Cerita Sukses Zhang Hongchao Buka 20 Ribu Gerai Mixue di Dunia

Mixue menjadi salah satu gerai F&B yang belakangan banyak mencuri perhatian orang.

459
0
Mixue

Mixue menjadi salah satu gerai F&B yang belakangan banyak mencuri perhatian orang. Fenomena ini terus menerus diperbincangkan akhir-akhir ini. Cabang Mixue kini bertebaran hampir di setiap wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Terbaru, masyarakat Indonesia banyak yang kebingungan untuk melafalkan nama brand asal Negeri Tirai Bambu ini. Ada yang menyebut “Misu”, “Miksu”, “Mixyu”, atau “Mitsuwe”. Nyatanya, semua penyebutan tersebut kurang tepat.

Hal ini juga langsung diluruskan oleh salah seorang guru Bahasa Mandarin Tirza Agnesia lewat akun TikToknya @tirzaadorable. Ia mengatakan bahwa pelafalan yang benar terkait dengan brand es krim ini adalah “Mishuwe”.

Tak sampai di situ, Tirza juga membagikan video saat dirinya membeli es krim Mixue dan mengartikan tulisan yang ada pada label bagian atas kemasan es krim yang ditulis dengan menggunakan bahasa Tiongkok.

“Direkomendasikan diminum dalam waktu 30 menit. Artinya adalah rasanya lebih nikmat jika langsung dinikmati (diminum),” kata Tirza dalam video tersebut.

@tirzaadorable

Reply to @greennne LABEL MIXUE ADA TULISAN APA TUH ? 😱

♬ Bubblegum K.K. – DIMSVM

Untuk kamu penggemar Mixue, sudah tahu belum bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ini hingga sangat terkenal seperti sekarang? Kalau belum, check tis out!

Sejarah Berdirinya Mixue

Dilihat dari situs resminya, mxbc.com, perusahaan es krim dan teh Mixue berdiri pada tahun 1977. Siapa pendirinya? Zhang Hongchao namanya. Ia mendirikan Mixue pada saat dirinya masih menjadi seorang mahasiswa dengan nama Mixue Ice Cream & Tea di Zhenghou, China.

Hal ini disebutkan menjadi perjalanan seumur hidupnya untuk menghadirkan es krim dan teh segar yang diperuntukkan bagi generasi muda. Beliau memiliki misi untuk membawa produk berkualitas tinggi dan terjangkau bagi semua orang di seluruh dunia.

Zhang memulai bisnisnya dalam keadaan penuh kesulitan, website resmi Mixue mengatakan bahwa perjuangannya membangun bisnis ini melewati suka dan duka selama kurang lebih satu dekade.

Pada awalnya, Zhang hanya mencoba untuk berjualan es serut di sebuah toko. Ia dibekali modal oleh neneknya 4.000 Yuan atau setara dengan Rp8 juta. Modal ini kemudian dimanfaatkan oleh Zhang untuk mendirikan gerai bernama “Es Serut Aliran Dingin”.

Beliau juga mengatakan bahwa dirinya mendirikan Mixue hanya bermodalkan keberanian. Karena modal yang sangat terbatas, Zhang membuka gerainya dengan sangat sederhana, termasuk seluruh peralatannya. Untuk mesin produksi es serut, Zhang juga membuatnya sendiri dengan membeli motor penggerak, meja putar, dan alat pemotong.

Seluruh perjuangan Zhang Hongchao kini berbuah manis. Saat ini, Zhang Hongchao telah memiliki pabrik dan rantai pasokan makanan sendiri lewat beberapa kerja sama yang sudah dilakukannya.

Bahkan, untuk memastikan kualitas setiap es krim dan teh yang mereka miliki, merek Mixue Ice Cream & Tea didukung oleh Mixue Bingcheng Co., Ltd. Pada manajemen dan operasi, Henan Daka Food Co., Ltd menjadi penunjang. Dan pada R&D dan produksi, Shangdao Intelligent Supply Chain Co., Ltd ada di balik produksi es krim Mixue yang enak.

Miliki 20 Ribu Gerai di Seluruh Dunia

Menurut data laporan dari Momentum Works, perusahaan es krim dan minuman teh asal Tiongkok, Mixue, sudah memiliki 21.582 gerai waralaba (franchise) yang tersebar di berbagai negara pada 2021.

Jumlah ini menjadikan Mixue sebagai perusahaan makanan dan minuman dengan gerai franchise terbanyak ke-5 di dunia, mengalahkan Burger King dan Domino’s Pizza. Posisi Mixue berada di bawah KFC yang memiliki 26.934 gerainya di dunia.

Untuk wilayah Indonesia sendiri, Mixue pada awalnya muncul di Cihampelas Walk (CiWalk), Kota Bandung, pada tahun 2020. Dan kini, kurang lebih sekitar 300 gerai Mixue sudah ada di kota-kota besar Indonesia dan siap memberikan es krim lezat dan segar dengan harga terjangkau.

Apakah kamu pernah mencoba es krim stroberi nya yang legendaris, gengs?

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post