Sejarah Dukuh Atas yang Ramai Jadi Tempat Nongkrong Remaja, Sudah Ramai Sejak Dulu

267
0

Belakangan ini sedang ramai ‘Citayam Fashion Week’, fenomena baru yang terjadi di kawasan Sudirman, tepatnya di Taman Stasiun MRT Dukuh Atas. Fenomena baru yang tengah menjadi sorotan ini bermula dari remaja-remaja yang datang dari luar Jakarta dengan balutan fashion style yang cukup eksentrik. Hal itulah yang melahirkan istilah ‘Citayam Fashion Week’.

Istilah ‘Citayam Fashion Week’ awalnya muncul dari pengguna TikTok sekaligus fotografer bernama Radita Pradana. Dirinya mengunggah suasana di Stasiun BNI City, Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2022), dengan tulisan ‘Citayam Fashion Week’.

Selain itu, Radita juga menampilkan aktivitas sekolompok remaja yang berkumpul di sekitar Sudirman, Jakarta Pusat. Para remaja tersebut mengenakan outfit kekinian dengan konsep warna monokrom. Tak hanya itu, mereka juga tak lupa memakai aksesoris yang trendi. Pakaian yang mereka kenakan pun kebanyakan berasal dari distro lokal.

Seiring berjalannya waktu, mereka yang gemar nongkrong di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, itu mulai dikenal. Nama-nama seperti Bonge, Kurma, Roy, dan Jeje akhir-akhir ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat.

Kawasan Sudirman, tepatnya di Dukuh Atas seperti sudah menjadi pilihan andalan untuk nongkrong oleh remaja sekarang. Namun, seperti apa sejarah kawasan Dukuh Atas?

Sejarah Kawasan Dukuh Atas

Dukuh Atas adalah kawasan perkampungan yang terletak di sudut barat daya Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Di kawasan ini juga terdapat stasiun kereta api Jabodebek yang bernama Stasiun Sudirman, yang dahulunya diberi nama Stasiun Dukuh Atas.

Sebagai informasi, Dukuh Atas sudah sejak lama menjadi kawasan kehidupan malam yang melayani kebutuhan kawasan menengah sejak 1960. Sejumlah bar dan klab malam berjajar di sana.

Selain itu, Dukuh Atas juga menjadi tempat transit berbagai jalur bus kota di Jakarta. Seiring berkembangnya zaman, Dukuh Atas dikembangkan menjadi kawasan Transit Oriented Development (TOD). Hal ini membuatnya menjadi kawasan transit terlengkap di Jakarta. Sebab, lima jenis transportasi publik yang terintegrasi dapat bertemu di sini, seperti MRT Jakarta, BRT Jakarta, Kereta Bandara, Kereta KRL Commuter Line, dan LRT Jabodebek.

Tidak hanya itu, di kawasan ini juga terdapat pedagang kaki lima yang mana biasa menjadi tempat makan siang para pekerja kantoran. Ada juga gedung-gedung tinggi nan menjulang, seperti Menara Bank BNI dan proyek Banjir Kanal Timur yang melintasi kawasan itu.

Dahulu, nama Dukuh Atas sendiri berasal dari perkebunan buah duku yang pernah tumbuh di daerah tersebut. Hal ini disebutkan dalam buku karya Zaenuddin HM yang berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempoe Doeloe”. Buku dengan 377 halaman itu diterbitkan oleh Ufuk Press pada Oktober 2012.

Kata “dukuh” diambil dari nama umum untuk sejenis buah-buahan anggota suku meliacea, yaitu“duku”, seperti dikutip keterangan dari Bisnis.com. Selain tumbuh pohon duku, kawasan tersebut juga pernah menjadi tempat penjualan buah duku pada masanya, hingga akhirnya diberi nama Dukuh Atas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *