The Truth About Being an Entertainer

Ada banyak lika-liku bekerja di dunia hiburan.

123
Mahalini Star Editor

Ingatkah kamu, apa cita-citamu sewaktu kecil dulu?

Kalau Lini sendiri, sebenarnya cita-cita Lini saat masih belia dulu bukan spesifik jadi seorang penyanyi, walau memang Lini sering membayangkan bagaimana rasanya bisa terjun ke dunia entertainment.

Keinginan untuk jadi seorang penyanyi baru timbul ketika Lini mulai aktif les menyanyi dan modelling. Saat itu, Lini membayangkan bagaimana rasanya kalau Lini bisa berdiri di sebuah stage yang besar dan enggak lagi tinggal di Bali.

Siapa sangka, keinginan tersebut benar-benar terwujud – kini Lini bisa menyanyi dan menghibur banyak orang di panggung yang megah, serta pindah ke Jakarta.

Mahalini
Mahalini/@mahaliniraharja

Bagi banyak orang, hal yang dilakukan Lini sekarang mungkin terlihat begitu menyenangkan: Impiannya terwujud, punya banyak penggemar, bisa bepergian ke banyak tempat, dan sebagainya.

Padahal, di balik itu, menjadi seorang entertainer tidak seindah kelihatannya. Bahkan, kalau boleh jujur, menjadi publik figur ternyata berbeda dengan yang ada di bayangan Lini saat kecil dulu.

Turns out, ada banyak lika-liku yang harus dijalani saat bekerja di dunia hiburan. Lini harus lebih pandai mengatur sikap, harus selalu tersenyum, dan harus selalu berusaha terlihat baik-baik saja di depan kamera.

Klik juga tulisan Mahalini soal jati diri sebenarnya

Ini yang tidak banyak orang-orang tahu: Lini sebenarnya sulit mengatur emosi, apalagi berusaha untuk selalu tersenyum di depan orang. Terlihat baik-baik saja itu susah banget, lho! Tapi Lini berusaha untuk tetap tersenyum demi para penggemar Lini.

Selain itu, tantangan berkarier di dunia entertainment sebenarnya bukan soal bagaimana kita bisa mencapai puncak, tapi bagaimana mempertahankan supaya kita bisa selalu stabil, berjuang untuk tetap konsisten dan tidak menyerah.

Kadang, kalau lagi lelah dengan glamornya dunia entertainment dan segala keribetannya, Lini akan menjauhi media sosial dan menyendiri di rumah. Sendirian bikin “baterai” Lini kembali fully charged.

Di saat seperti ini, Lini akan membayangkan, bagaimana ya, kalau Lini enggak jadi seorang penyanyi?

Lini mungkin akan jadi seorang gamers, karena Lini suka banget main games dan sempat terpikir untuk jadi seorang gamers. Kalau tidak jadi seorang gamers, pilihan lainnya adalah melanjutkan pendidikan di bidang kedokteran gigi, dan mungkin jadi dokter gigi.

Nah, semua kesulitan dan kegundahan di atas biasanya akan terbayar ketika Lini bisa bernyanyi di atas panggung dan bertemu dengan para penggemar Lini. Walau lagi bad mood, kalau Lini bisa bernyanyi dan menghibur banyak orang, semua rasa lelah tersebut magically akan menguap.

Ke depannya, Lini berharap bisa terus menciptakan karya-karya besar yang konsisten, bukan cuma bagi Lini, tapi juga buat para penggemar Lini dan semua orang. Semoga karya-karya Lini bisa terus bertahan dan didengarkan untuk waktu yang lama, dan lagu-lagu Lini bisa menjadi “jembatan” yang kokoh bagi orang-orang yang membutuhkan semangat.

Semoga, ya.

With love,

Mahalini