Kisah Penyelamatan dan Cara Membantu Korban Gempa Turki

Gempa ini mengundang banyak pihak langsung tergerak untuk membantu penyelamatan.

216
0
Gempa Turki

Gempa Turki berkekuatan magnitudo 7,8 dan gempa susulan 7,5 yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023, mengagetkan dunia. Sampai dengan hari ini, lebih dari 3.000 orang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan menyebabkan negara Turki kini menetapkan 6 hari berduka nasional.

Deretan kisah penyelamatan yang menyentuh hati pun datang silih berganti seraya memberikan semangat kepada petugas yang sedang berjuang menolong korban di sana.

“Perlahan, perlahan” teriak tim penyelamat yang sedang mengangkat seorang pria dari bawah lempengan beton yang runtuh pada Senin (6/2) di salah satu provinsi Turki yang menjadi pusat gempa dahsyat itu.

Usai keluar dari reruntuhan bangunan, pria yang ditolong itu dibawa berlari bersama dengan tim penyelamat untuk dibawa dan mendapatkan pertolongan pertama.

Ada juga kisah seorang anak yang terjebak di reruntuhan bangunan berlantai 7 yang ambruk rata. Anak tersebut dapat diselamatkan oleh tim dalam kondisi masih hidup. Diduga masih banyak yang terperangkap di reruntuhan, cuaca yang dingin juga menyulitkan proses penyelamatan.

Ini adalah beberapa kisah dari beberapa kisah penyelamatan yang terungkap saat kegelapan, hujan, dan dingin yang saat ini sedang terjadi di Turki.

Kabar buruk kembali datang, tak lama berselang dari gempa magnitudo 7,8, Turki kembali dihantam gempa dengan kekuatan magnitudo 7,5. Bak habis jatuh tertimpa tangga, Turki saat ini sedang berjuang melawan bencana yang tidak bisa diprediksi kapan itu datang.

Sebagai sesama manusia, kita bisa berdoa semoga para tim penyelamat selalu sehat dalam menolong para korban gempa Turki. Semoga Turki cepat pulih dan bisa kembali normal dalam waktu dekat.

Kenapa Gempa Turki Sangat Mematikan?

Usai gempa bermagnitudo 7,8 melanda, Turki kembali diguncang gempa tak lama berselang dengan magnitudo 7,5 yang menambah sulit situasi di negara tersebut. Tak lama berselang, gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil terus melanda Turki sepanjang hari.

Gempa yang terjadi pada hari Senin (6/2) ini juga menjadi gempa terkuat yang melanda Turki sejak 1939 dan menghantam wilayah penduduk.

Mengutip AFP, alasan lain mengapa gempa ini sangat mematikan adalah karena terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat, yang menandakan orang-orang sedang tidur dan terperangkap ketika rumah mereka runtuh. Hal ini diutarakan oleh seorang peneliti kehormatan di British Geological Survey, Roger Musson.

Konstruksi bangunan di Turki juga tidak benar-benar kuat untuk sebuah negara yang rawan gempa besar. Turki merupakan negara yang terletak di salah satu zona gempa paling aktif di dunia.

Sebuah gempa besar pernah terjadi di garis patahan Anatolia Utara di wilayah Turki utara Duzce dan menewaskan lebih dari 17.000 orang pada tahun 1999. Tapi, gempa yang terjadi pada Senin (7/2) terjadi di sisi lain dan masih di sepanjang Anatolia Timur.

“Sesar Anatolia Timur tidak memiliki gempa berkekuatan 7 selama lebih dari dua abad, yang bisa berarti orang mengabaikan betapa berbahanya itu,” kata Roger Musson lebih jauh.

Pusat gempa yang terjadi pada hari Senin di Turki juga masuk kategori dangkal sekitar 17,9 kilometer (11 mil) di dekat Kota Gaziantep, Turki, yang merupakan rumah bagi sekitar dua juta orang.

Bantuan untuk Gempa Turki

Sebanyak kurang lebih 14 negara dan organisasi dunia sudah menawarkan bantuan dan upaya penyelamatan korban gempa Turki yang berkekuatan magnitudo 7,8. Ke-14 negara ini sudah siap jika suatu waktu dibutuhkan untuk menolong para korban gempa di sana.

Negara dan organisasi apa saja itu?

  • Uni Eropa (Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Prancis, Yunani, Belanda, Polandia, dan Rumania)
  • Jerman
  • Yunani
  • India
  • Iran
  • Israel
  • Polandia
  • Qatar
  • Spanyol
  • Rusia
  • Ukraina
  • WHO
  • Amerika Serikat
  • China

Untuk kamu yang mau berpartisipasi membantu para korban gempa di Turki, kamu juga bisa langsung mengunjungi beberapa situs donasi dan penggalangan dana online, seperti:

Rio
WRITTEN BY

Rio

Menulis seakan sudah menjadi kebiasaan untuk saya sejak kuliah. Skill ini terus berkembang sampai saat ini. Dimulai dari Liputan6.com sampai sekarang pekerjaan yang saya geluti seputar menulis artikel. Dan saat ini, Oppal Media adalah tempat saya untuk kembali belajar dan membuktikan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *