Mengenal Tanjidor, Kesenian Tradisional Betawi yang Dulunya Sering Tampil di Acara Tionghoa

Asal nama tanjidor ternyata berasal dari bahasa Portugis, lho!

180
Sejarah Tanjidor

Tanjidor merupakan salah satu seni tradisional asal Betawi yang mungkin enggak asing di telinga masyarakat Indonesia. Tanjidor juga sering ditampilkan dalam berbagai pertunjukan dan perayaan budaya Betawi.

Untuk memainkannya, kesenian tradisional Betawi ini perlu melibatkan beberapa orang pemain musik. Nah, sebenarnya, seperti apa sih sejarah dan perjalanan tanjidor ini?

Sejarah tanjidor

Sejarah Tanjidor
Grup musik tanjidor/indonesiakaya.com

Sebelum membahas sejarahnya, enggak ada salahnya kita memulai dari hal yang paling dasar dulu seperti nama. Yup, nama tanjidor ini berasal dari bahasa Portugis, yaitu tanger yang artinya memainkan alat musik.

Di Portugal sendiri, tangedores (brass band) dimainkan saat parade militer atau pawai keagamaan pada pesta penghormatan Pelindung Masyarakat, seperti Santo George Pelindung kota Lisbon, setiap tanggal 24 Juni.

Pemain tanjidor sendiri disebut tangedor (dibaca tanjedor) dan selalu dimainkan di ruang terbuka.

Di awal abad ke-20, para pendatang Eropa yang tinggal di Indonesia memiliki pekerja atau budak dari beraneka suku dan bangsa. Budak-budak ini ditugaskan untuk menghibur orang Eropa yang merasa bosan bermain musik. Mulanya budak dan serdadu yang harus main musik. Tapi, setelah sistem budak dihapus, muncul lah pemain musik bayaran dan serdadu.

Alat musik

Sejarah Tanjidor
Tanjidor menggunakan alat musik tiup/agendaindonesia.com

Kebanyakan alat musik yang dipakai dalam tanjidor kebanyakan alat musik tiup, seperti klarinet, trompet, kornet, saksofon, trombone, tenor, simbal, dan tambur Turki.

Sementara, lagu yang dimainkan awalnya merupakan lagu-lagu Eropa karena bertepatan saat pesta dansa, polka, mars, lancier, dan lagu-lagu parade. Akhirnya, lambat laun lagu berirama Betawi akhirnya dimainkan juga dan pemainnya bukan lagi bagian dari rumah tangga orang Eropa. Nah, dari situlah lahir rombongan amatir tanjidor.

Kini, tanjidor di Indonesia kadang juga menambahkan alat musik gong dan kecrek.

Sempat dilarang oleh pemerintah daerah

Sejarah Tanjidor
Para pemain musik tanjidor/senibudayabetawi.com

Setelah masuknya Jepang dan menguasai Tanah Air pada tahun 1942, kegiatan ini dibubarkan karena enggak sesuai dengan budaya Jepang. Para seniman tanjidor pun akhirnya kehilangan tempat untuk bermain, dan mereka mulai mengamen dari rumah ke rumah, khususnya rumah-rumah keturunan Tionghoa.

Penghasilan para seniman Tanjidor pun sempat meningkat karena sering dipanggil menghibur perhelatan rakyat atau acara keluarga pada masa kejayaannya, seperti pernikahan, Cap Go Meh, dan lainnya.

Lalu, di tahun 1953, Wali Kota Jakarta Raden Soediro resmi melarang grup musik tanjidor bermain dalam bentuk apa pun. Ia beranggapan, orkes tanjidor merendahkan derajat pribumi karena mengamen kepada orang keturunan Tionghoa.

Orkes tanjidor kini sudah semakin sedikit. Mengutip The Asian Parent, salah satu yang masih bertahan adalah Sanggar Tanjidor Pusaka Tiga Sodara yang ada di Jagakarsa. Sanggar yang berdiri tahun 1973 dan dipimpin Said Neleng ini masih eksis dan mempertahankan budaya Jakarta tersebut sampai sekarang.

Anyway, pemain tanjidor kebanyakan berasal dari kota-kota di luar Jakarta, seperti di Tangerang, Bekasi, Depok, dan Indramayu. Lagu-lagu yang dimainkan orke-orkes tanjidor biasanya Kramton, Bananas, Cente Manis, Kramat Karem, Merpati Putih, dan Surilang.

Nah, itu dia sejarah tanjidor yang menarik untuk kita ketahui. Ini juga penting untuk menambah wawasan budaya kita dan betapa pentingnya mempertahankan budaya di negeri sendiri.

Oh ya, kalau bicara soal tanjidor, banyak orang yang langsung ingat dengan adegan lucu di serial televisi Si Doel, di mana Atun (Suti Karno) terjepit alat musik tanjidor. Dalam adegan itu, Atun dibantu oleh Doel (Rano Karno) dan Mandra untuk melepaskan alat musik itu dari tubuhnya. Lucu dan memorable banget!

Sejarah Tanjidor
Atun saat terjepit alat musik tanjidor di film Si Doel/nostalgiaan.com
TIRA
WRITTEN BY

TIRA

Fashion and sport enthusiast!

Related Post