Ritual “We Want More” saat Konser, Basa-Basi yang Masih Dinanti

155
0

Tatkala pandemi mereda dan konser luring (offline) kembali marak, penonton pun seakan diingatkan kembali tentang encore, sebuah sesi di penghujung konser yang berisi lagu-lagu yang paling ditunggu. 

Mendekati penghujung konser, penyanyi atau musisi biasanya pamitan kepada para penonton. Menghaturkan terima kasih, kemudian diakhiri dengan ucapan sampai jumpa. Namun penonton tahu bahwa ini hanya aksi pura-pura. Konser belum benar-benar berakhir. Justru akan memasuki babak klimaks. 

Yang penonton perlu lakukan adalah merapal mantra “We want more!” secara berulang-ulang. Dan tidak lama kemudian, sang penyanyi atau musisi akan kembali muncul di atas panggung. Bergulirlah 2-3 lagu andalan yang disambut suka cita dan menjadi pamungkas pertunjukan. 

Menilik sejarahnya, encore yang berasal dari kata dalam Bahasa Prancis yang berarti “lagi”, sejatinya bersifat spontan dan tidak direncanakan. Sebuah sesi tambahan dari musisi setelah pertunjukan berakhir, sebagai respons dari antusiasme yang besar dan aplaus yang meriah dari penonton. Namun, dalam perkembangannya, encore sudah menjadi bagian penutup yang direncanakan dan tidak lagi menjadi kejutan bagi penonton. 

Meski telah menjadi semacam kelaziman dalam pertunjukan musik, sejumlah nama besar dalam musik justru tidak menganggap encore sebagai sesuatu yang harus dilakukan dalam rutinitas manggung mereka. Elvis Presley tidak pernah memainkan encore, sebuah praktek yang memang sengaja dirancang oleh manajernya Tom Parker agar audiens menginginkan lebih. Hingga terciptalah frase “Elvis has left the building.” 

The Who hanya akan menampilkan encore apabila konser yang digelar mencapai level “exceptional”. The Beatles juga tidak menyuguhkan encore karena mereka harus buru-buru kabur setelah pertunjukan usai untuk menghindari kejaran penggemar yang begitu intens. 

Sementara itu, penyanyi dan band legendaris lainnya malah menggiring sesi encore ke titik maksimal. Bruce Springsteen bersama E Street Band mengubah pertunjukan rock menjadi sebuah ajang maraton berdurasi empat jam. Bob Dylan menutup konsernya dengan empat encore. The Cure dan Prince juga dikenal dengan encore yang berisi jumlah lagu yang banyak, baik berbentuk satu sesi encore yang panjang ataupun terbagi dalam beberapa encore; lima encore oleh The Cure dan tujuh encore dari Prince. 

Sekadar basa-basi, gimmick, atau bahkan klise, encore adalah happy ending yang selalu dinanti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *