Honestly, Entirely, Isyana

Inilah transformasi seorang Isyana.

150
Isyana Star Editor

Enggak terasa, tahun ini merupakan tahun ke-9 saya berkarier di dunia musik.

Sembilan tahun. Hampir satu dekade. Wow! How time flies…

Menilik ke belakang, ada banyak banget hal yang seorang Isyana Sarasvati lewati di industri musik, dan sudah banyak genre musik yang saya coba sejak 2014 lalu.

Berangkat dengan seluruh pengalaman dan pengetahuan tersebut, di tahun ini, saya memutuskan untuk lebih jujur pada diri saya sendiri dan pada para penggemar saya. Inilah mengapa, saya memutuskan untuk merilis album self-titled, ISYANA, di tahun ini.

Kamu mungkin bertanya-tanya: Mengapa harus self-titled?

Buat saya, album ini menandakan fase yang sangat historical dalam kehidupan saya.

Album-album sebelumnya merupakan fase di mana saya masih mencari jati diri, perjalanan seorang young adults. Tapi sekarang saya sadar bahwa saya sudah masuk ke fase adults. Bukan secara umur ya, tapi secara pengalaman bermusik.

Kalau bisa menggambarkan album ini dalam satu kata, ya Isyana. Karena album ini benar-benar menggambarkan transformasi diri saya yang sebenarnya, dan saya percaya diri album ini bisa mewakili Isyana as a whole, as a human.

Kamu mungkin akan menyadarinya kalau sudah mendengarkan cerita-cerita di balik lirik lagu-lagu di album ISYANA. Atau, kamu mungkin akan menyadarinya lewat musiknya yang lebih eksploratif, yang menandakan proses pendewasaan saya.

Kalau di album Lexicon saya menyuntikkan progressive rock dan distorsi dengan glam rock sebagai ciri khas, di album ini semuanya benar-benar berubah. Ada genre classical yang bercampur dengan progressive rock, ada unsur metal, ada electronic juga. Benar-benar berbeda, deh, pokoknya!

Dengan seluruh alunan musik tersebut, saya sudah bisa meyakini bahwa saya sudah semakin dewasa dalam bermusik. Saya sudah tahu arah tujuan saya mau ke mana, dan saya sudah tahu saya ini sejujurnya musisi yang seperti apa.

Sebenarnya saya berniat ingin merilis album ini di tahun 2022 kemarin. Tapi karena saya sempat stuck di tengah jalan, saya pun enggak bisa menyelesaikan album ini tepat waktu. Dan lagi, saya bukan tipe orang yang akan memaksa berkarya kalau memang belum ada momentumnya.

Pada saat itu belum ada yang ingin diceritakan, hati juga belum ingin menulis lagi, jadi alih-alih merilis album, saya mengeluarkan EP dulu.

Di awal tahun 2023, ilham akhirnya kembali datang, dan saya mulai menulis lagu lagi. Prosesnya cepat banget! Hanya dalam hitungan beberapa minggu, album ini siap rilis.

Mungkin karena saya lebih bebas berekspresi, ya, jadi proses menciptakan lagu pun jauh lebih mudah dan menyenangkan. Punya label musik sendiri, REDROSE RECORDS, bikin saya merasa lebih bebas dalam bermusik.

Memang, genrenya kini berbeda jauh dengan album-album saya sebelumnya. Tapi setelah konsisten berkarya dengan jujur, saya percaya bahwa lagu apa pun yang saya ciptakan dan saya lahirkan dari hati, pada akhirnya akan sampai ke hati para penggemar dan pendengar saya.

Inilah yang bikin saya lebih berani menunjukkan jati diri Isyana yang sesungguhnya. Karena entah bentuknya apa, genrenya apa, musiknya seperti apa, saya enggak lagi takut buat berkarya.

Dengan genre lagu Isyana sekarang ini, saya juga enggak menyangka akan mendapatkan kesempatan yang enggak pernah saya bayangkan sebelumnya. Seperti misalnya berkolaborasi dengan DEADSQUAD, ikut festival yang lebih mengerucut ke rock festival, dan sebagainya.

Jadi, buat kamu yang pengin berkarya, saran saya, berkarya saja apa adanya, karena semua pasti ada jalannya sendiri.

Begitu juga dengan berekspresi lewat penampilan.

Isyana Sarasvati saat berada di Bis OPPAL/Via: Dokumentasi OPPAL

Kamu juga pasti sadar, kalau kemarin saya sempat mengecat setengah rambut saya dengan warna merah. Kini, saya bahkan mewarnai seluruh rambut saya dengan warna merah.

Banyak yang bertanya-tanya, “Mengapa Isyana mengecat rambutnya dengan warna merah?” Honestly, enggak ada filosofi khusus di balik warna merah yang kini saya gunakan. Saya suka warna merah, that’s it, dan menurut saya warna merah sangat merepresentasikan warna dan jiwa saya sebagai Isyana.

Merah itu warna yang bold, strong, dan menggambarkan bagaimana Isyana senantiasa mencoba untuk bisa melewati segala obstacles dalam hidup. Semangat warna merah juga cocok dengan album terbaru saya, ISYANA.

Buat kamu yang belum mendengarkan album ini (ujung-ujungnya tetap promosi, hahaha), total, ada 11 track dalam album ini, dan semuanya merepresentasikan cerita yang mendalam dan personal soal transformasi saya. Kalau boleh memilih satu, ada satu track berjudul “Under God’s Plan”. Lagu ini bisa dibilang berhasil merangkum satu album saya menjadi satu. Dengarkan, deh! Setelah itu, jangan lupa beri tahu saya pendapatmu soal lagu tersebut.

Salam,

Isyana