Arti Halal Bihalal, Berawal dari Cara Bapak Presiden Soekarno Memperbaiki Konflik

Istilah halal bihalal hanya ada di Indonesia.

185
Sejarah Halal bihalal

Halal Bihalal merupakan tradisi umat Muslim di Indonesia yang dilaksanakan saat momen Lebaran. Halal bihalal dilakukan dengan bersilaturahmi bertemu sanak saudara dan bermaaf-maafan saat Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi halal bihalal ini lahir dari masyarakat Indonesia sendiri. Bahkan, tradisi ini terus berkembang hingga menjadi ajang “open house”, di mana sebuah rumah atau instansi dijadikan tempat ajang bersilaturahmi dengan mengundang orang-orang. Well, apa sih arti dari halal bihalal? Dan bagaimana sejarah dari tradisi maaf-maafan ini, ya?

Apa itu halal bihalal?

Sejarah Halal bihalal
Ilustrasi momen halal bihalal/shutterstock

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), halal bihalal merupakan kegiatan saling maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan. Kegiatan ini biasanya diadakan oleh sekelompok orang di auditorium atau aula. Halal bihalal bisa juga didefinisikan sebagai silaturahmi.

Sejarah halal bihalal

Sejarah Halal bihalal
Ilustrasi halal bihalal saat lebaran/shutterstock

Menurut situs NU Online, halal bihalal dipopulerkan oleh seorang penjual martabak dari India di Taman Sriwedari Solo pada tahun 1935-1936, khususnya saat malam keramaian di bulan Ramadan.

Kala itu, ada seseorang yang membantu pedagang martabak tersebut untuk mempromosikan dagangannya dengan istilah “martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal”. Kemudian, kata-kata itu diikuti oleh para pelanggannya.

Sementara, versi lainnya menyebutkan istilah halal bihalal pertama kali digaungkan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1948. KH Wahab memperkenalkan istilah tersebut kepada Bapak Presiden Sukarno sebagai bentuk cara silaturahmi antar-pemimpin politik yang ketika itu masih memiliki konflik.

Mendengar saran KH Wahab, tepatnya di Hari Raya Idul Fitri tahun 1948, Bapak Sukarno mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri acara silaturahmi yang diberi nama ‘Halalbihalal’. Para tokoh politik tersebut pun duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan dan saling menghalalkan, sekaligus menyusun kekuatan dan persatuan bangsa untuk masa depan.

Makna halal bihalal

Sejarah Halal bihalal
Ilustrasi halal bihalal/shutterstock

Halal bihalal nggak bisa diartikan secara harfiah dan satu persatu antara halal, bi, dan halal. Jadi, istilah ‘halal’ berasal dari kata ‘halla’ dalam bahasa Arab yang mengandung tiga makna, al-habi (benang kusut terurai kembali), halla al-maa (air keruh diendapkan), dan halla as-syai (halal sesuatu).

Nah, kesimpulan dari ketiga makna tersebut adalah kekusutan, kekeruhan, atau kesalahan yang selama ini dilakukan bisa dihalalkan kembali. Artinya, semua kesalahan melebur, hilang, dan kembali sedia kala.

Sampai sekarang, tradisi halal bihalal di Indonesia masih terus dilakukan, khususnya saat Hari Raya Idul Fitri.

Itu dia sejarah tradisi halal bihalal di Indonesia. By the way, kamu punya momen menarik nggak saat halal bihalal, gengs?

TIRA
WRITTEN BY

TIRA

Fashion and sport enthusiast!