Krisdayanti: Tentang Menjadi Ibu, Wakil Rakyat, dan Senantiasa Positif

Di balik penampilan dan gelarnya sebagai diva Indonesia, Krisdayanti justru sangat ramah.

220
0
Krisdayanti

Pertama kali bertatap mata langsung dengan sosok Krisdayanti, dia sedang melangkah masuk ke kantor OPPAL. Jarak meja saya dengan pintu hanya terpaut dua meter, dan saat sedang duduk menatap layar laptop di meja (sambil bekerja tentu saja), dia membuka pintu seraya melemparkan senyum dan dengan rendah hati menyapa kami semua, “Halo, hai,” ujarnya dengan ramah.

Suaranya yang khas kontan membuat seisi ruangan berpaling menatapnya. Kesan pertama saya: Ia sungguh memukau. Meski begitu, ia tak terlihat menjaga jarak dan malah menepuk pundak saya perlahan sebelum berlalu.

Di balik penampilan – dan juga “gelar”nya sebagai seorang diva Indonesia – Krisdayanti justru sangat ramah. Bahkan hingga seluruh aktivitasnya di kantor OPPAL selesai – melakukan podcast dengan putrinya, Amora, melakukan wawancara, hingga membuat berbagai konten media sosial bersama OPPAL – ia senantiasa memamerkan senyumnya di setiap kesempatan.

Krisdayanti dan Amora di kantor OPPAL / Dok. OPPAL

Bagi yang belum mengenalnya, inilah sosok asli Krisdayanti, perempuan yang menapaki kariernya dalam dunia tarik suara sejak tiga dekade lalu. Sepanjang kariernya, dia telah memecahkan banyak rekor, memenangkan banyak penghargaan, dan yang paling menakjubkan, hingga hari ini lagu-lagunya masih terus dinyanyikan oleh seluruh generasi. There is only one Krisdayanti, after all, and she’s ageless.

Siapa yang tak setuju bahwa dia bisa tetap relevan di tengah zaman yang serba bergerak maju? Krisdayanti adalah perempuan yang merengkuh tahun 90-an dan 2000-an menjadi eranya. Namun sampai kini, lagu-lagu hits yang ia bawakan seperti “Cobalah untuk Setia”, “Yang Kumau”, hingga “Menghitung Hari” masih bertahan di telinga para pendengar. Hanya dengan satu nada saja, para milenial akan terasa kembali ke masa lalu dan mulai menembangkan liriknya.

Pencapaian tersebut tentu bukanlah hal biasa – tak banyak musisi perempuan yang bisa sesukses dirinya. Apalagi, sebagai seorang perempuan, dia juga harus multitalent: menjadi ibu, istri, hingga menjadi wakil rakyat sebagai anggota DPR.

Jadi, apa rahasia di balik kesuksesannya tersebut? “Stay positive. Sama seperti ketika kita melangkah masuk ke 2023 dan sama dengan background yang dimiliki OPPAL – yaitu semangat untuk tetap positif,” ujarnya. Simpel, namun berdampak besar.

“Di luar berita tentang resesi dan sebagainya yang katanya akan menerpa tahun 2023, kita tetap harus bersyukur karena bisa kembali lagi beraktivitas dengan normal, apalagi PPKM juga sudah dicabut. Saya lihat positive vibes ini sangat berdampak nyata,” tambahnya.

“Senangnya lagi, konser-konser pun kini sudah kembali digelar,” katanya sambil tersenyum. Hmm, apakah ini artinya Krisdayanti juga akan membikin konser di 2023? “Tentu saya juga harus menandai tahun ini, dan Alhamdulillah saya sudah mendapatkan izin dari fraksi untuk menggelar konser setelah lebaran nanti. Saat ini sedang mempersiapkan untuk konser tersebut sambil terus mengerjakan pekerjaan yang lain,” terangnya.

Tentu ini merupakan berita yang baik bagi para penggemarnya. “Jadi kalau konser, mudah-mudahan di tengah bulan Mei mendatang. Harus sih, karena konser merupakan bentuk tanggung jawab saya sebagai seorang penyanyi. Bukan bentuk pengakuan, saya sudah melewati tahap itu. Tapi ini adalah bentuk tanggung jawab saya yang berkarier sebagai musisi, ini adalah bentuk penghargaan dan apresiasi bagi para pendengar,” jelasnya.

Peran sebagai wakil rakyat

Di balik kesibukannya mempersiapkan konser – yang kabarnya akan sangat intimate – dia berusaha untuk menekuni seluruh kegiatannya dengan penuh syukur, termasuk ketika menjadi anggota DPR.

“Sejujurnya, terkadang saya juga punya kekhawatiran saat menjalankan tanggung jawab tersebut. Apalagi jika dibandingkan dengan anggota DPR lainnya yang tampaknya lebih pas. Tapi yang membuat saya giat menjalankan tugas tersebut adalah wisdom yang bisa saya dapatkan dari jabatan ini: Ketika kita mau turun bertemu masyarakat dan membawa program dari komisi saya, yaitu Komisi IX,” ujarnya.

Krisdayanti dengan tim OPPAL
Krisdayanti saat wawancara dengan tim OPPAL

Kita mungkin tak banyak melihatnya, namun Krisdayanti menjalankan profesinya dengan niat yang tulus. Dia berpartisipasi dalam membangun balai latihan kerja, sampai mendekatkan diri pada komunitas untuk membangun jalan. “Pengalaman tersebut tentu tak bisa dibayar dengan apa pun. Bahkan karier saya sebagai penyanyi tak bisa membantu dengan cara seperti itu. Alhamdulillah keterwakilan saya sebagai anggota komisi dapat membantu banyak orang di daerah,” ucap perempuan berusia 47 tahun tersebut.

“Senang sekali ketika bantuan yang diberikan [Komisi IX] dapat diterima dengan pantas dan layak melalui kehadiran saya. Dari yang tadinya daerahnya tidak tersentuh, kemudian kami berikan penyuluhan soal BPJS. Masyarakat di daerah itu tidak tahu, lho, mengapa mereka harus ikut BPJS padahal mereka tidak sakit. Nah, di sinilah kami beri informasi pentingnya BPJS. Bahwa BPJS adalah subsidi silang, semangatnya gotong royong. Dari sinilah mereka mendapatkan sosialisasi,” bebernya pada tim redaksi OPPAL.

Keluarga merupakan prioritas

Menjadi ibu membuat Krisdayanti harus senantiasa mendekatkan diri pada anak. Apalagi, Gen Z kini lebih suka dengan sosok orang tua yang bisa menjadi teman baik mereka: mau mendengarkan masalah, berdiskusi, dan mencari solusi bersama.

via GIPHY

“Gen Z juga sangat aware dengan mental health, dan ini sebenarnya hal yang bagus, karena mereka mengetahui bahwa kecemasan itu ada dan nyata. Kesulitannya adalah ketika anak kemudian overthinking dan membandingkan dirinya dengan orang lain. Mungkin ini ada pengaruh juga dari media sosial, karena gawai tak bisa lepas dari kehidupan anak muda zaman sekarang,” curhatnya.

Di sinilah penguatan keluarga dan holistik berperan penting. Krisdayanti bertutur, bahwa sebagai anggota keluarga dan ibu, ia harus selalu ada bagi mereka. Dengan begitu anak-anaknya akan merasa nyaman untuk bercerita dan berkomunikasi dua arah.

“Memang, kita tak bisa mengawasi anak 24/7, tapi enggak buat saya jadi insecure, kemudian tidak membiarkan anak bermain gawai dan media sosial. Menurut saya, cukup dengan menjelaskan apa hal-hal positif yang harus dilakukan, mana ruang yang tepat, mana yang penting, dan mana yang informasinya tak sepadan. Kalau terus menerus disampaikan, anak akan mengerti. Dan percayalah, tak ada yang lebih ‘mujarab’ dibanding hal itu,” tutupnya.

Alvin
WRITTEN BY

Alvin

Lifestyle and Entertainment Editor at Oppal, who mainly obsesses over all things pop culture, pizza, and boba drinks with equal enthusiasm. Covering everything from celebrities profile to the best TV shows.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *