Belajar Sabar dan Pengendalian Diri Lewat Silek Minangkabau

Sumatra Barat tak melulu soal rendang dan makanan pedas lainnya yang menggugah selera. Provinsi ini juga memiliki seni bela diri silek Minangkabau.

342
0
Silek Minangkabau

Pencak silat dikenal luas sebagai salah satu seni bela diri yang berasal dari Indonesia. Bahkan, tradisi Pencak Silat telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Namun, selain pencak silat, seni bela diri lainnya juga kental menjadi bagian budaya daerah-daerah lain di Indonesia, seperti silek dari Minangkabau.

Sumatra Barat tak melulu soal rendang dan makanan pedas lainnya yang menggugah selera. Provinsi yang didominasi oleh suku Minangkabau ini juga memiliki seni bela diri yang cukup populer bernama silek Minangkabau.

Silek Minangkabau merupakan seni bela diri yang mengajarkan betapa pentingnya kesabaran dan sikap saling menghargai dalam menjalani kehidupan.

Bekal Merantau

Tradisi Silek (silat) Minangkabau sudah menjadi budaya turun temurun dari generasi ke generasi di Sumatra Barat. Dahulu, anak lelaki yang hendak merantau harus mendalami silek Minangkabau sebagai penjaga diri dalam perjalanan.

Aliran silek di Tanah Minang sebenarnya sangat beragam. Sebab, setiap nagari (desa) di Sumatra Barat memiliki aliran silek masing-masing sesuai dengan sejarah daerah tersebut berkembang.

Berdasarkan laman Sumbarprov.go.id, silek diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian, silek dibawa sekaligus dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.

Kabarnya, silek Minangkabau ini tidak bisa begitu saja dipertontonkan kepada banyak orang. Sebab, para tuo silek (guru besar) memiliki prinsip jiko mamancak di galanggang, kalau basilek di muko musuah (jika melakukan tarian pencak di gelanggang, sedangkan jika bersilat hanya untuk menghadapi musuh). Oleh karena itu, para tuo silek jarang ada yang berkenan memamerkan keahlian bela diri mereka di depan umum.

Sifat rendah hati tersebut merupakan bagian dari filosofi silek Minangkabau. Intinya, jangan sembarang menggunakan ilmu silek kecuali benar-benar berada dalam kondisi yang berbahaya dan mengancam keselamatan diri serta keluarga.

Mengajarkan Pertahanan dan Kesabaran Diri

Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatra Barat menuliskan pada laman resmi bahwa mewariskan silek harus melalui proses belajar yang tidak main-main, karena menuntut kesungguhan dan keterampilan fisik sekaligus lisan.

Kematangan psikologis juga menjadi syarat wajib seseorang yang ingin mempelajari silek Minangkabau.

Keunikan dari Silek Minangkabau adalah gerakan-gerakan yang merefleksikan pengendalian diri seorang pandaka (pendekar). Bahkan, salah satu aturan dalam silek adalah tidak menyerang bagian berbahaya tubuh lawan.

Para guru besar dan pandaka harus memiliki pemahaman dan kepatuhan terhadap prinsip kesabaran nan optimal. Sebab, gerakan-gerakan silek memang mampu membuat musuh tumbang total.

Tak hanya gerakan, silek juga mengandung nilai-nilai kehidupan yang kaya manfaat. Tujuan silek bukanlah mencari musuh, melainkan untuk membersihkan hati melalui seni bela diri.

Seorang pandaka yang hebat biasanya memiliki karakter yang merunduk. Hal ini sesuai dengan pepatah Minang, musuah pantang dicari, kalau basobok pantang diilakan (pantang mencari musuh, tapi kalau bertemu jangan diabaikan).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *