Delima Silalahi Terima Penghargaan Internasional Karena Lindungi Hutan Adat

Bravo, girl!

119
Delima Silalahi

Delima Silalahi baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari Goldman Environmental Foundation berkat jasanya melindungi hutan adat yang ada di wilayah Sumatra Utara. Penghargaan pertama di dunia ini diberikan untuk aktivitas lingkungan akar rumput.

Perempuan yang juga menjadi Direktur Eksekutif Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), sebuah organisasi nonpemerintah yang mengabdikan diri untuk perlindungan hutan adat di Sumatra Utara.

Foto Delima Silalahi/ksppm.org

Delima menerima penghargaan untuk kategori wilayah dan negara kepulauan. Pada tahun 2022 lalu, ia melakukan kampanye komunitas masyarakat adat di Tanah Batak agar pemerintah menetapkan hak atas 7.213 hektare hutan adat.

“Saya sangat gembira walaupun saya sadar ini bukanlah perjuangan saya sendiri. Ini kemenangan buat gerakan masyarakat adat di Indonesia. Perjuangan hak atas tanah adat, hak atas identitas kita itu tidak turun dari langit. Itu diperjuangkan. Negara tidak sedang melanggar hukum. Ada konstiusi yang menjamin perjuangan kita,” ucap Delima Silalahi dikutip dari goodnewsfromindonesia.id, Jumat (28/4).

Delima Silalahi merupakan perempuan yang lahir di Siborongborong, Tapanuli, Sumatra Utara. Sejak usia dini, beliau sudah mengenal lembaga yang peduli dengan aktivitas lingkungan. Rumahnya dekat dengan KSPPM dan ini membuat Delima melihat bagaimana para aktivis lingkungan mendampingi masyarakat Sumatra Utara.

Perempuan asli berdarah Batak ini tak semerta-merta menduduki posisi yang enak di KSPPM. Usai lulus kuliah di tahun 1999, Delima bekerja sebagai staf administrasi di KSPPM. Tugasnya hanyalah mengumpulkan laporan-laporan pendamping dari lapangan.

Dari sini, ia mulai mempelajari apa yang bisa dilakukan KSPPM di desa-desa. Sebagai salah seorang pendamping, beliau mengatakan bahwa KSPPM akan tinggal bersama masyarakat desa. Mereka akan berbicara tentang regulasi yang ada terkait dengan hutan adat, riset, melatih masyarakat, dan lain sebagainya.

“Di KSPPM prinsip belajar dari rakyat itu benar-benar nyata,” ucap Delima Silalahi dari sumber yang sama.

Baca juga: “Cerita Anak SMK di Semarang Temukan Bug yang Sangat Berbahaya di Google

Bersama dengan AMAN Tano Batak, masih ada 33 komunitas adat yang sedang mengajukan permintaan hutan adat di sekitar Danau Toba seluas 30.000 hektare. Dari 33 komunitas yang mengajukan hutan adat, 18 di antaranya sudah diverifikasi oleh KLHK.

Selamat untuk Delima Silalahi!

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.