Perjalanan Karier Coldplay, Sempat 2 Kali Ganti Nama

Nama Coldplay ternyata bawa hoki.

85
Coldplay

Coldplay akan menggelar konser di Jakarta, Indonesia, tepatnya di SUGBK (Stadion Utama Gelora Bung Karno) pada 15 November 2023. Penjualan tiket dimulai tanggal 17-18 Mei, which is hari ini dan besok.

Kedatangan Coldplay ke Indonesia tentu sudah lama dinantikan oleh para penggemarnya. Karena, konser di Jakarta merupakan yang pertama kalinya untuk band asal Inggris ini dalam rangkaian tur Music of the Spheres World Tour.

Coldplay memang dikenal dengan aksi panggungnya yang nyentrik, menarik, dan colorful. Kerennya lagi, mereka juga mengadopsi sustainability show atau konser berkelanjutan lewat kinetic floor, sepeda statis, dan Xyloband-nya.

Meski kita harus menunggu sampai November untuk melihat langsung Chris Martin dkk, sebagai pemanasan, nggak ada salahnya kita bahas perjalanan karier mereka, gengs. Yuk, simak journey mereka selengkapnya di bawah ini!

Awal debut bukan sebagai Coldplay

Coldplay
Coldplay mulai dibentuk pada tahun 1996/nme.com

Empat mahasiswa University College London awalnya membentuk band bernama Pectoralz pada tahun 1996. Mereka adalah Chris Martin sebagai vokalis dan pianis, Jonny Buckland sebagai gitaris, Guy Berryman di bass, dan Will Champion di drum.

Menurut laman resmi band, Buckland dan Martin tinggal bareng di sebuah flat yang berlokasi di Jalan Camden, London. Di sini mereka berdua yang merupakan anggota awal Coldplay melakukan rehearsal atau latihan perdana.

Saat itu, Camden juga dikenal sebagai pusat musik indie, sehingga dua teman ini telah meraih keuntungan dalam bermusik.

Guy Berryman mulai bergabung dengan mereka pada awal 1997, disusul Will Champion pada tahun 1998. Beberapa hari kemudian, Champion berhasil Menyusun jadwal penampilan perdana mereka di sebuah pub yang nggak jauh dari flat Buckland dan Martin.

Finally, mereka berempat tampil di The Laurel Tree pada 16 Januari 1998.

“Sayangnya kami belum punya nama band. Dalam keadaan panik, kami memilih nama Starfish. Penampilan kami cukup oke, meski kami memainkan satu lagu dua kali, bukan ide bagus,” tulis Buckland dalam situs resmi Coldplay.

Belum sampai setahun setelah penampilan perdana mereka, Coldplay menandatangani kontrak dengan label Universal Music Publishing. Biasanya, penandatanganan kontrak dilakukan di kantor pengacara, tapi Chris Martin dkk melakukannya di Trafalgar Square pada 22 April 1999.

Anyway, kontrak tersebut membawa pengaruh besar bagi karier mereka. Pada saat itu, internet masih belum semasif seperti sekarang, cuma ada kaset. “Nggak ada jalan lain untuk mengenalkan musikmu pada orang-orang tanpa bantuan perusahaan rekaman,” tulis laman tersebut.

Era Pectoralz dan Starfish

Coldplay
Coldplay mulai meraih kesuksesannya di album Parachutes (2000)/billboard.com

Coldplay awalnya memakai nama Pectoralz saat penampilan pertama mereka pada tahun 1996. Nama tersebut dipakai sampai dengan tahun 1997. Di awal tahun ini, lagu-lagu Pectoralz masih belum banyak dikenal luas.

Nggak puas dengan nama Pectoralz, mereka akhirnya mengganti nama menjadi Starfish. Band ini memakai nama Starfish pada tahun 1997 sampai 1998.

Di era Starfish, band merilis single berjudul ‘Ode to Deodorant’ pada tahun 1998. Band ini juga merilis dua buah EP bertajuk Safety dan The Blue Room.

Era nama Coldplay dan kesuksesannya

Coldplay
Coldplay dalam ajang Grammy Awards/britannica.com

Nama sepertinya memang penting dan berpengaruh banget untuk sebuah band. Chris Martin dan teman-teman akhirnya mengganti nama band lagi dan memakai nama Coldplay sejak akhir tahun 1998.

Nama Coldplay akhirnya membawa kesuksesan baru bagi band yang bermarkas di Inggris ini. Sebab, sejak album pertama mereka, Parachutes (2000), Coldplay semakin sukses. Di album ini single Yellow’ juga menjadi masterpiece mereka yang hingga kini masih diputar di mana-mana.

Lewat album perdana itu, Coldplay juga berhasil masuk tiga nominasi dalam ajang Grammy Awards 2002, serta menang untuk kategori Best Alternative Music Album. Usai 23 tahun memakai nama Coldplay, mereka bisa dibilang semakin sukses.

Menang penghargaan melalui diskografi mereka

Coldplay
Coldplay merupakan band pop rock asal Inggris/planetradio.co.uk

Setelah sukses dengan album Parachutes, Coldplay kembali memenangkan Grammy Award untuk Record of The Year lewat album kedua mereka, A Rush of Blood to the Head (2002). Dua lagu yang paling dikenal di album ini adalah The Scientist dan Clocks.

Menurut catatan IMDb, Coldplay sempat mengalami masalah produksi pada album ketiga mereka, X&Y (2005). Lalu, mereka akhirnya mencoba area musik baru di album keempat. Album tersebut adalah Viva la Vida or Death and All His Friends (2008). Album tersebut berhasil menjadi album dengan penjualan terbaik di seluruh di dunia pada 2005 dan 2008.

Coldplay pun semakin gacor menjelajahi jenis musik baru mereka dengan meluncurkan Mylo Xyloto (2011), Ghost Stories (2014), dan A Head Full of Dreams (2015). Begitu juga dengan album baru, Everyday Life (2019) dan Music of the Spheres (2021).

Wah, ternyata kita baru tahu, ternyata nama band ini awalnya bukan Coldplay, dan bahkan sempat dua kali mengganti nama. Well, itulah perjalanan karier Coldplay dari awal terbentuk hingga sekarang.

Anyway, sebutin lagu Coldplay favorit kamu nih, gengs? Pasti lebih dari satu kan!

TIRA
WRITTEN BY

TIRA

Fashion and sport enthusiast!