Wisata Luar Angkasa yang Makin Jadi Kenyataan

Soon, siap-siap yuk!

75
Astronot di luar angkasa

Pernahkah terpikir kita dapat melihat Bumi dari luar angkasa? Mungkin dulu jika kita jadi astronot hal seperti ini akan menjadi kenyataan, tapi bagaimana jika kita bukan astronot dan ingin melihat keindahan planet kita beserta isi alam semesta dari luar angkasa?

Mimpi ini sudah mulai dapat diwujudkan dengan adanya perusahaan yang mulai menggelar wisata ke luar angkasa. Misalnya penerbangan komersial pertama yang dilakukan  oleh Virgin Galactic ke luar angkasa.

Perusahaan milik Richard Branson ini membawa miliarder ke luar angkasa dengan waktu perjalanan 90 menit. Wah, penasaran 90 menit itu bisa melihat apa aja gak sih.

Sekilas tentang apa itu wisata luar angkasa. Berdasarkan, badan antariksa AS, NASA (National Aeronautics and Space Administration), penerbangan dikatakan melakukan perjalanan ‘wisata luar angkasa’ jika berada di atas atmosfer Bumi atau 80,47 kilometer di atas permukaan Bumi

Richard Branson bersama kru dan penumpang saat berada di pesawat Virgin Galactic yang berada di luar angkasa
Richard Branson bersama kru dan penumpang saat berada di pesawat Virgin Galactic yang berada di luar angkasa/Reuters

Oia, jika kita bicara perjalanan wisata ke luar angkasa, apalagi Virgin Galactic membawa miliarder, penasaran gak sih berapa biayanya? Nah, OPPAL merangkum nih biayanya disadur dari BBC.com.

Untuk berwisata ke luar angkasa, ternyata harganya bervariasi gaes. Misalnya tiket untuk perjalanan pulang-pergi 90 menit ke luar angkasa bersama Virgin Galactic dibanderol hingga US$450.000 (senilai sekitar Rp6,7 miliar).

Sementara itu, Organisasi Riset Antariksa India (ISRO) memperkirakan “harga per tiket kemungkinan sekitar US$731.000 (Rp10,9 miliar)”, mengutip pernyataan Ketua ISRO Sreedhara Somanath.

Kemudian dalam pelelangan untuk memperebutkan tiket, satu kursi untuk penerbangan Blue Origin terjual seharga US$28 juta (senilai Rp419,7 miliar).

Sewa satu kursi pada penerbangan selanjutnya dibanderol seharga US$1 juta (senilai Rp14,9 miliar) sementara beberapa kursi lainnya diberikan secara gratis, seringkali kepada orang-orang terkenal aja sih.

Ilustrasi view Bumi dari jendela pesawat luar angkasa
Ilustrasi view Bumi dari jendela pesawat luar angkasa/Shutterstock

Untuk memasuki orbit penuh dengan perusahaan lain bisa memakan biaya lebih dari US$50 juta (senilai Rp749,5 miliar), meskipun perkiraannya berbeda-beda ya.

Oia, tahu gak sih, salah satu wisatawan luar angkasa yang memasuki orbit penuh adalah desainer video game Richard Garriott.

Pada 2008, dia terbang dalam misi Soyuz TMA-13 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Pada 2021, dia mengatakan kepada BBC, “Saya pikir tidak diragukan lagi bahwa umat manusia akan menjadi spesies multi-planet.” Hebat ya!

Namun, dia juga memberikan peringatan. “Saya rasa orang tidak akan meninggalkan Bumi… Sebenarnya lebih sulit untuk hidup di luar angkasa.” Nah tu, berarti Bumi harus kita jaga banget nih.

Ilustrasi di luar angkasa
Ilustrasi di luar angkasa/Shutterstock

Tantangan wisata luar angkasa

Bicara soal wisata luar angkasa, pasti kita kepikiran, bahaya gak sih? Karena jaraknya yang sangat jauh dan ruangan hampa udara.

Sebenarnya semua perjalanan memiliki risikonya, apalagi perjalanan ke luar angkasa yang berada jauh banget itu.

Pada 2014, pesawat luar angkasa Virgin Galactic jatuh setelah mengalami ledakan saat penerbangan uji coba di atas Gurun Mojave di AS, karena kecelakaan ini menewaskan seorang pilot dan melukai seorang lainnya.

Selain itu, jika kamu berada di luar angkasa untuk waktu yang lama, hal itu akan merugikan tubuh kamu loh. Seperti cerita Astronot NASA Megan McArthur, bahwa penerbangan luar angkasa tidak nyaman dan berisiko.

“Hal-hal yang sangat sederhana di Bumi tiba-tiba menjadi sangat sulit – bahkan sesuatu yang sederhana seperti tidur atau menyikat gigi. Anda harus benar-benar memikirkan: bagaimana saya melakukan ini dengan sukses, tanpa berantakan?” Buat tidur aja ribet, kebayang gak?

Menurut penelitian oleh Center for Space Policy and Strategy sekitar 1% dari penerbangan luar angkasa manusia yang dilakukan AS telah mengakibatkan kecelakaan yang fatal.

Hal ini mungkin terdengar seperti angka yang kecil ya, tetapi sebenarnya 10.000 kali lebih berisiko daripada terbang dengan pesawat komersial loh.

Perusahaan yang tawarkan wisata luar angkasa

Meski ada risiko dalam perjalanan wisata ke luar angkasa, ternyata pengalaman melihat langsung planet kita dari luar angkasa jadi kenikmatan yang langka kan. Nah, OPPAL sarikan beberapa perusahaan yang menawarkan wisata ke luar angkasa ini gaes.

Roket SpaceX di luar angkasa
Roket SpaceX di luar angkasa/Space.com

SpaceX

SpaceX (Space Exploration Technologies Corporation) didirikan pada 2002 oleh pendiri Tesla dan pemilik Twitter Elon Musk. Perusahaan ini bekerja sama dengan NASA untuk mengirimkan astronot dan pasokan kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). FYI, SpaceX telah merancang dan menggunakan peluncur roket yang dapat digunakan kembali, yang bisa mendarat sendiri loh, keren kan.

Blue Origin

Blue Origin didirikan pada tahun 2000 oleh pendiri Amazon, Jeff Bezos. Hebatnya, roket suborbital New Shepard milik mereka dapat digunakan kembali.

Misi berawak pertamanya ke luar angkasa dilakukan pada 2021. Penumpangnya adalah Jeff Bezos, saudara laki-lakinya Mark, pilot Mary Wallace Funk, dan Oliver Daemen yang berusia 18 tahun dari Belanda, yang mendapatkan tempat itu setelah pemenang lelang yang tidak disebutkan namanya keluar karena masalah penjadwalan.

Blue Origin sedang mengembangkan Blue Moon Lander – pesawat luar angkasa yang dirancang untuk mendarat di Bulan, wah ini keren sih!

Pesawat Virgin Galactic saat mengangkasa
Pesawat Virgin Galactic saat mengangkasa/Virgin Galactic

Virgin Galactic

Penerbangan komersial pertama Virgin Galactic diluncurkan dua tahun setelah pendirinya, Sir Richard Branson (yang juga mendirikan Virgin Records dan maskapai Virgin Atlantic), melakukan penerbangan perdananya dengan awak lengkap.

Perusahaan ini merencanakan penerbangan lain pada Agustus, dan setelah itu melakukan perjalanan bulanan.

Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO)

Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) berharap bisa memulai penerbangan suborbital pada 2030. Perusahaan ini beroperasi di bawah Departemen Luar Angkasa Pemerintah India

Keisuke Iwaya saat mengenalkan kapsul balon udara untuk wisata luar angkasa
Keisuke Iwaya saat mengenalkan kapsul balon udara untuk wisata luar angkasa/Globetrender

Iwaya Giken

Pada Februari, perusahaan start-up Jepang Iwaya Giken mengumumkan rencana untuk meluncurkan penerbangan balon luar angkasa komersial.

CEO Keisuke Iwaya mengatakan penumpang tidak perlu menjadi miliarder atau menjalani pelatihan intensif. “Idenya adalah membuat wisata luar angkasa untuk semua orang” dan untuk “mendemokratisasi luar angkasa.”

Dengan semakin majunya teknologi, rasanya wisata komersil ke luar angkasa makin dapat dicoba oleh orang umum ya, bukan miliarder aja. Kebayang jadi seperti naik pesawat komersil biasa, tapi bisa lihat Bumi lebih luas dan bulat.

Seperti kata Matthew McConaughey pemeran Cooper di film Interstellar “We used to look up at the sky and wonder at our place in the stars. Now we just look down, and worry about our place in the dirt.”