Cerita Bidan Wulan, 21 Tahun Tak Lelah Mengedukasi Pasangan soal Stunting

Bidan Wulan mengingatkan kita pentingnya edukasi untuk persoalan stunting.

82
Bidan Wulan Mardikaningtyas

Angka stunting di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang perlu segera diatasi. Salah satu cara atau upaya untuk mencegah terjadinya stunting adalah memberikan edukasi bagi pasangan.

Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memberikan perhatian khusus terkait stunting ini. Pak Jokowi mengatakan pemerintah daerah harus memberikan intervensi pada masa kritis balita, demi mendukung target penurunan stunting nasional menjadi 14% pada 2024.

Sebagai informasi, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan dari sisi pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan rata-rata anak seusianya. Keadaan ini terjadi akibat masalah gizi atau kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama.

Pencegahan yang dilakukan untuk masalah stunting kepada calon pengantin, ibu mengandung, melahirkan, menyusui, termasuk ibu di masa Golden Periode anak di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Ujung tombak dalam sosialisasi untuk masalah stunting ini adalah figur seorang bidan. Mereka adalah garda terdepan atau sentral dalam melakukan pengawalan untuk penanganan stunting yang ditujukan kepada para pasangan muda dan ibu tersebut.

Salah satu bidan yang tak henti memberikan edukasi terkait bahaya stunting ini adalah Mba Wulan. Bidan yang tinggal dan berjuang di Jawa Tengah ini mengawal terus upaya pencegahan stunting.

Bidan Wulan Mardikaningtyas
Bidan Wulan Mardikaningtyas

Sosok Mba Wulan adalah orang yang sederhana, ia dikenal sebagai orang yang penuh empati dalam menjalankan tugasnya. Salah satu tugas beratnya adalah melawan mitos soal KB atau keluarga berencana.

“Dua puluh satu tahun  menjadi bidan, masih ditemukan mitos tentang KB di masyarakat. Maka dari itu, edukasi masih harus tetap dilakukan,” ungkap Mba Wulan.

Adapun mitos yang beredar di masyarakat di antaranya perihal KB hormonal, ketika sudah dihentikan sebenarnya tiga  sampai enam bulan kemudian akan kembali lagi ke masa kesuburannya. Begitupun IUD, ketika sudah dilepas IUD-nya sesungguhnya sudah jadi subur kembali, alias bisa kembali hamil. 

“Pada prinsipnya memang betul alat kontrasepsi ini mengganggu kesuburan, karena cara kerjanya memang membantu untuk mengatur masa kehamilan. Dan kami selalu mengedukasi para calon akseptor ini, bahwa jika nanti sudah di stop KB-nya, pasti akan kembali ke subur,” papar Mba Wulan.

Mba Wulan yakin betul bahwa program KB menjadi alat yang mampu mengawal terjadinya penurunan stunting. Melalui perencanaan berkeluarga yang baik, risiko terjadinya anak stunting menjadi lebih rendah. 

Namun dia mengingatkan program percepatan penurunan stunting tak lantas dibebankan pada BKKBN semata, perlu adanya kerjasama dan sinergi lintas profesi, masyarakat, lembaga pemerintah maupun swasta.

Bidan Wulan Mardikaningtyas saat melayani masyarakat.
Bidan Wulan Mardikaningtyas saat melayani masyarakat.

Dalam profesinya sebagai bidan yang terjun langsung di masyarakat, inovasi sudah menjadi keharusan. Melalui inovasi, edukasi dan pelayanan bisa benar-benar sampai dan diterima di masyarakat. 

Inovasi yang dikembangkan bidan Wulan di antaranya pelayanan “Happy ber-KB dengan Hipnoterapi”. Adapun metode hipnoterapi pemasangan KB membuat banyak akseptor KB  suntik ataupun IUD dan implant tidak merasakan sakit saat diberikan pelayanan, hal ini sangat membantu pasien. 

“Dengan inovasi ini  diharapkan mereka memberikan informasi dan mengajak teman dan keluarga untuk tidak takut ber-KB. Banyak pasien yang takut  ber-KB, terutama  IUD dan implant. Nah, kami punya solusi dengan adanya program Happy ber-KB ini. Sehingga melalui hipnoterapi dalam ber-KB ini mereka tidak merasakan sakit. Malah mereka sampai bilang kenapa tidak dari sebelum-sebelumnya  ber-KB,” papar Mba Wulan.

Inovasi lainnya berupa Hypnobirthing, adalah Hipnoterapi untuk Persalinan  dengan tujuan agar ibu merasa nyaman dan tidak mengalami trauma pasca persalinan. Metode ini merupakan inovasi dari TPMB Wulan Mardikaningtyas, dan merupakan satu-satunya Hypnobirth di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

“Harapan kami sebagai bidan kepada masyarakat, mari merencanakan kehamilan. Karena  berencana itu keren. Jadi, kalo mau hamil ya harus terencana. Bagaimana terencananya, ya melalui ber-KB. Semoga semua pasangan usia subur mau ber-KB, ya,” kata Mba Wulan.

Bagi Mba Wulan, pengalaman sebagai bidan di Kabupaten Sukoharjo tak membuatnya menjadi bosan dan jenuh dengan profesi tersebut. Menurutnya, ini sudah menjadi tugas mulia, untuk turut membangun bangsa melalui jalur kebidanan, terutama membantu mengatasi stunting.

Bidan Wulan Mardikaningtyas
Bidan Wulan Mardikaningtyas saat mendapatkan penghargaan.

Bidan Berprestasi

Sosok Mba Wulan merupakan bidan yang memiliki sejumlah penghargaan. Tak heran, hal ini diraih dengan dedikasi dan inovasinya dalam bekerja membuat masyarakat semakin sehat dan sadar akan pentingnya ber-KB.

Bidan yang bernama lengkap Wulan Mardikaningtyas, A.Md. Keb. ini selain berhasil meraih Juara 1 Bidan Teladan tingkat Kabupaten Sukoharjo di tahun 2019, dia juga berhasil menjadi Juara 1 Bidan Delima Award tingkat Provinsi Jawa Tengah  tahun 2022. 

Kini, di pertengahan 2023 bidan Wulan berhasil menyabet gelar baru sebagai Juara 1 TPMB (Tempat Praktik Mandiri Bidan) Role Model Tingkat Jawa Tengah.

Prestasinya yang bersinar ini juga dikarenakan caranya dalam bekerja. Mba Wulan dikenal memiliki empati yang tinggi dalam melayani masyarakat. Hal ini ada dalam nilai yang selama ini ia terapkan dengan nama “SEHATI”.

SEHATI merupakan akronim atau kependekan kata dari:

  • Senyum, artinya melayani konsumen dengan ramah (Senyum, Sapa, Salam)
  • Empati, artinya  melayani dengan sepenuh hati dan dari hati.
  • Handal, artinya memiliki tenaga profesional yang terlatih dan handal 
  • Akurat, artinya  memiliki ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan
  • Terampil, artinya  mampu mengatasi permasalahan, keluhan konsumen dalam pelayanan dengan baik
  • Ikhlas, memiliki arti  melayani konsumen dengan sabar, tanpa membeda-bedakan dan setulus hati.

Semoga semakin banyak Mba Wulan dan bidan-bidan di luar sana yang terus semangat dan berjuang membantu mengatasi masalah stunting di masyarakat. Untuk Bidan Mba Wulan, kami sangat berterima-kasih atas perjuangan dan usaha yang dilakukan, you are such an angel!