Bumi Berputar Lebih Cepat, Ini Dampaknya Pada Kita Semua

220
0

Para ilmuwan melaporkan bahwa pada 29 Juni dan 26 Juli 2022 kemarin Bumi berputar lebih cepat dari biasanya. Mereka menggunakan jam atom untuk mengukur kecepatan rotasi Bumi.

Melansir Time and Date pada Rabu (27/7), Bumi mampu merampungkan satu putaran dalam 1,59 milidetik lebih cepat atau kurang dari 24 jam pada 29 Juni 2022.

Ilmuwan menggunakan jam atom untuk mengukur kecepatan rotasi Bumi. Berdasarkan laporan Popular Science, sejak tahun 1960-an, para astronom telah menggunakan jam atom untuk merekam rotasi Bumi.

Pada tahun 1987, Persatuan Astronomi Internasional dan Persatuan Internasional Geodesi dan Geofisika mendirikan Layanan Sistem Rotasi dan Referensi Bumi Internasional untuk memantau rotasi Bumi dan mempertahankan waktu global. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah mengamati pola yang aneh. Putaran bumi semakin cepat.

Pada tahun 2020, Bumi memiliki catatan 28 hari terpendek, pada 19 Juli 2020, waktu tengah malam datang 1,47 milidetik lebih cepat dari yang diperkirakan. Kecepatan putaran Bumi tidak melambat pada tahun 2021, meskipun tahun 2021 sedikit lebih lama dari tahun 2020.

Ilmuwan pun menyimpulkan bahwa fenomena tersebut menjadi temuan baru dalam serangkaian rekor kecepatan Bumi yang tercatat semenjak 1960 dan 2020.

Penyebab Rotasi Bumi Jadi Lebih Cepat

Rotasi Bumi yang berputar setiap 24 jam mengakibatkan terciptanya waktu siang dan malam. Namun, dalam jangka waktu yang lama, putaran Bumi bisa mengalami perlambatan.

Setiap 100 tahun, Bumi membutuhkan beberapa milidetik atau lebih untuk menyelesaikan satu putaran, artinya 1 milidetik sama dengan 0,001 detik. Pola tersebut membuat putaran Bumi mengalami fluktuasi.

Waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menuntaskan satu putaran naik atau turun dari satu hari ke hari berikutnya adalah sepersekian milidetik.

Para ilmuwan yang mempelajari rotasi Bumi menggunakan istilah ‘panjang hari’ dalam menjelaskan mengenai perputaran bumi, baik lambat atau cepat.

Kondisi ‘panjang hari’ adalah perbedaan antara waktu yang dibutuhkan Bumi untuk sekali berputas pada porosnya, sebanyak 86.400 detik (24 jam).

Nah, saat panjang hari meningkat, Bumi pun mengalami rotasi yang lebih lambat. Lalu, ketika mengalami pengurangan dan menjadi angka negatif, Bumi akan berputar lebih cepat.

Mengapa Bumi Kini Sedang Terburu-buru Berotasi?

Para astronom masih belum memiliki jawaban untuk pertanyaan ini, tetapi mereka memiliki beberapa teori.

Pada pertemuan tahunan Asia Oceania Geosciences Society mendatang, para astronom diharapkan untuk membahas panjang hari yang lebih pendek dan bagaimana hal itu terkait dengan fenomena yang disebut Chandler Wobbler.

Fenomena Chandler Wobbler melibatkan gerakan kecil dan tidak teratur yang menyebabkan sedikit perubahan putaran dalam rotasi Bumi, seperti gerakan bergoyang dari bagian atas mainan ketika mulai melambat.

Pengaruh perubahan tekanan di atmosfer dan dasar laut bagi Bumi diyakini menyebabkan goyangan yang menggeser poros rotasi Bumi.

“Amplitudo normal Chandler Wobbler adalah sekitar tiga hingga empat meter di permukaan bumi, tetapi dari 2017 hingga 2020 menghilang,” sebut Leonid Zotov, seorang astronom dari International Astronomical Union.

Teori lain di balik perubahan kecepatan rotasi Bumi melibatkan lebih sedikit beban pada kutub akibat pencairan gletser, aktivitas seismik, dan perubahan pada inti cair bagian dalam.

Dampak Rotasi Bumi Lebih Cepat

Kemungkinan kita tidak menyadari bahwa tengah malam datang lebih awal pada tanggal 29 Juni, tentu saja kita tidak dapat menghitungnya dalam hitungan milidetik, tetapi komputer bisa, dan para astronom khawatir jika rotasi Bumi terus menjadi lebih cepat bisa memengaruhi bagaimana mesin-mesin itu melacak waktu.

Oleh karena satelit GPS, ponsel pintar, komputer, dan perangkat komunikasi lainnya menggunakan jam atom, kecepatan putaran yang lebih cepat akan memengaruhi fungsinya dan membuatnya tidak dapat digunakan.

Pencatat waktu internasional telah mencoba-coba gagasan detik kabisat negatif pada akhir Desember. Idenya adalah untuk mengurangi satu detik dari jam normal untuk menjaga waktu kita tetap sinkron dengan rotasi Bumi. Namun, tidak semua orang setuju dengan proposal tersebut.

Perusahaan induk Facebook, Meta, menerbitkan blog pada 25 Juli dengan alasan bahwa detik kabisat negatif adalah ide usang dari tahun 1970-an yang akan menyebabkan program dan teknologi data saat ini macet.

Tidak ada yang tahu apakah Bumi pada akhirnya akan melambat atau terus bergerak, sains belum memiliki penjelasan yang solid. Para ahli mengakui adanya kekhawatiran apabila Bumi terus berputar cepat.

“Saya pikir ada kemungkinan 70 persen kita berada di [panjang hari] minimum, dan kita tidak akan membutuhkan detik kabisat negatif,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *