Warisan Gaya Busana Klasik Ratu Elizabeth II yang Menyimpan Banyak Pesan

Ratu Elizabeth II kerap menyampaikan makna implisit lewat gaya busananya, termasuk ketika mengenakan tas Launer serta sepatu loafer favoritnya.

195
0
Ratu Elizabeth II dengan tas Launer

Ragam gaya topi, bros diplomatis bermakna dalam, pakaian berwarna terang dan mencolok, serta sepatu klasik sepanjang masa menjadi benteng gaya busana Ratu Elizabeth II yang baru saja meninggal dunia pada usia 96 tahun hari Kamis, 8 September, waktu setempat.

Ketika peran monarki bergeser selama 70 tahun pemerintahannya, dan seluruh pemahaman tentang keberadaannya terus dipertanyakan oleh rakyatnya sendiri serta dunia, Ratu Elizabeth II tetap menjadi sosok Inggris yang klasik, wanita paling populer sejagat raya. Bahkan, ia tidak memiliki paspor. Sebab, siapa yang akan melarang seorang Ratu Britania Raya untuk memasuki negara mereka?

Ratu Elizabeth II telah memperlihatkan dedikasi, loyalitas, dan kerja keras kepada mahkota dan negaranya. Selain itu, dia juga telah meninggalkan banyak kenangan di ranah mode. Tak peduli siklus tren bergerak semakin cepat, tetapi Yang Mulia selalu menjadi sosok ikonik.

Pendekatan busana Yang Mulia menyampaikan kepercayaan diri yang tenang dan konsep meyakinkan tanpa mengorbankan gaya pribadi demi mengikuti tren.

Tentu saja, mendiang mungkin tidak memiliki daya pikat glamor bintang Hollywood atau kemampuan subversif dalam mengubah gagasan publik tentang tren busana, tetapi warisan Ratu Elizabeth II akan menjadi perjalanan mode yang membuktikan pelajaran dalam integritas identitas yang tak tergoyahkan.

Warisan fashion Ratu Elizabeth II berawal dari pasca perang dunia saat beliau baru tumbuh dewasa dan (saat itu) acap kali menjadi cemoohan rakyat Inggris karena dianggap terlalu konservatif.

  • Gaun Pengantin Ratu Elizabeth II
Queen Elizabeth wedding dress
Gaun Pernikahan Ratu Elizabeth II (Sumber foto: Wikipedia, www.flickr.com/photos/waltergueroult)

Menikah di Westminster Abbey pada November 1947, gaun pengantinnya dirancang menggunakan satin duchess yang dibeli dengan kupon jatah.

Tentu saja, tetap ada seorang fashion designer terpandang di balik gaun pengantinnya. Norman Hartnell-lah yang merancang gaun setinggi 13 kaki tersebut.

Namun, kenyataan bahwa beliau membeli kain dengan kupon memberikan pesan bahwa Elizabeth II sama saja dengan kaum perempuan Inggris kebanyakan. Maklum, saat itu Britania Raya baru mengalami pergerakan pemulihan ekonomi akibat perang.

  • Selalu Ada Pesan Penting Dibalik Pilihan Busana

Sepanjang masa pemerintahannya, pilihan mode yang melekat pada tubuh Sang Ratu harus lebih diplomatis dan signifikan memberikan pesan.

Tiba di Irlandia pada tahun 2011 sebagai penguasa Inggris pertama yang melakukannya dalam 100 tahun, Ratu mengenakan warna hijau yang sangat spesifik. Tidak terlalu zamrud, tidak terlalu berani. Ini merupakan pilihan hati-hati yang tidak memberi kesan bahwa Yang Mulia akan merebut kembali Irlandia, tetapi malah membuktikan penghormatan sensitif pada momen penting.

Keputusan busana lainnya memiliki keterikatan yang lebih sentimental, seperti pilihan brosnya untuk pernikahan Duke dan Duchess of Cambridge di tahun yang sama.

Ratu Elizabeth II Kenakan Bros True Lover's Knot
Ratu Elizabeth II Kenakan Bros True Lover’s Knot di pernikahan Pangeran William

Kala itu, Sang Ratu memilih permata warisannya, The True Lover’s Knot, yang terbesar dari keseluruhan koleksinya yang mewah. Desainnya yang manis seperti sebuah pita adalah lambang dari arti penting hari pernikahan Pangeran William sebagai garis suksesi Kerajaan Inggris, dan kebanggaan hidupnya sebagai sang nenek.

  • Model Sepatu yang Sama Selama 50 Tahun

Selama lebih kurang 50 tahun, sepasang sepatu loafer material kulit dengan model klasik telah menjadi alas kaki kesayangan Ratu Elizabeth II.

Ratu Elizabeth II
Ratu Elizabeth II dan sepatu ikonisnya

Sewaktu masih muda, Ratu Elizabeth II terlihat mengenakan sepatu gaya loafer berwarna coklat yang sama pada tahun 60-an. Kemudian, beberapa tahun setelahnya, saat mengunjungi Jamaika, beliau kembali memakai loafer tetapi dengan aksen rantai berwarna putih.

Zaman dan tren mode terus mengalami perubahan, tetapi Ratu Elizabeth II tetap memilih loafer.

Kabarnya, sepatu tersebut diproduksi khusus untuk Ratu Elizabeth II oleh perancang sepatu terbaik di London, Anello & Davide, menggunakan kulit sapi terbaik.

Ratu Elizabeth II juga memiliki beberapa sepatu loafers hitam koleksi Gucci yang dibanderol seharga Rp10 juta-an. Kabarnya, dia telah memilih Gucci jauh sebelum jenama asal Italia tersebut terkenal seperti sekarang.

  • 70 Tahun Setia dengan Tas Launer

Salah satu koleksi aksesori Ratu Elizabeth II yang mencuri perhatian adalah tas tangan yang melekat pada dirinya semenjak tahun 1950. Ratu Elizabeth II mengenal tas Launer dari sang ibunda yang pertama kali membelinya pada tahun 50-an.

Ratu Elizabeth II dengan tas Launer
Ratu Elizabeth II dengan tas Launer

Tas tangan berbentuk kotak keluaran jenama Launer tersebut menjadi pilihan Sang Ratu yang telah memimpin selama hampir 7 dekade. Tetapi tentu saja, tas untuk Penguasa Monarki terlama tersebut telah mengalami modifikasi untuk memberikan kenyamanan.

Tas Launer Traviata Hitam
Tas Launer Traviata Hitam (Sumber foto: Launer.com)

Nenek Pangeran William dan Harry tersebut memiliki lebih dari 200 tas Launer, tetapi hanya tiga yang menjadi kesayangannya: Koleksi Royale dengan bahan kulit warna hitam, Traviata hitam, dan satu koleksi tas yang khusus dirancang untuk Ratu Elizabeth II.

Itulah gengs, beberapa pendekatan busana Ratu Elizabeth II selama masa hidupnya, yang selain menampilkan gaya pribadi elegan, ternyata turut menyampaikan pesan penuh makna. Menurutmu, mana gaya busana Sang Ratu yang paling ikonis?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *