Kanal Venesia yang ada di Italia mengalami kekeringan akibat krisis kekurangan air yang sudah terjadi hampir satu bulan. Dalam sebuah unggahan foto di media sosial, terlihat sebuah perahu terdampar karena sungai hanya dipenuhi lumpur, tidak ada air sama sekali.
Para peneliti di Italia mengtakan bahwa kekeringan yang terjadi di Venesia ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sistem tekanan tinggi, bulan purnama, arus surut, dan kurangnya curah hujan.
Mereka juga mengatakan bahwa apa yang sedang terjadi di Venesia ini menunjukkan sungai dan danau sedang mengalami situasi kekeringan air yang parah.
Menurut para peneliti, hujan salju yang biasa terjadi di Pegunungan Alpen Italia kini turun menjadi 53% dan ketinggain air Sungai Po yang menjadi sungai terbesar di Italia mencapai 61% di bawah normal.
Keadaan darurat ini diumumkan pada bulan Juli lalu di lima wilayah Sungai Po akibat kekeringan yang sudah terjadi pada tahun 2022.
Air yang surut di Kanal Venesia membuat transportasi air seperti gondola dan taksi air tidak bisa bergerak karena kanal lumpur dan fondasi bangunan di kanal besar tak terlindungi.
Bulan lalu, sebuah laporan dirilis oleh Nature Climate Change yang memperingatkan bahwa Pegunungan Alpen di Italia, megalami pengurangan keawetan tutupan salju sebesar 5,6% per dekade selama 50 tahun terakhir.
Padahal, Pegunungan Alpen menjadi pegunungan paling penting di Eropa untuk memasok sungai-sungai besar yang melintasi Eropa tengah dan selatan.
Kekeringan di Italia menimbulkan banyak pertanyaan bagaimana cara mengelola krisis air yang menurut para ahli akan semakin sering karena perubahan iklim akhir-akhir ini.
Kelompok pemerhati lingkungan Italia (Legambiente) telah mengimbau kepada pemerintah untuk menyetujui strategi air nasional.
“Tahun 2023 baru saja dimulai, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan dalam hal cuaca ekstrem dan tingkat kekeringan,” ucap Direktur Legambiente, Giorgio Zampeti.