2 Tahun Pandemi, Banyak Orang Sudah Tak Sabar Ingin Kembali Bahagia

236
0

Penelitian baru dari Oracle Fusion Cloud Customer Experience (CX) dan Gretchen Rubin, penulis laris versi New York Times sebanyak lima kali,  menunjukkan bahwa 45 persen orang belum merasakan kebahagiaan sejati selama lebih dari dua tahun. Mereka mencari cara untuk bahagia lagi tanpa peduli berapa biaya yang harus dikeluarkan. 

Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa kebanyakan orang sekarang ini lebih menyukai konten atau produk yang membuat mereka tersenyum dan tertawa. Namun, sayang sekali mayoritas pemimpin perusahaan masih takut menggunakan humor saat berinteraksi dengan konsumen. 

The Happiness Report mencakup wawasan dari lebih dari 12.000 responden dan pemimpin bisnis di 14 negara. 

Laporan menyebutkan bahwa orang-orang zaman sekarang haus dengan pengalaman baru untuk membuat mereka tersenyum, terkekeh bahagia, dan tertawa terpingkal-pingkal. 

Mereka mengaku lebih menghargai merek atau konten yang mengandung humor dalam  merangkul dengan loyalitas, advokasi, dan tujuan untuk pembelian berulang. 

Pandemi, kata peneliti, telah membuat banyak orang terus-terusan merasa ketakutan dan khawatir setiap hari. Sekarang, mereka sudah lelah dengan perasaan tertekan dan mulai mengatur mindset untuk mendekati hal-hal yang membuat mereka gembira serta menjauhi segala macam kemuraman.  

Peneliti menyimpulkan pandemi telah mengubah dan memutarbalikkan kehidupan banyak orang tanpa permisi selama lebih kurang dua tahun. Alih-alih terpaku pada keterpurukan, kebanyakan orang kini memilih mencari kebahagiaan serta segala hal yang membuat mereka berpikir positif dan optimistis. 

Berikut hasil penelitian mengenai kondisi kebanyakan orang di dunia dalam menjalani kehidupan 

  • 45 persen responden belum merasakan kebahagiaan sejati selama lebih dari dua tahun dan 25 persen tidak tahu atau lupa perasaan  benar-benar bahagia.
  • 88 persen responden mencari pengalaman baru untuk membuat mereka tersenyum dan tertawa. Sebanyak 80 persen memprioritaskan kesehatan, 79 persen mengutamakan hubungan dengan keluarga dan orang-orang sekitar, dan 53 persen mencari pengalaman untuk mendapatkan kebahagiaan. 
  • 53 persen responden berharap uang bisa membeli kebahagiaan, 78 persen bersedia membayar mahal demi mendapatkan kebahagiaan sejati. 
  • 89 persen berusaha menemukan kebahagiaan lewat belanja online selama pandemi dan 74 persen mengaku senang saat menerima paket belanjaan. Sisa 12 persen berjuang mengingat-ingat pembelian online agar bisa tersenyum. 

“Kita semua telah melalui tahun-tahun yang sangat sulit, ini terjadi di seluruh dunia. Kita kekurangan kebahagiaan. Kami semua membutuhkan pengalaman yang membuat kami tersenyum dan tertawa. Sebuah produk bisa membantu orang-orang untuk mendapatkannya,” jelas Gretchen Rubin. 

Hasil penelitian ini mendapatkan respons yang positif dari Rob Tarkoff, Wakil Presiden Eksekutif dan Manajer Umum, Oracle Fusion Cloud Customer Experience (CX). 

“Pengalaman pelanggan terus berkembang, tetapi pada akhirnya semuanya bermuara pada satu hal, yaitu membuat pelanggan senang,” pungkas Rob.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *