Sedang Butuh Bantuan Psikolog atau Psikiater untuk Hadapi Anxiety? Tenang, Baca Tips Ini, Yuk!

You matter.

189
terapis psikolog psikiater

Menjaga kesehatan mental bukanlah sebuah hal mudah. Di tengah zaman modern yang bergerak serba cepat, kesehatan mental sering kali terlupakan dan seakan diduakan, apalagi kalau bukan karena kita sibuk mengejar karier dan impian. Hasilnya? Anxiety bukan lagi sebuah gimik belaka, justru terkadang jadi “kawan” baru para pengejar angan.

Kalau kamu belakangan ini kesulitan tidur, sering kali cemas akan banyak hal, dan merasa berbeda dari dirimu yang biasa, guys, you’re not alone. Ada banyak orang di luar sana yang juga mengalami hal yang kamu rasakan. And it’s normal. Kamu tak perlu khawatir untuk mengakuinya.

Jika kamu bertanya-tanya, “Apakah ada jalan keluar untuk situasi yang saya rasakan sekarang?” Jawabannya ya, kamu punya jalan keluarnya: kamu bisa mencoba mengikuti terapi untuk menurunkan stres dan rasa cemas yang kamu hadapi.

mental health kesehatan mental anxiety
Unsplash

Yang perlu kamu ketahui, proses mencari terapis (atau psikolog, atau psikiater) yang tepat juga membutuhkan waktu. Dan demi mendapatkan hasil terbaik dari sesi terapi atau konseling tersebut, penting untuk memiliki pemahaman yang komprehensif soal terapi dan mereka yang bergerak di bidang tersebut. Inilah mengapa, OPPAL bertanya pada Mba Hesty Novitasari, seorang psikolog anak dan remaja, untuk menjelaskan mengenai proses terapi dan menemukan bantuan yang tepat.

Di bawah ini, Mba Hesty menjabarkan secara lengkap semua yang perlu kamu ketahui soal menemukan terapis yang suportif yang bisa membantu keadaanmu saat ini. Hope it helps.

Sadari tanda-tanda anxiety dan kapan kamu membutuhkan terapi

anxiety
Ilustrasi membutuhkan teman / Unsplash

Kamu mungkin bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat bagi seseorang untuk memulai terapi. “Ketika kita merasa stres atau muncul perasaan cemas yang mulai mengganggu pola makan, atau pola tidur, atau pikiran, atau perasaan, atau aktivitas keseharian yang bahkan berdampak ke pekerjaan dan relasi sosial, maka dianjurkan untuk bertemu dengan praktisi kesehatan mental yaitu ke psikolog atau ke psikiater dan melakukan terapi,” ucap Mba Hesty.

Tentukan apakah kamu membutuhkan psikolog atau justru psikiater

Keduanya pada dasarnya merupakan praktisi kesehatan mental, dan keduanya juga memiliki keterampilan dalam melakukan terapi psikologis. Perbedaannya, psikolog dan psikiater memiliki latar belakang pendidikan dan pendekatan yang berbeda.

“Psikolog memiliki latar belakang pendidikan S1 Psikologi, dan dilanjutkan dengan program pendidikan profesi psikologi. Psikolog berfokus untuk menangani permasalahan kesehatan mental dan memiliki latar belakang keilmuan dalam bidang psikologi klinis atau disebut juga dengan Psikolog Klinis,” jabar Mba Hesty.

psikolog psikiater
Ilustrasi bertemu dengan psikolog / Unsplash

“Psikolog memiliki kompetensi untuk melalukan tes dan asesmen untuk mengetahui profil kepribadian dan gambaran kondisi kesehatan mental individu. Khusus untuk psikolog klinis juga memiliki kompetensi untuk melakukan diagnosis psikologis. Pendekatan yang dilakukan biasanya lebih terfokus ke psikoterapi untuk membantu dalam pengelolaan pikiran, emosi, dan perilaku individu,” lanjutnya.

Sementara itu, psikiater memiliki latar belakang pendidikan S1 Kedokteran dan dilanjutkan dengan spesialisasi kedokteran jiwa. “Psikiater memiliki kompetensi untuk melakukan penilaian dan penegakan diagnosis adanya gangguan kesehatan mental. Pendekatan yang dilakukan lebih terfokus secara biologis dengan memberikan farmakoterapi atau obat-obatan untuk membantu mengatasi gejala-gejala gangguannya,” jelas Mba Hesty.

“Biasanya psikolog dan psikiater dapat saling bekerja sama untuk membantu individu dalam menghadapi permasalahan kesehatan mental yang dihadapi,” ucapnya.

Melakukan terapi anxiety bisa dilakukan sejak muda

Pahami bahwa perasaan cemas dan anxiety bisa menimpa setiap orang di setiap umur, jadi tak perlu khawatir berlebih jika kamu masih muda namun membutuhkan bantuan. “Untuk individu di usia muda, termasuk masa remaja awal, sudah boleh berkonsultasi atau melakukan pemeriksaan dengan psikolog atau psikiater, meski sebaiknya perlu didampingi oleh orang tua atau orang dewasa, karena penting banget adanya support system dari lingkungan terdekat,” papar Mba Hesty.

Menceritakan perasaan atau masalahmu kepada orang tua atau wali bisa sangat berguna untuk menghadapi keadaanmu saat ini. “Keterbukaan dengan orangtua sangatlah penting, dan ada baiknya anak atau remaja menyampaikan keadaan mereka ke orang tua terlebih dahulu,” saran Mba Hesty.

Selain itu, membuka dialog kepada orang tua atau keluarga juga bisa membantumu mengungkapkan sumber daya apa yang kamu butuhkan. Semisal, keluarga bisa membantu kamu menggunakan asuransi, dan membantumu menyadari perubahan apa saja yang kamu alami setelah melakukan terapi.

anak kecil anak muda
Ilustrasi anak kecil / Unsplash

Yang perlu kamu ingat, kalau kamu tak merasa nyaman atau tidak berada di posisi di mana kamu bisa menceritakan masalahmu pada keluarga atau orang tuamu, kamu boleh meminta bantuan dari orang dewasa yang bisa kamu percayai. Semisal, ibu dari sahabatmu, atau mereka yang dekat denganmu.

“Buat kamu yang masih sekolah, guru BK atau konselor sekolah juga dapat memfasilitasi anak atau remaja dalam menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi,” saran Mba Hesty.

Cari tahu dengan siapa kamu akan berbagi kisah dan permasalahanmu mengenai anxiety

Pada saat proses menentukan siapa psikolog atau psikiater yang akan kamu temui, pastikan kamu mencari tahu terlebih dahulu tentang sosok mereka, termasuk spesialisasi dan keahlian sang psikolog atau psikiater. Selain itu, perhatikan juga umur mereka. Biasanya, kamu akan lebih mudah berkonsultasi atau melakukan terapi dengan mereka yang umurnya tak berbeda jauh atau generasinya sama denganmu.

Setelah menemukan sosok yang menurutmu terbaik, cobalah melakukan sesi dengan sang psikolog atau psikiater sebanyak dua atau tiga sesi. “Setiap psikolog memiliki karakter dan pendekatan yang beragam, sehingga tergantung dari kesesuaian dengan kebutuhan dan karakter pasien. Terkadang, ada beberapa kasus di mana psikolog atau psikiater tidak cocok dengan pasien,” jelas Mba Hesty.

Terapi online
Ilustrasi terapi online / Unsplash

Jika setelah dua atau tiga pertemuan kamu masih merasa kurang nyaman untuk mengutarakan isi hati atau perasaanmu atau masalah dengan sang psikolog atau sang psikiater, it is entirely OK to leave dan tidak melanjutkan sesi berikutnya dengan mereka. Dan, tak perlu merasa tak enak hati, karena para psikolog dan psikiater biasanya memahami situasi tersebut.

“Kalau ada ketidakcocokan, boleh banget mencari opini dari ahli yang lain. Terapi dan konseling ini bukan untuk membantu kami para psikolog atau psikiater, it’s about you,” ujarnya.

“Lakukan evaluasi, dan lihat dari segi mana kalian merasa tidak cocok, kemudian coba cari referensi psikolog atau psikiater yang memiliki keahlian atau pendekatan terapi yang sesuai dengan gejala yang dirasakan. Kamu juga bisa bertanya pada psikolog atau psikiatermu apakah ia punya referensi orang yang cocok denganmu sesuai dengan kondisimu sekarang,” lanjut Mba Hesty.

Bersikaplah terbuka

Setelah menemukan psikolog atau psikiater yang menurutmu tepat, cobalah bersikap seterbuka mungkin selama sesi diskusi dan konseling. I know it’s easier said than done, tapi cobalah untuk tidak menutup-nutupi satu hal pun – karena siapa tahu detail yang menurutmu kurang penting ternyata punya makna yang berbeda.

Kalau kamu merasa malu untuk menyampaikan suatu hal secara langsung, cobalah untuk berkomunikasi secara tulisan lewat e-mail atau chat, lalu minta pendapat mereka soal hal tersebut.

Oh ya, selama sesi, selain sharing stories, kamu juga diperbolehkan untuk bertanya – terutama soal langkah medis yang perlu kamu ambil atau lakukan – dan diskusikan dengan sang psikolog atau psikiater apa yang ingin kamu capai dari sesi terapi atau konseling tersebut.

terapi konsultasi psikolog
Ilutrasi konsultasi dengan psikolog / Unsplash

Di luar sesi konseling, ingat bahwa kamu juga perlu menjaga kesehatan tubuh dengan cara cukup tidur, menikmati udara di lingkungan terbuka, berolahraga, serta minum air dengan jumlah yang cukup. Physical health and emotional health are intimately intertwined.

Pahami juga bahwa prosesmu untuk sembuh mungkin tidak cepat. Everyone’s therapy experience is different. Ada orang yang butuh waktu beberapa minggu, ada juga yang butuh waktu beberapa bulan, hingga beberapa tahun.

Ketahui opsi apa saja yang kamu miliki

Memang, melakukan terapi ke psikolog atau psikiater membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan saat ini mungkin belum accessible bagi setiap orang. Di saat seperti ini, kamu mungkin bisa mendapatkan bantuan dari komunitas. Sekarang ini, ada banyak komunitas yang berfokus pada kesehatan mental yang bisa diakses dengan mudah.

Beberapa komunitas tersebut di antaranya:

  • Get Happy

Terafiliasi dengan Art Therapy Jakarta, komunitas ini menyediakan sarana sosialisasi dan edukasi mengenai kesehatan mental. Komunitas ini juga menjadi wadah bagi para caregiver untuk berbagi cerita sehingga para anggota komunitas tidak merasa sendirian. Get Happy pun kerap mengadakan aktivitas seperti terapi seni dan terapi musik, lho.

  • Into The Light

Komunitas ini dibentuk sejak 2013, dan berfokus pada upaya pencegahan terhadap kemungkinan terburuk serta menjadi sarana berbagi informasi mengenai kesehatan mental para remaja serta populasi khusus lainnya. Aktivitas kampanye yang dilakukan mulai dari diskusi film, sharing story, lingkar studi suicidology, dan sebagainya.

  • I Smile 4 You

Seperti namanya, komunitas ini bergerak dalam menyebarkan kampanye untuk membagikan senyum pada setiap orang, serta banyak berfokus pada kampanye anti bullying yang makin penting untuk dilakukan modern ini.

Selain tiga komunitas di atas, ada juga beberapa aplikasi atau platform layanan kesehatan yang bisa membantumu melakukan konsultasi online. “Saat ini ada banyak aplikasi yang dapat membantu mengatasi kecemasan atau mengelola kesehatan mental, misalnya seperti Riliv, Mood Tools, Mindshift, dan lainnya,” tutup Mba Hesty.

via GIPHY

The most important is, begitu kamu merasa stres atau mulai cemas, don’t be shy to reach out, either dengan keluarga atau orang-orang terdekat, atau dengan para ahli. Hope your journey to healing full of understanding. Semangat, gengs!

Alvin
WRITTEN BY

Alvin

Lifestyle and Entertainment Editor at Oppal, who mainly obsesses over all things pop culture, pizza, and boba drinks with equal enthusiasm. Covering everything from celebrities profile to the best TV shows.