semu Matahari mengarah ke Utara sampai dengan Jumat nanti. Ini tentunya akan berdampak kepada penyinaran Matahari yang lebih optimum ke Indonesia.

Ilustrasi matahari yang sedang bersinar terik/Unsplash

“Bulan April posisi semu Matahari masih ada di sekitar dekat ekuator, dan menunjukkan fase gerak semua ke utara hingga Juni nanti yang berdampak penyinaran Matahari lebih optimum ke wilayah Indonesia,” kata Bapak Harry.

BMKG juga menerangkan bahwa level ekstrem dalam indeks UV BMKG ini adalah sebuah hal yang biasa dan bukan kali ini saja terjadi.

Baca juga: “Jangan Ketinggalan! Gerhana Matahari Hibrid Akan Lewat di Indonesia 20 April

Sampai saat ini, belum ada laporan kejadian saat level ekstrem jam tertentu seseorang kulitnya langsung terbakar tiba-tiba.

Stay safe dan jangan lupa pake payung, lotion anti-UV, atau bawa kipas kalo lagi panas-panasnya ya gaess.

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.