Tanggapan Quiet Firing, Muncul Istilah Quiet Quitting. Ini Ciri-cirinya

Quiet firing bisa juga taktik curang agar orang tersebut akhirnya keluar dari pekerjaannya.

227
0

Belakangan ramai istilah quiet quitting, di mana seorang pekerja, terutama generasi muda seperti Gen-Z dan milenial muda, memilih untuk memperbaiki cara kerja mereka supaya nggak burnout.

Hal tersebut tentu beda dari generasi-generasi sebelumnya, yang ternyata gemar bekerja dan hanya beristirahat dengan waktu yang singkat, sampai-sampai menganut hustle culture. Orang seperti ini sering disebut workaholic atau gila kerja.

Setelah hadirnya tren quiet quitting, kini muncul istilah baru quiet firing yang dianggap sebagai tanggapan atas quiet quitting.

Apa itu quiet firing?

Quiet firing adalah sikap para atasan untuk menghadapi karyawannya yang bekerja seperlunya, sehingga dianggap merugikan kantor. Dengan kata lain, quiet firing adalah pemecatan diam-diam yang dilakukan manajemen perusahaan tanpa sebelumnya memberikan sanksi atau teguran atas kinerja bawahannya.

Namun, tindakan ini bukan hal yang baru, karena sudah sejak lama dilakukan oleh perusahaan, meski tidak dibahas secara terang-terangan.

Quiet firing bisa juga dibilang bukan tindakan memecat seseorang secara langsung, tapi lebih ke taktik curang agar orang tersebut akhirnya keluar dari pekerjaannya. Contohnya dengan mengabaikan kebutuhan mereka atau memberikan beban pekerjaan yang berlebih, sehingga orang tersebut akhirnya menyerah dan memilih resign.

“Akhirnya Anda akan merasa sangat tidak kompeten, terisolasi, dan tidak dihargai, sehingga Anda akan mencari pekerjaan baru, dan mereka tidak pernah harus berurusan dengan rencana pengembangan atau menawarkan pesangon,” ucap pakar perekrutan, Bonnie Dilber.

Tindakan quiet firing ini juga bisa dilakukan oleh atasan untuk menciptakan lingkungan kerja yang toxic bagi karyawannya, sehingga mereka tidak betah lagi. Perilaku toxic yang dimaksud berupa intimidasi di tempat kerja, permainan kekuasaan yang nggak nyaman, ekspresi kemarahan yang nggak pantas, dan lainnya.

“Membuat orang tersebut ingin pergi, dengan menggunakan taktik yang menurunkan harga diri, menjatuhkan kepercayaan diri, dan membuatnya kelelahan,” kata pakar burnout internasional Cara de Lange.

Ada juga tindakan lainnya yang lebih halus, seperti minimnya umpan balik dari atasan, tidak ada obrolan soal pengembangan karier, tidak ada apresiasi atas capaian kerja hingga tidak diundang dalam meeting atau rapat.

Para pekerja bakal sulit menyadarinya jika mereka sedang menjadi sasaran quiet firing. Belum lagi kalau dikombinasikan dengan masalah gaslighting di tempat kerja, atasan yang toxic, dan masalah dunia kerja lainnya.

Akan tetapi, quiet firing juga bisa terjadi karena alasan politis, di mana atasan tidak suka dengan kita, memiliki favorit yang lain atau dianggap menghalangi kariernya.

Quiet firing benar-benar terjadi. Terkadang, keputusannya bersifat politis, seperti ketika atasan memiliki favorit dan bukan Anda, dan mereka mendorong Anda keluar,” ungkap penasihat karir di Harvard College Gorick Ng.

Namun, istilah quiet firing ini juga berkaitan dengan masalah kinerja seseorang yang dianggap tidak optimal.

“Mungkin manajer Anda mencoba memberi Anda umpan balik, tidak melihat perubahan perilaku yang mereka inginkan dalam timeline yang mereka harapkan, dan jadi menyerah,” ujar Gorick.

Seorang ekonom yang berbasis di Toronto, Linda Nazareth, mengatakan, quiet firing adalah bentuk pasif-agresif yang membuat hidup seorang karyawan sengsara. Tindakan ini juga tidak menangani masalah secara langsung.

Dirinya juga menambahkan, para manajer yang berusaha memecat karyawan secara diam-diam harus mengevaluasi kembali metode mereka, karena tentu ada konsekuensi keras mengenai hal tersebut.

Misalnya, jika perusahaan menganiaya seorang karyawan dan membuat hidup mereka sengsara di tempat kerja, mereka akan dimintai pertanggungjawaban karena melakukan pemecatan secara sepihak.

Quiet quitting dan quiet firing itu dilakukan diam-diam, Oppal Gengs harus lebih aware ya di lingkungan kerja.

TIRA
WRITTEN BY

TIRA

Fashion and sport enthusiast!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *