Mengenal Fenomena Cancel Culture hingga Tips Mencegah Dampak Buruknya Bagi Kesehatan Mental

Cancel culture bahkan telah menjadi bagian dari dinamika industri hiburan.

232
0
Cancel Culture

Istilah cancel culture pernah meramaikan jagat media sosial. Cancel culture bahkan telah menjadi bagian dari dinamika industri hiburan, artis, dan public figure di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Lalu, apa itu sebenarnya cancel culture?

Menurut New York Post, cancel culture adalah fenomena “membatalkan” orang, merek, atau acara dan film yang dianggap sebagian orang sebagai komentar atau ideologi yang menyinggung atau bermasalah.

Tindakan pemboikotan massal ini juga biasanya diikuti dengan pemberhentian dukungan kepada orang tersebut.

Di samping itu, melansir The Private Therapy Clinic, fenomena ini merupakan evolusi dari istilah boikot yang sudah dikenal masyarakat sejak lama. Cancel culture diketahui muncul pertama kali pada tahun 2017 lalu ketika kasus pelecehan seksual Harvey Weinstein terungkap.

Professor Sosiologi dan Kriminologi di Universitas Villanova, Dr. Jill McCorkel mengatakan, budaya membatalkan ini telah hadir sepanjang sejarah manusia. Seperti halnya menghukum orang yang berperilaku di luar norma sosial, dan cancel culture ini cuma variasi lainnya.

Media sosial menjadi tempat di mana fenomena ini berkembang semakin pesat. Bahkan, warga Korea pun mengadopsi budaya cancel culture, terutama kepada idola K-pop dan artis drama Korea yang melakukan perbuatan kurang menyenangkan.

Jadi, cancel culture itu semacam boikot untuk artis atau karya-karya yang enggak diperbolehkan lagi untuk beredar di publik.

Banyak juga artis yang menjadi korban dari fenomena cancel culture ini, lho gengs! Siapa saja mereka? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini, gengs!

1. J.K Rowling

J.K Rowling
J.K Rowling: vogue.com

Pada Juni 2020, penulis buku Harry Potter, J.K Rowling menjadi korban cancel culture saat dirinya menyuarakan prinsipnya soal transfobia. Hal tersebut membuatnya dikritik keras oleh penggemarnya sendiri.

2. Gofar Hilman

Gofar Hilman dikenal sebagai host atau pembawa acara sekaligus YouTuber. Gofar pernah mengalami penolakan karena dugaan pelecehan seksual. Sejumlah wanita mengaku Gofar melakukan dugaan pelecehan seksual di masa lalu.

Dugaan pelecehan yang ditujukan kepada Gofar akhirnya menggema di media sosial dan menimbulkan kekecewaan publik. Bahkan, hal tersebut membuat Gofar sempat memutuskan untuk berhenti membuat konten di YouTube-nya.

3. Seo Yea-ji

Seo Ye Ji
Seo Ye Ji: kpopchart.net

Aktris Seo Ye Ji juga pernah kena cancel culture pada pertengahan tahun 2021. Padahal, ia sempat dipuji karena aktingnya di drama It’s Okay to Not Be Okay.

Dispatch mengeluarkan laporan yang menampilkan pesan teks antara Seo Yea-ji dan aktor Kim Jung-hyun ketika mereka berpacaran. Laporan itu menuding kalau Seo Yea-ji meminta Kim Jung-hyun memodifikasi naskah drama Time yang juga dibintangi Seohyun SNSD.

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menghapus kontak fisik antara Kim Jung-hyun dan pemeran utama perempuan. Pada Februari 2022, Seo Yea-ji pun akhirnya mengungkapkan permintaan maaf dan comeback lewat drama Eve.

4. Johnny Depp

Johnny Depp
Johnny Depp: Entertainment Weekly

Aktor kawakan Johnny Depp juga enggak lolos dari kemarahan publik setelah dugaan kasus penganiayaan terhadap Amber Heard. Dirinya dituduh telah menyiksa Amber saat mereka tinggal bersama.

Dugaan kasus penganiayaan tersebut akhirnya menjadi panjang dan membuat penggemar waralaba Harry Porter protes dan menilai Johnny Depp enggak pantas main di film Fantastic Beast.

Enggak lama setelah itu, Johnny Depp akhirnya resmi cabut dari perannya sebagai Gellert Grindelwald di film Fantastic Beasts 3. By the way, peran itu sebetulnya telah diperankan oleh Johnny sejak Fantastic Beasts pertama, yaitu Fantastic Beasts and Where to Find Them (2016) dan Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald (2018).

5. Listy Chan

Kasus cancel culture juga menimpa atlet E-sports profesional Listy Chan. Kontraknya dengan tim EVOS Esports divisi Mobile Legends Ladies harus berakhir akibat obrolan masalah percintaannya ramai di media sosial.

Dampak buruk cancel culture bagi kesehatan mental

Dampak bagi korban

Fenomena cancel culture ini ternyata bisa membawa dampak yang kurang baik untuk kesehatan mental. Dimulai dari orang-orang yang menjadi korban, bisa membuat mereka merasa terkucilkan, terisolasi, bahkan kesepian.

Hal-hal tersebut enggak menutup kemungkinan akan membuat korban berisiko mengalami gangguan kecemasan dan depresi.

Dampak bagi pelaku

Eitsss, jangan senang dulu untuk kalian para pelaku cancel culture. Karena, fenomena ini juga membawa dampak kepada para pelaku yang melakukannya. Bisa saja mereka enggak berhasil membuat korbannya sadar akan kesalahannya. Cancel culture malah akan membuat korban merasa lebih tertantang untuk mempertahankan reputasi dan egonya.

Kalau benar, hal itu akan membuat pelaku cancel culture merasakan berbagai emosi negatif, seperti marah, kesal, dan frustrasi. Cancel culture juga dapat menurunkan tingkat empati pelakunya. Ketika melakukan aksi cancel culture, pelaku bakal menolak untuk mendengarkan atau memahami posisi korbannya.

Dampak bagi pengamat

Dampak cancel culture juga bisa terjadi pada pengamat atau orang yang sekadar menyaksikan fenomena ini saja. Terlalu sering melihat kejadian cancel culture bisa mengakibatkan seseorang dihantui ketakutan dan kekhawatiran kalau dirinya bisa saja ditinggalkan orang lain.

Sementara, mereka yang mengamati fenomena ini juga bisa merasa cemas, bahwa orang lain bakal menemukan suatu hal dalam dirinya yang bisa digunakan untuk melawannya di waktu yang akan datang.

Tips mencegahnya

Fenomena cancel culture ini enggak akan membahayakan kesehatan mental kita selama bisa mengontrol perilaku dan sikap dari diri kita sendiri. Di bawah ini ada beberapa tips mencegah fenomena cancel culture yang bisa kamu lakukan.

  • Biasakan untuk berpikir dua kali sebelum mengunggah konten di media sosial. Kamu harus ingat, jejak digital enggak akan hilang, gengs!
  • Jangan mengunggah sesuatu di media sosial saat kamu sedang emosi.
  • Boleh mengkritik orang lain, tetapi tetap pada batasan yang wajar.
  • Coba lakukan detoks media sosial secara berkala, terutama kalau kamu sedang merasa cemas atau kewalahan.
  • Curhat kepada orang-orang yang kamu percaya, seperti keluarga atau sahabat, jika kamu menjadi korban cancel culture.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bukan cuma artis saja, fenomena cancel culture ini sebenarnya bisa saja menyerang orang lain. Maka dari itu, kalau kamu merasa kena cancel culture, baik sebagai korban atau pelaku, sebaiknya jangan ragu untuk menceritakan keluhanmu ke psikolog, ya gengs!

TIRA
WRITTEN BY

TIRA

Fashion and sport enthusiast!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *