Cerita Mudik ke Nagari Tarcinto, Taram Sumatra Barat

Perjalanan jalur darat via bus ini banyak pengalaman seru gaess.

75

Hai Oppal gengs, kamu mudik enggak nih tahun ini? Kalau iya, gimana perjalanan mudik kamu? Pasti seru banget kan perjalanan menuju kampung halaman tercinta. Rasa lelah di jalan, dan macet karena ramai kendaraan pun terbayarkan kalau kamu sudah sampai di kampung dan berkumpul bersama keluarga yang pastinya sangat kamu kangenin.

Kali ini Minpal mau sharing pengalaman mudik Minpal ke Provinsi Sumatra Barat, Padang nih gengs, tepatnya ke nagari (desa) Taram.

Perjalanan ini Minpal tempuh selama kurang lebih 3 hari 2 malam menggunakan bus pariwisata yang disewa oleh Ikatan Keluarga Andaleh (IKA) Jakarta. Yup! Tahun ini Minpal pulang basamo (pulang bersama) dengan beberapa orang-orang satu kampung yang juga merantau di Jakarta hehehe seru banget kan?

Oh iya, cerita mudik kali ini juga ada highlightnya lho, Oppal gengs bisa lihat di program OPPAL yakni Cerita Mudik (CerDik) di Instagram ya!

Perjalanan mudik dimulai dari Jakarta Selasa, 18 April kemarin gengs, dengan titik kumpul di Masjid Agung At-Tin Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur pada pukul 22.00 WIB.

Setelah semua anggota pulang basamo 2023 berkumpul dan lengkap, bus langsung berangkat menuju Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten. Perjalanan menuju Pelabuhan ramai-lancar gengs, kira-kira Minpal sampai di Pelabuhan Merak sekitar menjelang sahur yakni jam 02.00 WIB.

Karena udah mau masuk waktu sahur, Minpal dan rombongan bus juga sahur potluck di dalam bus, kita saling ngeluarin makanan masing-masing dan makan bareng-bareng deh.

Mudik
Ilustrasi Kemacetan di Pelabuhan Merak/Via: Shutterstock

Oh iya, ternyata di hari itu yang pengin nyebrang ke Bakauheni, Lampung banyak banget gengs, dari Merak jam 02.00 WIB, bus Minpal baru naik ke kapal feri sekitar jam 06.47 WIB. Lama banget kan.

Walaupun ramai dan cukup macet tapi rasanya justru seneng banget melihat antusiasme masyarakat yang juga pengin pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga besar setelah pandemi Covid-19 telah jauh membaik.

Perjalanan Nyebrang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung

Setelah memasuki kapal pada jam 06.47 WIB, penumpang bus yang lain dan Minpal juga segera keluar dan naik ke deck atas kapal gengs. FYI, kalau kamu naik kendaraan yang lebih besar seperti bus itu sudah pasti kamu dapet parkir di posisi paling bawah kapal, jadi kamu harus keluar dari bus dan naik ke ruang tunggu atas, karena kalau di bawah kamu pasti kepanasan banget gengs.

Setelah naik ke atas, Minpal langsung cepat mencari tempat duduk yang sekiranya kosong. Dan untung banget tempat duduk di pinggir jendela kosong, jadi Minpal langsung duduk di pinggir jendela deh. Dan ini foto yang berhasil Minpal ambil gengs.

Pemandangan di Atas Kapal Feri/Via: OPPAL

Minpal suka banget duduk di pinggir jendela, biar pemandangan keluar langsung keliatan gitu maksudnya gengs, jadi kan kalau mau ngonten juga gampang banget hehehe

Perjalanan ke Bakauheni, Lampung ditempuh selama kurang lebih 3,5 jam karena beberapa kapal banyak yang nunggu antrian untuk masuk ke wilayah Pelabuhan Bakauheni.

Minpal dan rombongan pun baru keluar kapal sekitar jam 10.26 WIB gengs dan langsung disambut dengan cuaca Lampung yang cerah dan sejuk banget!

Tol Trans Sumatra Lampung – Palembang

Buat Oppal gengs yang punya kampung di Pulau Sumatra pasti udah tau kan kalau sekarang ada Tol Trans Sumatra yang mempersingkat perjalanan antar provinsi di Sumatra?

Tol yang terbentang dari Lampung – Palembang ini udah mulai aktif beroperasi sejak tahun 2019 lalu dan bisa mempersingkat perjalanan pemudik sampai kurang lebih 8 jam lho gengs.

Perjalanan yang tadinya ditempuh selama 12 jam, sekarang dari Lampung ke Palembang cukup 3,5 – 4 jam aja. Kita wajib banget ucapin terima kasih pada pemerintah yang udah bikin perjalanan mudik ke Sumatra jadi lebih ringan!

Tol Trans Sumatra/Via: bpjt.pu.go.id

Nah, setelah keluar dari kapal, Minpal dan rombongan langsung masuk Tol Trans Sumatra dari Lampung – Palembang gengs. Walaupun termasuk tol baru, tapi di sini udah ada beberapa rest area dengan fasilitas yang bisa dibilang lengkap banget.

Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, Minpal berhenti di rest area km 49 untuk istirahat dan salat Dzuhur, btw rest area ini besar banget! Area parkirnya luas, dan fasilitasnya cukup lengkap, ada masjid, tempat makan, minimarket seperti Alfa Express dan Indomaret, ada toiletnya juga yang cukup banyak dan airnya lumayan kencang juga bersih.

Jadi kalau Oppal gengs mau mandi atau sekadar gosok gigi dan cuci muka, rest area km 49 wajib banget kamu datengin! Tapi pada saat perjalanan kemarin, Minpal enggak mandi karena belum terlalu gerah dan kotor jadi cuma cuci muka aja gengs hehehe.

Rest Area KM 49 Tol Trans Sumatra/Via: Lampung77

Lalu setelah semua rombongan udah selesai melakukan kegiatannya masing-masing, perjalanan dilanjutkan ke Palembang. Oh iya, pemandangan di Tol Trans Sumatra ini juga enggak kalah indah dengan tol-tol antar provinsi yang lain lho. View-nya asri banget dan kamu disuguhi pemandangan yang hijau sejauh mata kamu memandang.

Menjelang sore, Minpal udah keluar tol di Palembang dan melanjutkan perjalanan melalui jalan biasa, cepet banget kan gengs?

Karena udah mau masuk waktu buka puasa, Minpal berhenti di pom bensin yang cukup besar di daerah Keramasan, Palembang. Di sini Minpal dan keluarga buka puasa dengan lauk yang sudah dibawa masing-masing, salat Magrib, bersih-bersih dan ganti pakaian. By the way, airnya di sini seger dan dingin gengs, kamar mandinya juga luas jadi bisa kamu gunakan untuk mandi dan lain-lain.

Habis berbuka, salat, bersih-bersih dan lain-lain, bus langsung lanjutin perjalanan menuju daerah Jambi. Long story short, tiba-tiba udah waktu sahur aja gengs karena Minpal sepanjang jalan menuju waktu sahur itu tidur dan kebangun sekitar jam 3 Subuh.

Tapi karena waktu itu hujan cukup deras, jadi walaupun berenti di rest area, rombongan di bus sahurnya cuma di bus aja karena enggak ada yang bawa payung buat keluar dari bus. Tapi sahurnya seru banget karena kita juga jadi sharing berbagai menu makanan yang dibawa masing-masing.

Setelah salat Subuh, kita melanjutkan perjalanan lagi dan udah memasuki daerah Jambi. Wohoo Padang bentar lagi gengs!

Perjalanan dari Jambi ke daerah Dharmasraya, Sumatra Barat ditempuh sekitar 7 jam 49 menit dengan jarak 338 km. Setelah berhenti dari salat Subuh, bus enggak berhenti lagi dan hanya berhenti pada saat salat Ashar aja di salah satu pom bensin daerah Jambi.

Rest Area Rumah Makan Umega Gunung Medan

Setelah kurang lebih 2 hari perjalanan, akhirnya masuk juga ke daerah Dharmasraya, Sumatra Barat hari Kamis, 20 April sekitar jam 2 atau jam 3 sore gengs. Habis itu, bus berhenti di tempat pemberhentian yang sangat legendaris di perlintasan Sumatra yakni Rumah Makan Umega Gunung Medan sekitar jam 5 sore dan sekalian buka puasa di sini.

Bagi kaum perantau, pasti sudah sangat familiar dengan nama rest area tersebut, dari mulai bus antar kota – antar provinsi, bus pariwisata sampai kendaraan pribadi banyak yang mampir ke sini untuk makan, beli oleh-oleh, dan juga mandi atau salat.

Rumah Makan Umega Gunung Medan/Via: Facebook

Berdiri pada tahun 1970, Rumah Makan Umega Gunung Medan memiliki daya tariknya sendiri, dari restoran Minang yang sangat enak tapi harganya masih terjangkau. Kalau kamu ke sini pastiin kamu pesan Soto Padangnya ya gengs, karena rasanya ga ada yang ngalahin! Menurut Minpal itu Soto Padang terenak yang pernah Minpal makan. Bayanginnya aja udah kangen banget sama rasanya huhuhu.

Lanjut, selain rasa makanannya yang juara, rest area Rumah Makan Umega Gunung Medan juga terkenal dengan tempat pemandiannya yang gede banget, di sini ada tempat pemandian. bagi laki-laki dan perempuan.

Kamu bisa milih gengs, mau mandi di bilik yang lebih kecil atau di bilik yang lebih besar dengan bak air besar yang berbentuk persegi empat layaknya kolam renang kecil. Kemarin Minpal pilih untuk bersih-bersih di bilik yang lebih besar yang bisa diisi sekitar 5 – 6 orang.

Rest area ini juga punya kenangan tersendiri buat Minpal karena dulu waktu Minpal kecil, bis yang Minpal naikin menuju Padang juga selalu berhenti di sini, jadi rest area Rumah Makan Umega Gunung Medan jadi tempat yang wajib dikunjungi ketika menuju Padang menggunakan jalur darat.

Tempat ini juga selalu ngangenin gengs, kalau dipikir-pikir lucu juga sebenarnya rest area bisa jadi tempat favorit, tapi kamu pasti bakalan tau kalau sudah berkunjung dan mencicipi makanan di sini.

FYI, nama Umega sendiri merupakan sebuah akronim dari “Usaha Menambah Gaji” yang dibuat oleh Bapak Zubir Sutan Bagindo yang merupakan pemilik rest area ini gengs.

Nagari Tercinta, Taram

Setelah selesai melepas rindu dengan rest area legendaris, Minpal dan rombongan melanjutkan perjalanan langsung ke Taram pada jam 19.15 WIB. Dari sini sekitar 4 – 5 jam lagi menuju kampung halaman Minpal gengs.

Sepanjang perjalanan menuju Taram Minpal enggak tidur karena enggak sabar pengin langsung sampai rumah dan ketemu keluarga besar. Dan akhirnya setelah 3 hari perjalanan dengan bus pada hari Jumat, 21 April jam 00.30 WIB, Minpal sampai ke Taram dengan selamat gengs!

Rumah Minpal di Padang/Via: OPPAL

Perjalanan ke Padang kali ini sangat berkesan banget buat Minpal karena udah Minpal tunggu-tunggu sejak terakhir pulang 6 tahun lalu di Lebaran tahun 2017. Kampung halaman yang selalu dikangenin setiap hari, akhirnya bisa Minpal capai juga dan ngerasain udaranya yang masih sangat sejuk.

Pemandangan Nagari Taram/Via: OPPAL

Buat Oppal gengs yang tahun ini belum bisa mudik dan berkumpul bersama keluarga besar, semoga di tahun depan ada rezeki melimpah buat mudik ya! Karena merasakan Lebaran dengan keluarga besar di kampung halaman tercinta rasa bahagianya enggak ternilai dengan apapun gengs. Semoga kita dipertemukan dengan bulan Ramadan di tahun depan ya Oppal gengs!