Mengenal Strawberry Generation, Generasi dengan Berbagai Gagasan Kreatif

Generasi stroberi disebut penuh dengan gagasan kreatif namun mudah sakit hati, benarkah?

561
0

Akhir-akhir ini media sosial ramai membahas tentang Strawberry Generation atau Generasi Stroberi. Namun, taukah kamu apa yang dimaksud dengan Strawberry Generation ini? Istilah Strawberry Generation muncul dari Negara Taiwan.

Istilah ini ditujukan kepada generasi baru yang lunak seperti buah stroberi. Pemilihan buah stroberi untuk menggambarkan generasi ini adalah karena stroberi tampak indah dan eksotis, tetapi ia mudah sekali hancur apabila ditekan.

Menurut Prof. Rhenald Kasali dalam sebuah siaran streaming YouTube beliau, Strawberry Generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif, namun mudah menyerah dan gampang sakit hati.

Definisi ini menurut Prof. Rhenald bisa dilihat dari laman-laman media sosial. Begitu banyak gagasan-gagasan kreatif yang dilahirkan oleh anak-anak muda, sekaligus pula banyak cuitan keresahan yang menggambarkan suasana hati mereka.

Prof. Rhenald Kasali sebagai seorang pendidik pun akhirnya melakukan analisis terkait dengan fenomena Generasi Stroberi ini. Hasilnya, setidaknya ada empat faktor mengapa fenomena tersebut bisa muncul. Mari kita bahas satu per satu.

Self Diagnosis Terlalu Dini Tanpa Melibatkan Pihak yang Ahli

Ilustrasi Generasi Muda Kreatif/Shutterstock
Ilustrasi Generasi Muda Kreatif/Shutterstock

Sekarang ini, semua orang lebih mudah menerima pengetahuan baru karena derasnya arus informasi dari media sosial. Ternyata hal ini berdampak kepada generasi muda, mereka menyerap informasi-informasi baru seperti spons menyerap air.

Sayangnya, tidak jarang pula mereka terpapar informasi yang kurang tepat. Banyak anak muda mencocokkan informasi tersebut dengan dirinya berdasarkan apa yang ditulis di media sosial. Karena merasa related, akhirnya mereka merasa tertekan, stres, bahkan depresi.

Contohnya, kita sering sekali melihat orang lain mengatakan โ€œAh, saya butuh healingโ€. Padahal alih-alih healing, kata yang lebih tepat adalah โ€œrefreshingโ€.

Arti healing sendiri tidak sesederhana yang kita pikirkan, dan memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Healing merujuk kepada proses yang diperlukan untuk mengatasi sebuah luka psikologis di masa lalu yang biasa disebut dengan luka batin. Healing merupakan suatu proses yang kompleks untuk penyembuhan atau pengobatan.

Tetapi karena media sosial tak berhenti membicarakan soal burn out dan healing, kita jadi merasa bahwa seakan kita juga berada di lingkaran tersebut, dan melabeli diri sendiri lewat diagnosis pribadi bahwa kita “depresi”.

Ini merupakan self-diagnosis keliru yang dilakukan oleh banyak Generasi Stroberi. Kalau kamu bertanya-tanya apakah sebenarnya kamu depresi atau tidak, langkah terbaik adalah dengan menghubungi ahli, seperti seorang psikolog.

Perbedaan Antara Kondisi di Rumah dan Kondisi Sosial

Generasi Muda
Ilustrasi Generasi Muda/Shutterstock

Pada saat sekarang ini, kehidupan banyak orang sudah lebih sejahtera jika dibandingkan dengan beberapa dekade lalu. Dibesarkan dalam keluarga yang sejahtera memang patut disyukuri, namun ada beberapa hal yang kemudian menjadi perhatian. Pada keluarga yang sejahtera, orangtua mempunyai kecenderungan memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya – suatu bentuk kompensasi atas sedikitnya waktu yang dihabiskan bersama keluarga. Padahal, waktu dan perhatian tidak bisa digantikan dengan apa pun.

Selain itu, orang tua masa kini kurang terbiasa mengenalkan sistem reward-punishment, atau dalam istilah lain adalah jarang memberikan konsekuensi atas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh anaknya. Hal ini mengakibatkan anak-anak lebih mudah kecewa dan tersinggung ketika ada banyak hal yang berbeda antara kondisi di dalam dan luar rumah.

Narasi-Narasi yang Berbeda Generasi

Pada generasi bapak ibu kita dulu, rasanya jarang ada orang tua yang menyebutkan anaknya moody (relatif mudah berubah-ubah mood). Namun, dewasa ini banyak orang tua yang memberikan label tersebut kepada anak-anaknya. Hal ini dikhawatirkan membuat anak-anak tersebut mudah menyebut dirinya sendiri berubah-ubah mood ketika sudah besar nanti.

Sumber foto: instagram @rhenald.kasali

Generasi Kini yang Mudah Lari dari Kesulitan

Prof. Rhenald mengatakan bahwa seseorang dapat dikatakan berhasil atau menang jika ia bisa mengelola semua kesulitan yang ada. Banyak cuitan dari anak muda yang kurang bisa melewati kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dalam kehidupan, melainkan lari dari tantangan dengan memilih untuk berhenti.

Dari hal tersebut, Prof. Rhenald Kasali memberikan alternatif solusi atas fenomena Strawberry Generation, yakni:

  1. Anak-anak perlu memperbaharui literasinya. Di zaman informasi ini, kita perlu memvalidasi kebenaran dari setiap informasi dengan berbagai cara, misalnya membaca buku yang sesuai.
  2. Hati-hati dalam melakukan self-diagnosis, hadapilah semua situasi dengan sekuat tenaga karena ujian merupakan hal yang biasa terjadi. Hati-hati terhadap perangkap media sosial. Karena media sosial membuat orang terbiasa mencari perhatian dan lebih mudah membagikan masalah pribadi.
  3. Orang tua harus berperan agar anaknya menjadi generasi yang lebih baik dari dirinya. Jangan memanjakan anak dengan berlebihan. Berikan konsekuensi ketika mereka salah. Mari memberi pemahaman akan banyak hal kepada anak-anak.
  4. Pendidik juga harus memiliki peran untuk bisa mengembangkan situasi yang menyenangkan dalam pelajaran. Keberhasilan pendidik harus berdasar pada nilai yang bisa dicapai di kelas, mereja yang juara di kelas belum tentu akan menjadi juara di kehidupan.
Sumber foto: Shutterstock

Demikian penjelasan dari Prof. Rhenald Kasali tentang Strawberry Generation. Kiranya hal ini bisa kita pahami demi membentuk generasi terbaik yang bisa bersaing di tengah masyarakat yang semakin kompleks.

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *