Asal Usul Roti Buaya, Simbol Kesetiaan dan Tradisi Pernikahan Warga Betawi

420
0

Roti buaya sangat identik dengan tradisi upacara pernikahan adat Betawi. Bahkan, dalam tradisi tersebut rasanya tak afdol bagi seorang pria untuk membawa seserahan berupa roti buaya saat akad nikah.

Biasanya roti yang dibawa oleh mempelai pengantin laki-laki ini mempunyai panjang sekitar 50 sentimeter. Selain roti buaya, mempelai pengantin pria juga memberikan uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, selop, alat kecantikan, serta beberapa peralatan rumah tangga lainnya.

Mengutip dari Orami, selama ini buaya memiliki konotasi yang tidak baik. Buaya sering merujuk pada sebutan “buaya darat”, yang mana melambangkan simbol ketidaksetiaan. Namun, roti dengan bentuk buaya diwajibkan untuk dibawa dalam pernikahan masyarakat Betawi.

Sebab, ternyata roti dengan bentuk buaya punya sejarah dan makna tersendiri bagi masyarakat Betawi. Lantas seperti apa asal usul dan makna tersebut?

Melansir suarajakarta.id, menurut budayawan Betawi yang dikutip dari pariwisataindonesia.id, wujud buaya dipilih berdasarkan geografis Jakarta yang dahulu banyak dikelilingi oleh sungai, yang membuat masyarakat sering berjumpa dengan buaya.

Jakarta memiliki 13 sungai yang tersebar di sepanjang ibu kota. Dengan banyaknya buaya yang muncul di sungai-sungai tersebut membuat masyarakat Betawi cukup intens berinteraksi dengan buaya.

Selain itu, tradisi roti buaya diterapkan karena perilakunya yang diketahui hanya kawin sekali sepanjang hidupnya. Dari sikap positif tersebut telah menjadi keyakinan masyarakat Betawi secara turun temurun, seperti dikutip dari Okezone.

Bahkan, terdapat juga mitos buaya-buaya tersebut dianggap sebagai pelindung suci daerah yang dulunya rawa. Buaya-buaya itu juga dianggap sebagai penunggu sebuah entuk atau sumber mata air oleh masyarakat Betawi.

Selain itu, munculnya roti buaya dalam pernikahan adat Betawi dipengaruhi oleh bangsa Eropa yang datang ke Indonesia. Di Eropa, orang-orang menunjukkan cintanya dengan memberi bunga. Dengan begitu, masyarakat Betawi menganggap perlu ada simbol lain untuk menyatakan cinta yaitu memilih roti berbentuk buaya.

Dahulu masyarakat Betawi membuat bentuk buaya dari anyaman daun kelapa. Hingga akhirnya kini dibuat menjadi roti. Hal itu karena pabrik roti mulai eksis di Nusantara sekitar akhir abad ke-17 dan 18, seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Masyarakat Betawi juga percaya, bahwa semakin besar ukuran buaya, maka maknanya pun semakin baik. Ukuran roti buaya juga memengaruhi masa depan rumah tangga sang pengantin.

Tak hanya itu, ada juga yang percaya, bahwa seseorang yang belum menikah lalu memakan roti buaya, maka akan cepat bertemu jodoh dan segera menikah, seperti dikutip dari Orami.

Meski begitu, saat ini banyak warga Betawi yang merayakan pernikahan secara modern. Namun, mereka masih memakai roti buaya sebagai simbol kesetiaan lantaran roti buaya yang sudah membudaya bagi masyarakat Betawi. Hal ini diungkapkan oleh salah satu tokoh Betawi di Tanahtinggi, Jakarta Pusat, Bernama Haji Ilyas, seperti dikutip dari Kompas.com.

“Adat kite ntu kaga ilang. Masih banyak nyang pake. kite ambil contoh di kawasan Condet, Palmerah sampe ke Bekasi, malahan sampe Tangerang,” ucap Haji Ilyas.

Roti buaya tidak hanya menjadi tradisi pernikahan warga Betawi saja, tapi juga menjadi tradisi palang pintu, yang mana merupakan sebuah simbol budaya sakral pernikahan adat Betawi.

Meski demikian, roti buaya saat ini tidak mudah dijumpai di toko-toko roti. Maka dari itu, bagi pasangan yang akan melaksanakan pernikahan harus memesannya dulu ke tukang roti. Sementara, untuk harganya juga bervariasi tergantung ukuran, yakni mulai Rp 50.000 hingga ratusan ribu rupiah.

Nah, untuk warga yang ingin membuat roti buaya sendiri caranya juga tidak terlalu sulit. Karena, bahan dasarnya sangat sederhana, yakni terigu, gula pasir, margarin, garam, ragi, susu bubuk, telur, dan bahan pewarna. Seluruh bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga rata dan halus, kemudian dibentuk menyerupai buaya. Setelah itu panggang hingga matang.

Meski berupa makanan, roti buaya ternyata punya makna dan fakta menarik, serta mitos bagi warga Betawi.

Hmm, adakah di antara kalian yang pernah mencicipi roti buaya?

TIRA
WRITTEN BY

TIRA

Fashion and sport enthusiast!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *