Psikolog Ungkap Kiat Atasi Travel Anxiety karena Kelamaan Nggak Liburan

179
0

Waktu liburan sebelum pandemi merupakan momen yang membuat kita bersemangat dan gembira. Namun, kondisi dunia yang tidak baik-baik saja selama dua tahun terakhir telah mengubah definisi kebahagiaan menjelang liburan menjadi travel anxiety. Apa itu?

 Kondisi travel anxiety adalah perasaan tidak nyaman, gelisah, dan khawatir berlebihan menjelang hari keberangkatan. Ganggguan ini belum secara resmi diakui sebagai kondisi medis, tetapi perasaan cemas tentang perjalanan sebelum dan selama perjalanan sangat umum, terutama pada era pandemi.

Kabar baiknya, travel anxiety bukan kondisi yang harus kamu khawatirkan karena bisa diatasi.

Pemicu travel anxiety bisa sangat spesifik, misal takut pada keramaian di bandara, tersesat di kota baru, dan penipuan. Sebenarnya, tidak beda dengan jenis kecemasan lainnya.

“Perjalanan atau liburan salah satu kegiatan yang bisa memicu kecemasan, tetapi kecemasan perjalanan atau travel anxiety bukanlah jenis kecemasan yang terpisah, ini adalah kecemasan seperti kasus anxiety lainnya,” jelas psikolog Jaime Kurtz, Ph.D., penulis The Happy Traveler: Unpacking The Secrets of Better Vacations.

Kecemasan dan resah sebelum berpergian jauh, kata Kurtz, bukanlah kondisi yang membutuhkan penanganan khusus dan berkelanjutan. Pasalnya, kebanyakan kasus level kecemasannya bukan pada tingkatan yang bisa mengakibatkan depresi.

Masalah muncul ketika tingkat kecemasan kamu menjadi terlalu tinggi. Kondisi bisa semakin parah kalau kamu denial dan tidak mencari bantuan.

Pemicu travel anxiety biasanya karena fobia yang memang sudah kamu miliki sebelumnya,

takut terbang, takut keramaian, takut kecelakaan, takut interaksi sosial, takut senjata, takut penyakit, dan, mungkin yang terbesar dari semuanya, takut dengan hal-hal di luar kebiasaan karena berada di luar zona nyaman.

Bagaimana cara mengatasinya?

Rencanakan Perjalanan dengan Jelas

“Kamu tidak akan menjadi orang yang berbeda saat bepergian, jadi penting untuk mengetahui kondisi atau batasan. Lalu, kamu mulai merencanakannya,” jelas Dr. Kurtz.

Dia menyarankan agar kamu mengaturnya sesuai kenyamanan diri sendiri. Jadi, apabila kamu takut keramaian, saat liburan dengan grup atau tur, mintalah kamar hotel sendiri, siapkan biaya tambahan.

Beberkan Fakta

“Ketika pasien saya datang kepada sdengan kecemasan, saya selalu bertanya kepada mereka: ‘Apa yang harus saya ketahui?'” kata Dr Belinda Seiger, PhD, LCSW, Director of the Anxiety and OCD Treatment Center of Princeton.

“Jika mereka sangat gugup terkena Covid saat bepergian, misalnya, saya akan bertanya kepada mereka: ‘Berapa umurmu? Apa status vaksinasimu ? Apakah kamu sudah memilikinya?,” imbuhnya.

Kemudian, dia akan memberi penjelasan berdasarkan sains mengenai vaksinasi dan potensi terpapar virus yang berasal dari Wuhan, China, tersebut.

“Memiliki beberapa kecemasan selama masih pada level ringan, itu sangat membantu. Kita jadi lebih berhati-hati saat perjalanan,” sebutnya.

Dia mengingatkan apabila kecemasan tersebut sudah memengaruhi kesehatan fisik, maksudnya terjadi psikosomatis, kamu harus segera berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.

Relaksasi

Mencoba tenang saat merasa cemas memang tidak semudah mengatakannya, tetapi kamu harus berupaya menghadirkan pikiran yang tenang.

Latihan pernapasan, menurut Kurtz, langkah paling efektif sebagai pertolongan pertama untuk menenangkan diri.

Konsentrasikan pikiran pada hal-hal bahagia dan membuat kamu tersenyum. Cara ini secara perlahan dapat mengubah pikiran negative menjadi positif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *