Mengenal Tren Psychodermatology yang Sedang Tren di TikTok

Ada hubungan antara kulit dan kondisi pikiran.

196
psychodermatology

Roald Dahl pernah berkata, “Kalau kamu punya pikiran yang positif, maka wajahmu akan terlihat bersinar seperti matahari.” Dan meski tidak literally bersinar seperti matahari, namun anggapan tersebut mungkin benar adanya. Karena menurut psychodermatology, salah satu cabang dermatology yang berusaha untuk mengungkap hubungan antara pikiran kita dengan kondisi yang terjadi pada kulit kita, hal itu bisa saja terjadi.

Well, belakangan ini istilah psychodermatology memang sedang ramai berseliweran di TikTok. Melansir dari Zoe Report, bahkan Dr. Dustin Portela (dokter kulit ternama dan terkenal di TikTok) juga berkata demikian, “Tanpa ragu, memang ada koneksi,” ujarnya.

“Ketika kita mendapati diri kita merasa gelisah atau stres, maka level kortisol (hormon yang terbentuk ketika stres) akan meningkat cepat, yang berefek membuat sistem metabolisme tubuh menurun,” tambahnya. Dengan kata laihn, ini berarti ketika kita merasa stres secara mental, maka pikiran tersebut dapat termanifestasi secara fisik.

Dalam beberapa kasus misalnya, peradangan usus dapat terjadi akibat stres, dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic – salah satu pusat penelitian terbesar di Amerika Serikat – anxiety terbukti menjadi penyebab utama kerontokan rembut.

Berbagai penelitian pun kini banyak dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penyakit dengan keadaan kulit, semisal jerawat, eksim, ruam, bengkak, dan lainnya. Nah, di sinilah psikodermatologi hadir menyatukan bidang psikologi dengan dermatologi untuk melihat pengaruh stres pada kulit kita baik secara holistik maupun analitis.

Melansir dari Glamour, Dr Alia Ahmed, anggota tim psikodermatologi di Royal Hospital of London, dan Dr Anthony Bewley dari British Association of Dermatologists, memberikan penjelasan lebih dalam mengenai hubungan antara pikiran dengan kondisi kulit.

Apa itu psychodermatology?

psychodermatology
Ilustrasi rambut rontok / Shutterstock

“Psikodermatologi adalah disiplin yang menggabungkan dermatologi, psikologi, dan psikiatri. Ini secara khusus menangani orang-orang dengan kondisi kulit yang disebabkan atau diperburuk oleh perasaan stres (misalnya eksim, psoriasis, rosacea), serta masalah kulit yang mungkin berasal dari psikiatris (misalnya pencabutan kulit, pencabutan rambut, dismorfia tubuh) dan yang terkait dengan masalah kejiwaan seperti depresi dan kecemasan (misalnya alopecia areata, vitiligo, dan lainnya),” kata Dr Alia.

Apa perbedaan psychodermatology dengan perawatan kulit lainnya?

“Dalam psikodermatologi, tujuan utamanya adalah memberi pasien pendekatan holistik untuk merawat kulit mereka, sambil mempertimbangkan gejala fisik dan juga efek psikologis pada individu dan/atau orang yang mereka cintai. Dalam istilah praktis, ini juga berarti dalam merawat masalah kulit, seorang psikodermatolog akan menghabiskan waktu untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh kulit seseorang terhadap kualitas hidup, suasana hati, pekerjaan, dan hubungan mereka,” kata Dr Alia.

psychodermatology
Ilustrasi kulit gatal karenas stres / Shutterstock

“Ada banyak orang yang memiliki kondisi kulit kronis yang merasa tidak ada orang di luar sana yang memahami apa yang mereka alami, di sinilah seorang psikodermatolog memberikan dukungan yang berharga dan membantu mengidentifikasi area yang mungkin memerlukan perawatan. Bantuan tersebut bisa dalam bentuk dukungan psikologis, terapi psikologis (misalnya pembalikan kebiasaan terapi untuk penderita eksim yang mengalami gatal-gatal), atau pengobatan untuk gejala klinis depresi dan kecemasan,” tambah Dr Alia.

“Dengan pendekatan multidisiplin, penyakit kulit bisa diatasi lebih cepat dan lebih komprehensif, dan diperlukan perawatan fisik yang lebih sedikit untuk mendapatkan manfaat klinis yang sama,” kata Dr Anthony, “yang berarti bisa lebih murah dalam jangka panjang.”

Studi apa yang telah dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara pikiran dan kulit kita?

psychodermatology
Ilustrasi mengunjungi psikodermatolog / Shutterstock

“Pikiran dan kulit terhubung, dan dapat dijelaskan pada tingkat biokimia melalui Hypothalamic Pituitary Adrenal (HPA). Stres mengaktifkan sistem tersebut di otak, yang kemudian melepaskan bahan kimia dan hormon yang dapat menyebabkan atau mendorong penyakit kulit. Studi telah membuktikan bahwa stres dapat berdampak langsung meningkatkan kemungkinan infeksi kulit dan bahkan menyebabkan kulit kering atau kemerahan, serta gatal dan nyeri. Bahkan, ada sejumlah kondisi kulit yang berhubungan dengan pikiran, misalnya eksim, psoriasis, rosacea, dan jerawat,” kata Dr Alia.

Apakah belakangan ini tren psychodermatology sedang meningkat?

psychodermatology
Ilustrasi rambut rontok karena stres / Shutterstock

“Ya, tentu saja,” kata Dr Anthony. “Salah satu hal yang membuat tren ini meningkat adalah terapi dan dukungan psikologis jauh lebih mudah diakses (misalnya melalui aplikasi),” tambahnya.

“Gagasan mengenai ‘healthy mind, healthy body’ yang kini sedang tren juga mencakup kesehatan kulit. Psikodermatologi biasanya membagikan saran-saran berbasis bukti untuk perubahan gaya hidup yang dapat membantu para pasien mendapatkan kondisi kulit menjadi lebih sehat,” kata Dr Alia.

Mengapa psychodermatology menjadi bidang penting dalam kesehatan kulit saat ini?

“Psikodermatologi selalu penting, namun belakangan ini para pasien semakin menggaungkan isu pentingnya kesejahteraan psikologis yang sama pentingnya dengan kesehatan kulit,” jelas Dr Anthony.

“Kulit dan otak terkait erat melalui saraf di kulit. Pasien terkadang diberi tahu bahwa kulit ‘hanyalah kulit’ dan penyakit kulit ‘hanya penyakit kulit’, pernyataan semacam ini justru dapat membuat pasien merasa tidak berdaya,” jelas Dr Anthony.

vitiligo
Ilustrasi vitiligo / Shutterstock

“Modern ini, pasien ingin mencari cara untuk memastikan penyakit kulit mereka ditanggapi dengan serius dan tidak diabaikan,” tambahnya. “Ada badan penelitian yang menunjukkan bahwa pasien memberi tahu kami kalau hidup dengan penyakit kulit sama buruknya dengan hidup dengan kanker atau penyakit jantung,” jelasnya.

“Jadi, orang-orang semakin menuntut akan adanya manajemen kesehatan yang lebih luas dan itulah mengapa psikodermatologi sangat penting.”

Apa hubungan antara pikiran kita dengan rasa gatal?

kulit gatal
Ilustrasi kulit gatal / Shutterstock

“Kita tahu bahwa otak dan kulit terhubung sangat erat melalui saraf di kulit. Orang yang gatal sangat sadar akan iritasi tanpa henti dari gatal yang mereka alami. Kita juga tahu bahwa stres bisa menyebabkan peningkatan rasa gatal. Tetapi kita juga tahu bahwa relaksasi dan pengobatan secara psikologis benar-benar dapat membantu mengurangi rasa gatal (biasanya bersamaan dengan perawatan fisik seperti pengobatan yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab gatal),” jelas Dr Anthony.

Adakah jenis eksim yang terkait dengan stres dan kondisi kulit kering?

eksim
Ilustrasi kulit eksim / Shutterstock

“Semua dokter kulit pasti pernah menangani penyakit kulit inflamasi seperti eksim dan kulit kering. Kami sebagai dokter kulit sadar bahwa stres apa pun dapat menyebabkan eksaserbasi penyakit kulit,” jelas Dr Anthony.

“Stres dapat bersifat psikologis (seperti masalah hubungan asmara atau pekerjaan atau pindah rumah atau kehilangan seseorang), atau dapat berhubungan secara fisik (seperti sulit tidur, kelelahan, terlalu banyak bekerja), atau dapat berhubungan dengan gaya hidup (seperti penggunaan alkohol atau rokok secara berlebihan). Kita tahu bahwa stres menyebabkan penyakit kulit tetapi hidup dengan penyakit kulit juga membuat kita stres,” kata Dr Anthony.

Apakah olahraga dapat membantu keadaan mental dan kulit lebih baik?

jogging
Ilustrasi jogging / Shutterstock

“Tentu saja olahraga ringan akan sangat membantu kesehatan dari sisi psikologis dan juga meningkatkan fungsi kulit. Olahraga juga akan membantu sistem kekebalan di dalam kulit sehingga olahraga ringan selalu merupakan cara yang bagus untuk membantu kulit dan tekanan psikologis,” kata Dr Anthony.

Jenis perawatan apa yang direkomendasikan dalam psychodermatology dan seperti apa kira-kira janji temu dengan psikodermatolog?

“Saat menemui psikodermatologis, kondisi kulit seseorang akan didiagnosis dengan melakukan anamnesis menyeluruh dan pemeriksaan penunjang. Selain itu, para psikodermatolog juga akan bertanya kepada pasien tentang bagaimana mereka menghadapi permasalahan kulit mereka, termasuk pertanyaan tentang suasana hati, nafsu makan, tidur, belajar, pekerjaan dan hubungan. Jika dirasa ada tekanan psikologis, maka hal ini dapat dikelola dengan menggunakan beberapa strategi,” ujar Dr Alia.

face cream krim wajah
Ilustrasi seorang perempuan menggunakan krim wajah / Shutterstock

“Pengobatan untuk penyakit kulit dapat berupa obat cream, tablet, fototerapi atau bahkan suntikan. Pengobatan untuk tekanan psikologis dapat berupa teknik relaksasi, mindfulness, meditasi, mencari dukungan dari psikolog atau bahkan pengobatan untuk kegelisahan dan depresi,” jelas Dr Anthony.

“Penting juga untuk diingat bahwa pasien dapat melakukan olahraga dan diet seimbang yang baik dengan banyak buah dan sayuran segar,” tambah Dr Anthony.

“Terkadang cukup bagi pasien untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan untuk menghasilkan perbedaan positif pada kondisi kulit mereka,” tambah Dr Alia.

Adakah tip lain untuk menjaga kesehatan kulit dan mental bersamaan?

Ilustrasi seorang pria tidur nyenyak / Shutterstock
  • Jangan terlalu lama menyimpan semuanya sendirian. Selalu cari bantuan profesional.
  • Jangan takut untuk menanyakan perawatan apa yang tersedia, termasuk perawatan untuk tekanan psikologis.
  • Luangkan waktu untuk menjaga diri sendiri. Beri dirimu waktu untuk bersantai.
  • Lakukan olahraga ringan.
  • Pastikan kamu punya waktu untuk bersantai jika seharian penuh kamu mengalami tekanan stres, dan pastikan kamu selalu mendapatkan tidur malam yang cukup setiap harinya.
  • Makan dengan baik dengan banyak buah dan sayuran segar.
  • Bicarakan masalahmu dengan orang lain, bisa dengan pasangan, keluarga atau psikolog.

via GIPHY

Alvin
WRITTEN BY

Alvin

Lifestyle and Entertainment Editor at Oppal, who mainly obsesses over all things pop culture, pizza, and boba drinks with equal enthusiasm. Covering everything from celebrities profile to the best TV shows.