Self-care is the New Beauty Code

Self-care itu penting. Demi menjaga kesehatan mental, yang ujung-ujungnya berpengaruh pada kesehatan jasmani.

1580
4

Ketika membuka media sosial beberapa hari terakhir, saya menyadari ada sebuah tren baru yang belakangan ini ramai dibicarakan, “Quiet Quitter”, atau suatu keadaan dimana seorang pekerja melakukan pekerjaan seminimal mungkin. Saya juga sempat membaca, bahwa hal ini sudah banyak diterapkan oleh para pekerja – terutama di kalangan generasi muda.

Kalau dipikir-pikir lagi, menurut saya tren ini muncul karena orang-orang kini sudah lebih peduli akan keadaan dirinya – atau bisa dikatakan kita (ya, saya dan kamu) berusaha untuk lebih aware soal self-care.

Salahkah? Tentu tidak. Menurut saya, self-care itu penting. Demi menjaga kesehatan mental, yang ujung-ujungnya berpengaruh pada kesehatan jasmani.

Omong-omong, bicara soal self-care, saya jadi bertanya pada diri saya sendiri, “Apakah saya juga sudah melakukan self-care dengan baik belakangan ini? Dan apakah self-care yang saya lakukan selama ini cukup?”

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya kemudian merenung mengenai arti self care. Sebenarnya, apa sih, arti self-care itu? Adakah hal tertentu yang wajib saya lakukan agar saya bisa dikatakan sedang melakukan self-care?

Rasanya tidak. Menurut saya sendiri, tak ada satu definisi khusus yang bisa menjelaskan apa itu self-care. Bagi saya pribadi, self-care adalah apa pun yang kita lakukan, yang bikin kita merasa ekstra: ekstra menarik, extra appealing, dan ekstra lainnya. Atau, dengan kata lain, segala sesuatu yang bisa bikin kita punya boost: boost of confidence or boost of anything else.

Dan tentu saja, untuk bisa merasa ekstra, bentuk self-care itu bisa berubah-ubah setiap harinya.

Semisal, hari ini saya butuh sekali confidence agar terlihat lebih appealing saat difoto. That’s why, self-care saya hari ini bisa saja berupa bubble bath, memakai sheet mask, mengenakan makeup yang saya suka, atau hal lainnya yang membuat saya merasa lebih percaya diri. Besok? Bisa jadi berbeda. Besok saya mungkin butuh lebih memperhatikan kesehatan, sehingga self-care saya bisa berupa olahraga, taking more attention of what I eat, dan lainnya.

Jadi begitulah, bagi saya tak ada satu definisi yang bisa menjadi “patennya” self-care, dan ya, self-care bisa saja berubah setiap harinya.

Yang paling penting, ingat: Self-care itu harus guilt free. Harus. Wajib.

Mungkin ada yang merasa bahwa self-care itu adalah suatu hal yang egois. Semisal, pemikiran seperti “Aduh, apakah dengan melakukan diet saya jadi terlihat terlalu mementingkan diri sendiri?” sehingga pada akhirnya orang tersebut tetap melakukan self-care berupa diet, namun kemudian merasa bersalah atas dirinya.

Padahal, hal ini justru jadi menghilangkan esensi dari self-care itu sendiri: Self-care HAS to make you feel good.

Jadi, kalau kamu pernah (dan masih) merasa demikian, ingatlah, bahwa self-care itu adalah sesuatu yang perlu kita lakukan untuk diri kita sendiri, without feeling guilty at all.

I mean, sometimes you just have to prioritize yourself. Oke, mungkin tidak all the time. Tapi dalam satu hari itu ada 24 jam, 1.440 menit, 86.400 detik, apakah betul kita tak boleh dan tak bisa menemukan, yah, setidaknya 15 sampai 30 menit untuk lebih memedulikan diri kita sendiri? Doing self-care.

Baca juga: Raisa Akan Konser Tunggal Februari 2023

Kamu mungkin tak sadar, tapi sebagai manusia dan makhluk sosial, kita perlu mengobrol dengan diri sendiri. “Apa yang perlu saya lakukan hari ini untuk self-care?”

Bahkan dengan sekadar rebahan, atau power nap, atau do nothing, atau nonton video menggemaskan di YouTube, juga bisa dikatakan self-care. Masa sih, kita tak bisa?

Mungkin bukannya kita tak ada waktu untuk melakukannya. Percayalah, it’s not that you don’t have time to do it, you just don’t make time for it.

Jadi, the way to create self-care: is to make time to prioritize yourself. Setidaknya sebentar saja, tapi kita lakukan setiap harinya.

Makeup is also an act of self-care

Kamu mungkin bertanya-tanya, kok bisa? Menurut saya, percaya atau tidak, sadar atau tidak sadar, makeup bisa bantu boosting banyak hal: boosting our confidence, boosting our appearance, boosting the way we express ourselves, dan lainnya. Bahkan sekadar putting something on ourselves, ini bisa berefek seperti memencet sebuah tombol dalam diri kita yang buat kita bangkit. Dari yang tadinya mungkin kita kurang siap, tapi setelah memakai lipstick favorit kita langsung, “Oke, sekarang saya siap.” Sesimpel itu.

Makeup bukanlah sesuatu yang superficial, it’s unlocking something within us, yang akhirnya berguna bagi kita untuk menjalani hari. Dan kalau-kalau kamu bertanya mengapa ini bagian dari self-care, jawabannya adalah karena dengan melakukan makeup, kita secara sadar memilih untuk membuat diri kita lebih merasa percaya diri, membuat diri kita menjadi lebih diperhatikan, lebih dari sekadar going through life.

And putting on makeup juga salah satu cara kita untuk…merasa luar biasa, untuk mengagumi diri kita yang flawless (yes, you are), serta berterima kasih pada diri kita karena telah menjalani hari-hari dengan baik. Self-care, ingat?

Saya mengerti kalau kamu mungkin tidak berpikir demikian, karena narasi seputar makeup terkadang terasa negatif. Seperti, “Pakai makeup itu artinya palsu,” atau “Pakai makeup itu artinya kamu bohongin banyak orang, karena kamu jadi enggak terlihat asli,” atau “Kalau makeup kamu enggak natural berarti kamu palsu,” atau “Kalau kamu harus pakai makeup setiap saat, berarti kamu sebenarnya tidak cantik, dong.”

Ugh, ini adalah beberapa contoh narasi yang negatif, dan sebenarnya tak perlu kamu dengarkan. Anggapan seperti itu membuat banyak orang jadi malu ketika harus memakai makeup, padahal tak ada salahnya kok kalau kita memakai makeup. Sama seperti tak ada salahnya kalau kamu memutuskan untuk tidak memakai makeup dan tak peduli soal menunjukkan wajah polosmu. It’s all about making a choice.

Kalau kamu memutuskan untuk memakai makeup, ini bukanlah sesuatu yang harus ditutup-tutupi. Justru ini adalah sesuatu yang harusnya kamu embrace. Mengapa? Karena kamu memutuskan untuk mengekspresikan dirimu.

Ini juga salah satu alasan mengapa saya memutuskan mendirikan Raine Beauty. Karena makeup bukanlah sesuatu yang secara harfiah terlihat di permukaan kulit saja. But it’s unlocking so much more than just how you look, it’s also about what you feel inside. It’s about self-care.

Inilah mengapa saya gencar mengumandangkan soal conscious beauty – yaitu bentuk kepedulian pada pada kecantikan sejati diri kita sendiri dengan memperhatikan apa yang kita gunakan pada tubuh kita. Because if you think about it, ketika kamu memakai make up, kamu lebih dari sekadar “memoles” diri kamu. You also think about what product do you use, why do you use that, how that makes you feel good, how it makes you appreciate who you are. See? It’s more than just putting on some products.

Memang, memakai makeup sebagai bentuk self-care hanya menyita sedikiiit sekali waktu (30 menit dari 24 jam sehari? Sedikit, kan?), tapi really taking time for yourself, adalah suatu hal yang penting. Dan ingat, tak perlu malu kalau kamu menggunakan makeup. That means you consciously wanna appreciate yourself by taking time for yourself.

You are just doing self-care.

Sampai bertemu di artikel selanjutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 thoughts on “Self-care is the New Beauty Code

  1. Sebagai penulis pemula bagus tulisannya. Nanti artikel² ini bisa dijadikan buku.👍

  2. Bagus sekali kak raisa artikelnya aq juga gtu kok suka pakai makeup kalo sedang bekerja biar kelihatan fresh aja gtu tapi kalo lagi drumah aq gak makeup sma sekali apapun itu itulah pilihan kita gak sbar baca” artikel lainnya

  3. Bagus dan bermanfaat artikelnya 💗❤

  4. yasss very agree!!
    Mendengarkan komentar orang lain tidak akan ada habisnya, yang bisa kita kontrol adalah kapan kita harus menutup telinga dan mendengarkan apa yang diri kita mau selama masih positif 🙂